P.23-Karma

9K 694 109
                                    

"Kamu pasti ketemu aku karena mau bahas soal itu,"

"Jadi kamu yang-"

Ucapan Freya terpotong dan langkahnya terhenti saat Azizi langsung memundurkan langkahnya. "Itu semua ulah senior Flora, aku yang nyelametin dia." Tegas Azizi lantang. Jika terlambat bicara, sudah dapat ia pastikan Freya akan mencekiknya dengan sangat kuat.

Sejenak, amarah Freya mulai mereda kala mengetahui bukan Azizi yang melakukannya, namun emosinya kembali melunjak saat mengetahui bahwa senior Flora yang melecehkan sang adik.

"Jelaskan kronologinya." Titah Freya datar, ia mendudukkan diri di bangku taman, diikuti dengan Azizi yang duduk di sebelahnya. "Perpustakaan sekolah, jam dua siang. Di sana aku cuma mau ngembaliin buku pinjaman, aku ga sengaja dengar desahan dan suara teriakan yang kepotong, alhasil aku cari suaranya sampai dapet dan ternyata itu Flora yang lagi dilecehin," jelas Azizi secara detail.

"Siapa?"

Azizi terdiam sejenak, mendengar nada bicara Freya yang sudah lain membuatnya berpikir dua kali untuk membuka suara. Namun kala Freya memutar wajahnya dan menatap matanya, Azizi gemetar dengan sendiri, tanpa sadar mulutnya terbuka, "Lulu Shafabilla, kelas dua belas IPS 2." Balasnya secepat mungkin. "Makasih," Freya langsung berdiri dan meninggalkan Azizi sendirian di taman.

"Freya,"

Sejenak Freya menghentikan langkahnya namun enggan untuk menatap ke belakang di mana Azizi sedang memanggilnya.

"aku tau kamu marah, tapi ... ada baiknya kamu pertahankan kesadaran kamu waktu ngebales dia." Sambung Azizi. Freya mengangguk, "Aku paham. Pulanglah, urusan kita selesai." Tukas Freya.

Freya menatap ke atas langit kemudian mengucap,"Teleport!"

Langsung saja tubuh Freya menghilang beserta cahaya keemasan di sinar tabung teleportasinya. Setelah perginya Freya, Azizi langsung bersandar kemudian mengusap wajahnya kasar sambil menghela napas. "Manusia itu, benar-benar gabisa dilawan." Ringis Azizi.

Azizi tersentak saat mendengar suara ponselnya berdering, adanya panggilan masuk dari sana mengalihkan perhatian dari Azizi. Ia bergegas merogoh saku celananya dan mengambil handphone tersebut, mengetahui sang penelpon ia lantas segera mengangkat teleponnya.

"Halo? Kenapa Del?"

"AZEZEEE KAMU DIMANA, WOI AKU SENDIRIAN DI RUMAH .. JANGAN TINGGALIN AKUUU!!!

"Aighhhhkkk, sialan!" Azizi langsung menjauhkan telinganya dari ponsel kemudian menggosok telinganya, "Budeg lama lama aku nya." Pekik Azizi sebal. "Cepetan pulang ih, kamu bikin aku panik aja .. lagian keluar ga bilang bilang, kamu kemana sih?!"

"Sabar Del, aku ada urusan sebentar tadi, ini aku mau pulang." Azizi merespon dengan nada lembut sambil berjalan.

Dug dug dug dug

Suara langkah Freya terdengar menggema di lantai atas, gadis itu berlari memasuki kamar Flora saat mulai mendengar suara tangisan. Kala Freya membuka pintu kamar sang adik, ia mendapati Flora yang tengah menangis menyembunyikan wajahnya di lutut.

Freya langsung sesegera mungkin menghampiri Flora dan memeluknya, "Hei, hei, kenapa? Ada apa? Jangan sedih, aku di sini, ada apa?" Tampak sekali bahwa Freya tengah mengalami kepanikan.

Flora berdiam di dekapan Freya sambil terus menangis, ini jam dua malam dan Flora tiba-tiba saja terbangun dengan kondisi menangis. Tentunya Freya langsung sigap menghampirinya, takut sesuatu yang buruk terjadi pada Flora.

Freya mengusap usap rambut Flora dan menepuk punggung Flora perlahan terus menerus hingga Flora mulai tenang, dan berhenti menangis.

Mengetahui Flora yang sudah berhenti menangis, Freya melepas dekapannya kemudian menangkup kedua pipi Flora.

H E V T A ' R A N G E R Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang