chapter: 02

52 4 0
                                    

"Iya appa, tapi udah malam begini emangnya bisa langsung di urus.?" Tanya Jennie masih berharap pernikahannyq akan di batalkan.

"Kamu nggak perlu khawatir Jennie, semuanya biar aku saja yang urus. Uang yang berbicara nggak akan ada masalah" ucap Lisa sombong

"Hmm...sombong.!! Kata Jennie sambil memajukan bibirnya.

"Ini orang emang sombongnya nggak ketulungan. Sok kaya, nyebelin, ngeselin, pokoknya semuanya ada dalam dirinya. Awas aja kalo aku udah jadi istrinya, Bakal aku hambur-hamburin uangnya Sampai tak tersisa.hahha''batin Jennie tertawa terbahak-bahak.

"Aku nggak sombong, tapi memang fakta" sahut Lisa sambil tersenyum miring mengangkat dagunya.

Sebenarnya Lisa itu tampan, hanya saja orangnya sangat nyebelin. Jika di lihat lihat, ia merupakan tipe idaman semua wanita.

Ganteng iya, kaya iya, nyebelin iya. Eh maksudnya itu kekurangannya," batin Jennie.

"Ngomong-ngomong, ini udah malam loh yah. Tapi loh kok nggak pulang-pulang," kata Jennie ngusir secara halus.

"Ngusir nih ceritanya, lagian ini rumah juga bakal jadi rumah aku juga," jawab Lisa tak mau kalah.

"Terselah loh ajalah biar senang," balas Jennie malas.

"Ya udah, amma, appa, saya pamit pulang dulu yah. Nggak enak udah ada yang ngusir," kata Lisa melirik ke arah calon istrinya.

Appa Kim meremas kedua lututnya menahan amarah akibat sikap sang putri yang tidak ada habis-habisnya membuatnya malu di depan Lisa
Entah apa yang akan ia lakukan nanti, setelah calon menantunya pulang.

"Bagi yang merasa aja"sahut Jennie memutar bola matanya malas.

"Nggak usah di dengarin nak Lisa, Jennie emang orangnya gitu," kata amma Kim membuat Lisa tersenyum.

"Hati-hati di jalan yah, nak Lisa," ucap appa Kim sambil menepuk bahu Lisa

"Iya pa, Bu, saya pamit pulang".

Jennie mendengar suara Lisa yang semakin menjauh tanpa melihat wajahnya. Tak lama kemudian gadis itu langsung pergi ke kamarnya.

Setelah kepulangan Lisa, appa Kim dan amma Kim menyusul Jennie ke kamarnya. Di saat seperti inilah yang membuat gadis itu merinding. Karena appa Kim tidak ada habisnya memarahi Jennie. Sampai-sampai ia mengangkat tangannya dan menampar pipinya.

"Dasar anak tidak tahu sopan santun. Di ajari benar-benar tapi kayak nggak pernah di ajar. Bikin orang tua malu saja.
Pokoknya mulai besok, kamu harus bersikap sopan pada Lisa. Kalau sampai bapak dengar ataupun melihat kamu seperti tadi. Bapak anggap tidak mempunyai anak seperti kamu," appa Kim meluapkan emosinya yang sedari tadi ia tahan.

Sepertinya kali ini Jennie benar-benar melakukan kesalahan besar. Lihat saja bagaimana sikap appanya saat ini. Sedangkan ammanya hanya menasehatinya dengan perhatian membuat tangis yang sedari tadi itu di tahan semakin pecah.

"Sorry, amma, appa, aku cuma nggak mau menikah dengan dia," batin Jennie menangis kesakitan.

Semenjak kedatangan Lisa ke rumahnya. Jennie sengaja berkata kasar agar wanita spesial itu mengurungkan niatnya, walaupun rumah yang akan menjadi jaminanya. Tapi jika Jennie di beri kesempatan, ia akan belajar dengan giat, dan setelah lulus sekolah nanti, ia akan mencari pekerjaan untuk mencicil hutang keluarganya. Tapi entah apa yang membuat Lisa semakin tertarik padanya.
Apa jangan-jangan dia tahu alasan Jennie bersikap tidak sopan?
"Aaaaahhhhh tau ahhh" kesal Jennie memikirkan nasibnya hari esok.

Malam ini, Jennie benar-benar tidak bisa memejamkan matanya sama sekali, air matanya tidak henti-hentinya mengalir. Sampai waktu subuh tiba, ia baru terlelap. Dan ketika amma Kim membangunkannya, matahari sudah cerah.

"Loh, mata kamu kenapa, sayang.!!" Tanya amma Kim melihat mata putrinya membengkak.

"Ahh.!! Nggak kenapa-napa ko amma, kayaknya semalam nini di gigit semut, makanya mata Nini bengkak begini deh" jawab Jennie tersenyum beralasan.

Padahal semalam air matanya bagai hujan deras yang tak terhenti mengalir, entah perasaan apa yang ia rasakan saat ini. Terletak jelas di matanya, bahwa hanya keterpaksaan yang terlihat di wajahnya.

"Ya udah cepat bangun, sebentar lagi penata rias datang kamu cepatan mandi sana," kata amma Kim mendorongnya ke kamar mandi.

Bahkan di kamar mandi pun Jennie menghabiskan waktu hampir dua jam, amma Kim sampai khawatir dan mengendor-gedor pintu. Amma Kim hampir saja memanggil suaminya untuk mendobrak pintu jika Putrinya tidak keluar.

"Kamu nggak kenapa-napa kan sayang.!" Tanya amma Kim setelah Jennie keluar dari kamar mandi.

"Ah.!! Nggak kenapa-napa ko amma,!" Ucap Jennie sambil berjalan mendalui amma Kim menuju meja rias.

Setelah Jennie sampai di meja rias,ia mendudukkan dirinya di kursi dan menatap wajah lekat pada cermin yang ada di depannya.

"Baiklah, selamat datang di kehidupan baru. Selamat datang nyonya lalisa. Gue berharap semuanya bakal baik-baik saja," ucap Jennie dalam hati mencoba menguatkan dirinya sendiri.

Setelah semuanya selesai dari berpakaian dan merias wajahnya. Jennie keluar menuju ruang tamu, di sana sudah ada beberapa keluarga dari pihak keluarganya dan keluarga pihak calon suaminya. Mereka duduk berbaris menatap ke arah kedatangannya. Terlihat senyuman merekah di wajah calon suaminya, wajahnya berbinar seperti menyambut calon istri tercintanya. Padahal mereka bukan termasuk pasangan romantis yang saling mencintai tapi ya sudahlah. Memang seperti ini takdir mereka berdua.

Amma Kim memposisikan putrinya duduk di sebelah Lisa. Dan langsung saja para pendeta menikahkan mereka berdua.

Ketika Lisa mengucapkan kata-kata pemberkatan itu, hampir membuat Jennie berhenti bernafas, karena cita-citanya untuk menikah dengan orang yang gadis itu cintai gagal.
Namun, ini sudah menjadi keputusannya.jadi, apa pun yang terjadi nanti, ia berharap bahwa ia tidak akan pernah menyalahkan siapapun. Entah itu appanya ataupun ammanya.

"Loh, kok, mommy dan Deddy kamu belok ke sana lis,?" Tanya Jennie melihat mertuanya keluar jalur dan berbelok ke arah yang berbeda.

"Siapa yang kamu panggil Om?" Lisa berbalik bertanya dengan suara beratnya.

"Heheh.!! Sorry..!! Abisnya aku nggak tahu harus manggil apa," sahut Jennie terkekeh geli

"Memangnya aku setua itu apa huh.!! Panggil aku nama atau nggak sayang," kata Lisa meminta istri kecilnya memanggilnya dengan sebutan sayang.

"Loh pantes kalo di panggil Om, emang udah tua kok, nggak nyadar yah.!?" Sahut Jennie bergurau.

"Jennie Kim" teriak Lisa merajuk sambil menyentil dahi Jennie.

Bersambung...

WANITA CANTIK PENEBUS HUTANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang