9

6 1 0
                                    

Sementara itu Vazka, Mahen, dan Revan. Masih menunggu di halaman belakang. Karena ternyata target tidak kunjung keluar lewat jalan belakang. Dan tak lama kemudian, pintu terdengar terbuka. Ternyata itu adalah salah satu target.

Tanpa basa-basi lagi, Vazka langsung memukul punggungnya hingga membuat targetnya pingsan. Setelah itu, ia memasang borgol di tangannya.

"Gimana?" tanya Kenzie, yang baru saja menghampiri mereka di susul oleh Risky dan Zino.

"Aman" jawab Vazka.

Zino yang sedari tadi terus menatap ke arah lain seperti sedang mencari sesuatu. Siapa lagi jika bukan Mahen dan Revan yang ia cari.

"Cari siapa?" Risky langsung bertanya.

"Mereka kemana?" Bukannya menjawab, justru Zino malah bertanya balik kepada Vazka.

Vazka yang sudah mengerti siapa yang di tanyakan oleh Zino pun langsung menjawab. "Tuh" jawabannya menunjuk ke arah atas.

Zino mengikuti arah telunjuk Vazka. Tapi dirinya sedikit heran dengan arah telunjuk itu. "Woi, kalian ngapain di atas sana? Bukannya tangkap target, malah santai-santai." ucap nya, dengan sedikit berteriak, menatap ke arah Revan, Axel, dan Mahen yang sedang ada di atas pohon jambu.

"Nyantai aja kali. Lagian mereka bukan tandingan kita." jawab Mahen terdengar sangat santai.

Risky yang melihat itu, langsung ikut naik ke atas pohon jambu. Tapi tidak, dengan Zino dan Kenzie yang hanya diam di tempat.

"Ga ngerti lagi gw sama kelakuan mereka" ucap Vazka di balas tawa kecil oleh Kenzie yang ada di sebelahnya.

"Gw mau satu" pinta Zino.

Mahen menganggukkan kepalanya, lalu ia turun ke bawah dengan membawa jambu di tangannya. Berbeda dengan Revan dan Risky yang masih setia berdiam diri di atas pohon jambu.

"Padahal tinggal lempar kan bisa" ucap Zino langsung memakan jambu yang baru saja di beri oleh Mahen.

"Gw ga mau nanti kena ke kepala lo atau ga jatuh ke tanah dan lo makan. Jadi mending gw turun" balas Mahen.

"Thanks" ujar Zino yang hanya di balas anggukan kepala oleh Mahen. Mereka pun memutuskan untuk kembali ke motor masing-masing.

Sedangkan Gian masih ada di tempat. Dirinya tadi sempat membagi tugas dengan Arkana dan Jean.

"Sekarang lo ga bisa lari lagi." Gian langsung menangkap targetnya. Namun sial nya, ia sedikit lengah.

Hingga menyebabkan targetnya kembali terlepas dan melarikan diri. "Sial!! Kabur lagi." pekik Gian.

Ia tampak menyesali perbuatannya yang sangat ceroboh. Lalu akhirnya ia menghampiri Kenzie dan yang lainnya yang sudah ada di tempat tadi.

Saat sudah sampai di tempat sahabatnya. Ia merasa kecewa dengan dirinya sendiri. "Sorry. Karena gw gagal nangkap satu pelaku itu." ujar Gian dengan menundukkan kepalanya

Kenzie dan yang lainnya tersenyum tipis mendengar itu.

"Kegagalan di setiap proses itu wajar. Setidaknya lo udah melakukan yang terbaik" ucap Mahen langsung merangkul pundaknya.

Gian mendongakkan kepalanya menatap sahabatnya satu persatu yang terlihat setuju dengan apa yang di ucapkan oleh Mahen itu benar adanya.

"Besok cari lagi" Kenzie langsung membuka suara.

Kegagalan dalam setiap apa yang di lakukan, akan selalu terjadi. Tapi jangan jadikan kegagalan itu sebagai akhir dari mimpi atau keinginan yang selama ini kamu inginkan.

Jadikanlah kegagalan itu, sebagai pelajaran dalam proses hidupmu. Semuanya tidak akan semudah itu untuk di dapatkan, akan tetapi kamu harus percaya jika suatu hari nanti akan ada kebahagiaan yang berlipat ganda.

Jangan pernah jadikan kegagalan sebagai akhir dari mimpi kamu, oke? Semangat, kamu pasti bisa.

"Maaf Pak. Kita tidak berhasil menangkap satu lagi" ucap Gian ketika ia bertemu dengan pak Daniel dan asistennya.

Pak Daniel tersenyum tipis mendengar itu, sebelum ia berkata. "Tidak apa. Terimakasih telah membantu kami."

Gian menatap ke arah Pak Daniel yang tersenyum ke arahnya. Lalu tak lama Pak Daniel dan asistennya pun berpamitan kepada mereka. Karena hari sudah malam.

"Cacing gw udah demo nih" ucap Ricco. Ketika ia merasa jika perutnya kini sudah mulai kembali merasakan lapar.

Yang mendengar itu langsung menatap ke arahnya. Mereka pun merasakan hal yang sama dengannya. "Pecel lele gimana?" usul Revan.

"Gas" ucap Kenzie dan yang lainnya secara bersamaan.

***
Sampai di tempat yang mereka tuju yaitu pecel lele yang sudah menjadi langganan mereka semua.

Mereka semua kembali turun dari motornya dan berjalan ke arah tempat makan yang terlihat sepi, tidak seperti hari biasanya.

"Gimana dagang hari ini bang?" Radit yang baru saja duduk pun langsung bertanya. Padahal dirinya baru saja duduk bahkan yang lainnya belum ada yang bertanya.

Tapi di karenakan ia sudah akrab dan jarak rumahnya ke pecel lele ini sangatlah dekat. Jadi sudah tidak ada rasa ragu lagi ketika bertanya.

Terdengar helaan nafas dari Mang Hendra. Membuat Kenzie dkk langsung menatap ke arahnya. "Alhamdulillah baru kalian yang datang" jawab nya dengan tersenyum.

"Dari tadi?" Kali ini Axel yang bertanya.

"Iya. Mungkin belum ada rezekinya" jawab Mang Hendra.

Kenzie diam sejenak mendengar hal itu, terutama ketika ia melihat senyum dari Mang Hendra dan dirinya masih bisa bersyukur di saat belum ada yang membeli dagangannya sama sekali.

Ternyata memang benar, di dunia ini tidak ada kata kekurangan. Tergantung bagaimana kita mensyukuri apa yang terjadi di dalam hidup kita. Manusia itu memang akan merasa jika dirinya tidak cukup dan akan merasa jika banyak kekurangan dalam hidupnya. Tapi ia melupakan banyak hal, salah satunya ia lupa bagaimana caranya bersyukur.

Bukan ga tau caranya bersyukur tapi selalu insecure liat orang lain. Itulah kata yang selalu di ucapkan, kalau kalian selalu insecure liat orang lain. Bukan berarti kalian tidak bisa bersyukur bukan? Semuanya bisa diubah asal ada cuan, money, duit.

"Saya pesan semuanya. Yang 15 makan di sini, yang lainnya bungkus. Seperti biasa, ayam 2 yang lainnya lele." ucap Kenzie membuat Mang Hendra langsung tersenyum dan bersujud syukur.

"Sebentar nya" ujar Mang Hendra yang hanya di balas anggukan kepala oleh Kenzie.

Kenzie menatap sekeliling mereka yang tidak terlalu ramai. Lalu tatapannya pun tertuju pada Zino yang terlihat lemas, begitupun dengan Ricco yang sama halnya.

"Mang, gercep ya. Zino, ga kuat lagi." Zino langsung membuka suara dan terdengar sangat lemas.

"Iya, nih Mang. Ricco juga sama" lanjut Ricco.

"Sabar att, kan baru mau di bikin." ucap Mang Hendra.

Ucapan keduanya, membuat Kenzie dkk hanya bisa geleng-geleng kepala. Padahal selapar-lapar nya mereka, tidak sampai seperti itu juga.

Dan tak lama akhirnya yang mereka tunggu pun jadi, tentu saja membuat Ricco dan Zino langsung memakannya begitupun dengan Kenzie dkk. Mereka memesan pecel lele, berbeda dengan Kenzie dan Mahen yang memesan pecel ayam.

Kenapa kedua orang itu berbeda? Jawabannya, adalah mereka memiliki trauma dengan lele. Jujur aku trauma, aku tak mengejar mu saat kau pergi. E-eh kok malah nyanyi, haha maaf ya semuanya.

Kenzie trauma karena dulu dirinya pernah kena oleh kumis lele. Sedangkan Mahen dulu dirinya sangat menyukai lele, tapi ada satu kejadian dimana awal ia tidak menyukai lele lagi. Ia menganggap jika yang dimakan olehnya adalah daging lele, namun itu bukan daging lele. Kalian mengerti bukan, apa yang saya maksud?





















19 - 07 - 2023🌷

ZAVGARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang