Terlahir berbarengan dengan lahirnya sapi, entah bagaimana perasaan bapakku ketika itu, pergi menemani emakku atau menemani sapi yang sama-sama butuh bantuan krusial. Bapakku memang bukan orang yang kaya raya, bukan juga orang yang pernah sekolah tinggi, bukan... Ia hanya buruh tani yang punya satu istri dan merawat satu ekor sapi didekat rumah. Bekerja sehari-hari menjadi buruh tani, beliau bukan berati seorang yang bodoh. Jangan tanya apa yang ia tahu, tapi carilah apa yang tidak ia ketahui. Hampir tiap sore hari setelah mencarikan rumput sapi (ngarit) dan malam hari bapak habiskan waktunya untuk membaca. Bapak tak pernah sombong, karena beliau selalu berprinsip begini,
"kehidupan itu bagaikan roda yang berputar le, kadang kita ada dibawah, tapi nanti kita juga akan ada diatas, lantas kita harus siap dalam keadaan apapun itu, mempersiapkan diri dalam segala keadaan itu ya dengan belajar, baca buku sebanyaknya nak. Satu buku yang kamu baca itu akan memberikan kamu pandangan lebih luas terhadap dunia ini nak." Sambil menganggukkan kepala, aku sebenarnya tak pernah faham ucapan bapak. Tetapi kadang aku secara spontan akan mendebat bapak atas hal yang beliau ucapkan, ia tak pernah kuwalahan, tetapi aku semakin pusing.Kembali ke dalam situasi aku akan dilahirkan, emakku telah merasakan tanda-tanda aku akan keluar, bapak juga pusing karena, sapi juga mulai 'sambat' akan melahirkan, bapak adalah orang yang bisa mengendalikan keadaan, ia tanpa babi bu ia langsung menengadahkan ibu ke Dukun bayi, Mbok Yam, yang telah dipanggil pamanku, Mak Slamet atas suruhan bapak.
1 jam 47 menit terlampaui, suara tangisku pecah berbarengan dengan selesainya erangan sapi. Sebelumnya, bapak akhirnya memilih menemani emak, dengan menyuruh Mak Slamet untuk menjadi 'dukun' menggantikan bapak. Terlahirlah dua pria, ya pastinya gak ada kembar kembarnya lah. Tapi, entahlah kenapa orang-orang memanggilku Javgyu (nama sapiku), dan memanggil sapiku dengan namaku, Lintang. -_-
Bapak selalu penuh filosofi dalam melakukan sesuatu, termasuk memberi nama sapi, Javgyu berasal dari bahasa jepang yang maknanya sapi jawa, begitulah bapakku mengarang nama. Haha, berbeda dengan wagyu yang diartikan sebagai sapi jepang, bapak memilih menamakan javgyu karena kecintaannya terhadap jawa, terhadap Indonesia. Bukan maen bapak tak pernah luput akan suatu hal berita tentang negri ini, bahkan berita yang belum terjadi bapak sering tepat dalam memprediksi.
Untuk namaku sendiri, bapak selalu mudah memberikan penjelasan.
"Melintanglah keseluruh dunia, terkenallah diseluruh dunia, tapi tetaplah rendahkan hatimu, tetaplah menjadi orang yang kuat, roda kehidupan selalu berputar"Tulisan ini adalah pembuka dari kisahku yang akan ku ceritakan, saat ini aku berumur 27 tahun, tapi aku sudah suka menulis sejak umur 8 tahun. Setelah ini kau akan ditemani anak usia 8 tahun menulis, amboy jangan tertawakan silintang umur 8 tahun ya😆.
KAMU SEDANG MEMBACA
Si Paling Bermimpi Tinggi
DobrodružnéKisah seorang anak desa pelosok di sebuh pedalaman jawa yang punya ambisi besar menjadi orang sukses. Tapi asal anda tau, ketika ditanya ia mau sukses menjadi apa, seperti siapa ia hanya menjawab " yo pokok'e sukses, iso duwe duwek akeh. iso budhal...