Membeku, mengganjal di antara tumpuk buku-buku
Kamu membatu sangat lama sampai jari tak lagi sanggup menghitung waktu
Sudah tahun ke berapa, hari berlalu tanpa Biru dalam jangkauan mataku?
Biru tak pernah ditemukan lagi pada tiap percakapan ringan antara orang-orang yang mengenal kita
Biru menghilang seperti bagaimana langit berganti saat malam tiba
Biru pergi tanpa meninggalkan apa pun selain figurnya dalam kepala
Yang kemudian menciptakan bunga tidur
Dan hampa
Kamu kemana?
Apakah akhir cerita memang bukan milik kita?
Kamu melihatku dari jauh, lurus dan datar
Kamu melihatku yang menempel di kepalaku meskipun dunia sekelilingmu hanya tinggal bayangan abu-abu
Biru tak pernah lagi ditemukan pada sudut-sudut ruang penuh tawa yang memeluk di antara kita
Biru menghilang, seperti sengaja dihapuskan masa
KAMU SEDANG MEMBACA
Rasa Yang Tak Pernah Usai
PoetryBagaimana rasanya menjadi angin yang meninggalkan helai daun? Atau kaki yang menciptakan jejak permanen pada tanah yang mengering? Atau tangan-tangan yang lewat untuk memetik bunga dari pohonnya? Bagaimana, Biru? Aku hanya tahu menjadi helai daun ya...