Kalandara

2 0 0
                                    

Namaku Kalandara. 

Kalian bisa memanggilku Kala. Sebagian orang terdekatku memanggilku dengan sebutan "Kakak". Yap, aku adalah seorang kakak. Aku terlahir dari keluarga yang terbilang berkecukupan. Memiliki satu orang adik perempuan. Sebenarnya, aku memiliki dua orang  adik, hanya saja ia telah dipanggil oleh Tuhan terlebih dahulu. Katanya sih, terkena jantung. Saat itu, ibuku tidak tahu kalau sedang mengandung, sehingga ia meminum obat anti pusing yang terlalu sering, jadi mungkin ada efek dari obat itu. Entahlah aku juga tidak tahu.

Sejak kecil, aku hidup bersama nenek. Ya, karena saat itu ibu dan ayah sibuk dengan pekerjaannya juga sibuk mengurusi almarhumah adikku. Sejak aku belum bisa berjalan hingga sudah mahir, aku hidup bersama nenek. Entah apa alasannya aku pun tidak tahu. Yang ku ketahui hanyalah karena saat itu ibu dan ayah mengurusi almarhumah adikku.

Lalu, aku dibawa balik oleh nenekku ke kediaman ibu dan ayah. Entah aku lupa umur berapa saat itu.

Saat umurku 3 tahun ibu mengandung adikku yang kedua. Saat itu, aku sering di tinggal oleh ayah pagi-pagi karena harus pergi kerumah sakit untuk menemani ibu. Oleh karena itu, aku ditemani oleh pengasuhku agar aku tidak sendiri di rumah. 

Saat adikku lahir, tiba-tiba ada seorang ibu-ibu yang datang ke rumahku dengan membawa ember besar berisikan air berwarna merah. Entah itu air atau apa aku tidak tahu, yang jelas berwarna merah. Ibu itu bilang "ayo kakinya dicelupin, biar akur sama adiknya". Entah itu benar atau tidak, ya saat itu aku hanya lari ketakutan. Jelas saja, anak kecil mana dikasih ember berisikan air berwarna merah seperti darah lalu disuruh memasukkan kakinya ke dalam ember tersebut? Jelas lah takut.

Jujur, memori yang aku ingat hanya sedikit di masa kecilku.

Ah ya, mungkin perkenalannya segitu ya? Cukup banyak perkenalannya kurasa

KalandaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang