Mahkluk Kemahakuasaan sedang menikmati tehnya sambil menonton jiwa yang dia reinkarnasi kan ke dunia yang dia inginkan, melalui layar hologram yang dia ciptakan dan fasilitas lainnya.
Terciptalah sebuah ruangan yang mirip dengan pengawasan, mahkluk kemahakuasaan melihat melalui layar. Jiwa yang dia reinkarnasikan.
"Waaaa!!!" Ucapnya dengan datar.
"Aku tidak menyangka kesialannya begitu buruk sampai menjadi budak manusia normal yang jelek." Ucapnya dengan datar.
◇ ◆ ◇
Di dunia DxD, ada jiwa yang terlahir kembali di dunia itu. Reinkarnasi!
Jiwa itu mendapatkan keberuntungan karena 3 keinginan bisa dikabulkan, tapi keberuntungannya hanya sampai sana saja.
Saat dia sampai ke dunia, kesialannya menghampirinya secara brutal.
Sekarang, sudah satu minggu penuh sejak jiwa itu reinkarnasi ke dunia DxD, tapi keadaan jiwa itu begitu menyedihkan.
---
------
---------
Sejak gadis itu menjadi budak pria gendut yang jelek, gadis itu memberitau semua yang dia miliki dan siapa dirinya.
Pria gendut itu tersenyum dan tertawa, dia tidak menyangka kalau yang dia jebak adalah mahkluk sejenis malaikat.
Pria gendut itu melihat sayap indah gadis tersebut di lumuri oleh spermanya, sedangkan gadis itu sedang mengulum penis pria gendut itu dengan kasih sayang.
"Bagus sekali, kau budak terbaik Auriel." Ucapnya dan pria gendut itu menepuk lembut kepala Auriel.
Auriel yang di tepuk kepalanya, senang dan bahagia karena membuat tuannya nikmat.
"Mmmnhmm... Tanaka-sama" Ucap Auriel yang menunjukan wajah bahagia.
Auriel melanjutkan aktifitasnya, dia mengulum penis Tanaka seakan akan itu adalah permen manis.
Beberapa menit kemudian, mereka berdua masih melanjutkan aktifitas mereka.
Sekarang mereka melakukan hubungan intim, sayap Auriel yang basah karena sperma Tanaka juga terkena dorongannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Job is World Destroyer
FanfictionThe Sypnosis: Seorang Pemuda yang sedang terbaring di kasur tidurnya, tiba tiba melihat layar yang mengambang di depan matanya. Pemuda itu membaca isi tulisan di layar mengambang itu, mengira itu hanyalah sebuah halusinasinya, dia hanya menjawab per...