Bab 1 : come back

529 18 0
                                    

Pagi itu di atas bukit,hujan turun. Gun Adulkittiporn sedang berduka dengan menangis Tampa suara, ia memandang gundukan tanah yang masih baru itu. "Gun, kau harus kuat." suara sang sahabat sembari menepuk pundak Gun. Gun, tampak sangat terpukul atas apa yang terjadi pada kemarin malam, setelah ia mendapatkan kabar bahwa suaminya Off Jumpol Adulkittiporn dinyatakan tewas. Usai memakamkan suaminya di peristirahatan terakhirnya, masih dengan setelan hitam yang basah, ia memandang foto besar diatas perapian. Biasanya, ia dan suaminya akan mengobrol dan bersantai di dekat perapian sembari ia membelai surai suaminya, ia juga menengok foto-foto di atas nakas perapian. "selamat pagi, khun gun," sapa amin, sambil mendekat. Rose menyusul berjalan di belakang pria tua itu. "Ada apa, Paman amin, rose?" Tanya Gun. "Saya ingin memberikan ini, khun Gun," kata Paman Amin. Kali ini, Khun Gun meneteskan air matanya, ia memandang kotak kecil berwarna merah itu. Gun pun hanya bisa terisak dalam pelukan Paman Amin sang kepala pelayan yang telah lama mengabdikan hidupnya kepada keluarga Adulkittiporn, Rose pun hanya bisa menunduk melihat tuannya yang biasanya ceria dan hangat kini begitu berantakan.

Satu minggu sudah berlalu sejak kematian suaminya, Gun kini harus melanjutkan apa yang telah di bangun suaminya, di balik kaca gedung pencakar langit Gun memandang hiruk pikuk kota Bangkok saat itu.

Tok..
Tok...
Tok....

Suara ketukan pintu membuyarkan lamunanya, lalu masuklah Tay sang manager dari suaminya yang sekarang telah menjadi managernya. "Gun, Chimon telah sampai di Thailand." Ucap Tay menyampaikan kabar tentang anak semata wayangnya. Gun pun berbalik dan berjalan keluar sembari di ikuti oleh Tay, ia berjalan keluar menuju lift Dan kini bukan hanya Tay di belakang Gun sudah ada tiga pengawalnya berjalan mengikuti Gun, sesampainya di lift, Gun membuka pembicaraan "jadi bagaimana hasil penyelidikannya Tay?." Tay yang merasa terpanggil pun menghadap ke Gun Dan menjawab pertanyaan sahabat sekaligus atasannya. "Masih belum ada perkembangan, kepolisian masih belum menemukan titik terangnya Gun." Gun yang mendengar jawaban dari Tay hanya diam dan mengangukkan kepalanya.

Ting!!!

Suara tanda bahwa lift sudah sampai di lantai yang di ingin kan. Gun pun berjalan keluar, serta sepanjang jalan banyak pegawai yang memberi hormat kepada Gun. Gun pun keluar dari kantornya dan masuk kedalam Mobil Rolls Royce phantom extendednya. Mobil pun melaju membelah jalanan Bangkok menuju bandara international Suvarnabhumi.

Sesampainya disana Gun menjadi pusat perhatian banyak orang, pandangan takjub dari pengunjung bandara di sana. Gun Atthaphan Phunsawat yang sekarang menjadi Gun Atthaphan Adulkittiporn, yang merupakan janda kaya raya, yang memiliki aset terbesar di bidang pariwisata, bukan hanya itu parasnya yang tidak berubah walau telah berusia 38 tahun, menjadikannya sebuah daya tarik tersendiri. Dari kejauhan Gun melihat anaknya Chimon, Gun pun berlari menuju pemuda itu, ia berlari dengan kencang lalu memeluk anaknya, ia dekapnya dengan erat pria remaja itu, lalu membelai surai anaknya, gun pandangi wajah anaknya. Chimon yang merasa bahwa orang tuanya sedang tidak baik-baik saja hanya bisa terdiam, melihat orang tuanya.

Kini mereka berada dalam Mobil. "Chii..... Maafkan papa." Itu ucapan yang pertama kali keluar dari mulut gun, Chimon pun menjawab ucapan papanya, "untuk apa pa?.." perkataan Chimon seketika membuat Gun menoleh kearah anaknya, Dan berkata, "untuk segalanya."

'papa minta maaf nak, tapi papa tidak ingin kehilangan lagi, biarpun itu harus menempatkan mu dalam sangkar emas ini' ucap gun dalam hati sembari tersenyum dan mengusap kepala anaknya.

Keesokan paginya gun sudah bersiap di meja makan untuk sarapan, Tak lama derap langkah kaki terdengar dan Chimon bergabung dengan papanya untuk duduk di meja makan. "Bagaimana, tidur mu chi?." Tanya gun sembari menyiapkan makanan untuk Chimon. "Aku tidur dengan nyenyak pa. Bagaimana dengan papa?." Tanya Chimon kembali. "Seperti biasa papa sedikit susah tidur." Jawab gun. Chimon paham betul kebiasaan papanya, dimana papanya akan sulit untuk tidur ketika ada yang mengganggu pikirannya. "Jangan terlalu memaksakan diri pa. Chi-."

The Cage : Mockingbird,  Snake and Tiger Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang