Bab 2 : the mask

232 19 0
                                    

"Khun gun." Ucap pria tua di ambang pintu.

"Ada apa paman Amin??." Jawab Gun.

"Saya ingin memberikan ini." Ucap paman Amin, memberikan potret. Gun melihatnya sembari ter senyum, melihat anaknya yang selalu tersenyum dengan teman-temannya. Tak lama tiba-tiba ada suara yang memanggil gun.

"Papa!!!!." Panggil chimney sembari berjalan menuju ruang kerja papanya.

"Ada apa chi??. Papa tidak tuli jadi jangan berteriak." Ucap gun, sembari mengajak anaknya duduk di sisinya. Kini gun dan Chimon duduk bersampingan. Gun melihat anaknya yang sedikit ragu untuk berbicara mencoba membuka pembicaraan.

"Bagaimana sekolah mu?." Tanya gun.

"Sekolah ku baik-baik saja pa. Tapi...." Ucap Chimon.

"Tapi apa chi?."tanya gun kembali.

"Manurut papa, apakah Perundungan itu wajar?." Tanya Chimon sembari menatap mata papanya.

"Tentu saja tidak, memang ada yang merundung mu?." Ucap gun.

"Tidak, tapi saat di kantin Chimon, melihat ada anak yang dirundung." Ucap Chimon sembari menundukan kepalanya. Mengetahui apa yang di pikirkan anaknya ini gun pun mulai paham.

"Chimon tidak perlu takut, selama Chimon benar dan Chimon merasa mampu untuk membantunya itu bukan kesalahan." Ucap gun sembari mengusap kepala anak kesayangannya.

"Dan satu lagi chi... Kau harus menjadi anak yang berani." Ujar gun meyakinkan anaknya.

"Berani??" Tanya Chimon memastikan apakah yang di maksud papanya sama dengan yang ia maksud.

"Ya kau harus berani chi, jika kau salah kau berani bertanggung jawab dan mengakui kesalahan mu, serta jika kau benar kau harus berani mempertahankan kebenaran itu." Ucap gun menjelaskan arti kata berani.

Lalu gun mengajak anaknya untuk makan malam Karena kini sudah waktunya makan malam.

Sementara itu di sebuah restorant khas Thailand remaja pria itu langsung menuju dapur Dan memeluk orangtuanya.

"Ada apa ini kenapa tiba-tiba memeluk." Ucap pria yang di peluk oleh remaja itu.

"Tak ada hanya ingin saja." Ucapnya.

"Perth jangan berbohong aku tau kau sedang ada masalah." Ucap ayahnya.

"Hemm." Jawabnya ambigu.

Ia adalah Perth Tanapon, putra dari single parent yang memiliki usaha restorant Thailand, memang dia bukan dari keluarga yang kaya raya, tapi juga bukan keluarga yang kekurangan. Pria dengan pandangan yang tajam.

"Kau berkelahi lagi?." Tanya ayahnya.

Perth hanya menggelengkan kepalanya.

"Lalu??." Tanya ayahnya lagi.

"Tidak ada apa-apa." Jawabnya.

"Baiklah jika tidak ingin menceritakannya. Sekarang kau bantu ayah ya, Karena kondisi restorant sedang ramai." Ucap ayahnya. Perth pun hanya mengangukkan kepalanya Dan bersiap-siap untuk membantu ayahnya. Setelah toko tutup tepat pukul 10 malam ia Dan ayahnya akan pulang bersama, dan ia akan belajar di kamarnya.

Saat Perth sedang belajar di meja belajarnya tiba-tiba ia memikirkan kejadian tadi. Ia tak menyangka bahwa masih ada orang yang peduli padanya.

Ting!!

Bunyi dering handphone membuyarkan lamunanya. Ia memandang dan membaca pesan yang masuk, setelah membaca pesan yang masuk itu, ia bergegas turun Dan keluar rumah ia berjalan melewati gang-gang sempit dan sampailah ia di tempat yang ingin ia tuju, disana ada teman-temannya sedang menunggu.

The Cage : Mockingbird,  Snake and Tiger Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang