- selamat membaca -
Leo melonggarkan dasinya kemudian menggulung lengan kemeja putihnya. Melirik sekitar melihat apakah ada sesuatu yang bisa dibeli untuk makan siangnya. Menguap dan memejamkan mata merasakan terik matahari yang begitu menyengat kulit. Dahinya berkerut memandang antrean dari sebuah toko yang tampaknya baru dibuka. Sepertinya toko baru itu begitu menarik perhatian orang-orang.
Hiruk-pikuk dan keramaian kota begitu terasa membuat Leo bernostalgia dengan masa lalunya. Melihat remaja berlarian menuju cafe hanya untuk nongkrong dan meninggalkan pelajaran di sekolah mengingatkan dirinya pada kenangan di sekolah. Memilih membolos walau tahu akan dimarahi orang tuanya.
Senyum tipis terbit di wajahnya. Melihat keramaian kota dan beberapa pemandangan yang sedikit berubah tidak akan membuatnya melupakan masa lalu ketika masih remaja. Leo pergi keluar negeri begitu lulus sekolah. Pria itu berambisi menjadi penerus perusahaan keluarganya. Maka begitu ia kembali ke tanah kelahirannya Leo ingin menjadi dirinya yang dulu.
Semasa sekolah, Leo bukanlah murid yang rajin. Dia cenderung menyendiri dan tidak mencolok. Menghabiskan waktu istirahat di perpustakaan demi menghindari keramaian. Teman? Mungkin hanya sekadar teman sekelas.
Leo menghentikan langkahnya di sebuah minimarket. Ia harus membeli minuman berenergi untuk menyegarkan pikirannya dan membeli beberapa makanan instan yang dulunya sangat ia hindari.
Berjalan keluar dengan membawa kantung belanjaan mata Leo terpaku menatap sosok yang begitu familiar. Sebuah perasaan aneh yang begitu mendebarkan menghentikan langkahnya.
Sementara Leo terpaku, sosok yang dipandang itu tampak menyeka keringat dan memegang pinggang. Helaian rambut yang ditiup angin kemudian jatuh menutupi sebagian mata. Hingga kedua mata mereka bertemu mengejutkan sosok yang dipandang.
Leo tidak bisa menahan senyumnya.
Ia ingat betul dengan sosok itu
Laki-laki yang ia pandang lama itu adalah kakak kelasnya dulu yang selalu berjaga di perpustakaan. Sosok yang sejak dulu tidak bertambah tinggi dan malah terlihat lebih muda darinya, wajahnya yang manis dengan tatapan melotot marah yang justru terlihat menggemaskan dan- sosok yang selalu ia kagumi diam-diam.
Disaat Leo yang awalnya berpikir tidak ada sesuatu yang bisa menarik perhatiannya. Sosok itu malah membuatnya gila.
Ya, sosok yang tak lain itu adalah Zayyan- nya.
****
Zayyan membuang muka dengan perasaan gelisah melihat pria yang terus memandang kearahnya. Ia tidak bodoh. Zayyan sadar betul jika pria itu adalah pria yang sama ketika ia berbelanja untuk kebutuhan rumah di supermarket.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm late?
Fanfiction- leo tidak sengaja berjumpa dengan seseorang . . . . . . warning : ini hanya fanfiction, semua yang ada di cerita hanyalah rekayasa! Harap bijak! cerita ini menyerempet ke genre bl! Mpreg, dominan Shounen-ai harap skip jika tidak suka, komentar neg...