Pertemuan

414 14 0
                                    


Nattawin atau apo berjalan menyelusuri lorong yang gelap gelita di belakang bar itu dengan hati yang kosong.

Pandangannya menuju entah kemana, bibirnya seringkali berdecik  kesal dan mengeluh,,.

'Capek anjirr hidup gini mulu dari dulu, gaada berubahnya.Kapan sih gua bakal ketemu seseorang yang tulus? Gua sunyi hidup sendirian mulu dari dulu.'

Mulutnya enggak berhenti mengoceh hingga dia dengar suara seseorang menangis terisak,

'Gak lucu anjirr,mana udah malem ginian.Ya tuhan, hidup gua gini amat sihhhhh!!!!!!'

Apo berjalan menuju dan mendekati suara itu hingga dia bertemu dengan sosok seorang lelaki,

Sosok itu masih menangis dengan memeluk lutunya erat, mukanya memerah,

"Are you ok? Kamu kenapa nangis gini di jalan, mana masih malem gini lagi? Bahaya tuh sendirian disini,ntar  diculik sama preman."

Sosok itu mula mengangkat mukanya perlahan matanya tertuju pada Apo,

"Sakit hiks sakit, kenapa mereka tega lakuin itu ke gua hiks salah gua apa sama mereka hiks"

Apo segera duduk di tepi sosok itu yang masih menangis dan mengelus pundak itu perlahan cuba untuk mengusir kesedihan itu.

"Kamu tinggal di mana? Ngapa sendirian disini, bahaya tau! Yuk ikut aku pulang ke rumah dan istirahat, yuk."

Apo bangun dan menghulur tangannya ke sosok itu dengan ikhlas ,
Sosok itu masih ragu-ragu untuk menerima huluran tangan Apo.

"Gapapa aku gak bakal nyakitin kamu kayak mereka ya, yuk pulang, disini dingin, ntar gak bagus buat kesehatan kamu."

Sosok itu perlahan mulai bangun dan terima huluran tangan apo.

Mereka berjalan dengan rasa yang hangat menyeliputi kedua -dua oknum itu,.

" aku nattawin , panggil apo aja, kamu?"

"mile, mile phakphum."

Atmosfera sunyi mula menyelubungi selepas sesi berkenalan itu,

"Maaf ya mile, rumah po memang agak kecil tapi dijamin nyaman kok. Kamu mau minum teh? Bentar ya aku buatin."

Mile duduk di sofa kecil di rumah yang tampak sederhana itu tapi kemas dan rapi.mile sedikit setuju dengan apo, ya rumahnya nyaman dan hangat walau kecil.

Apo letakkan secawan kecil teh yang beruap di meja ruang tamu itu. Dia tersenyum kecil melihat mile yang nyatanya masih canggung di hadapanya itu.

"Kamu mau cerita, kamu kenapa bentar tadi di jalan sendirian? Kalau gamau gak papa kok aku gak maksa." Apo senyum manis ke mile didepannya.

"Maaf ya po , aku ngerepotin kamu malam-malam gini. Maaf ya dengan gak malu aku malah nangis segitu buruk di depan kamu."

"Gak papa mile, nangis itu gak buruk kok. Nangis itu normal bila hati kamu sedang bersedih, nangis gak membuat kamu lemah kok mile.Aku aja sering nangis kayak gitu dan akhirnya aku merasa lega setelah lakuin itu."

Mile tersenyum takjub melihat oknum di hadapanya itu. Mana mungkin sosok yang ia temui beberapa minit lepas mampu membuat ia nyaman dan jadi diri sendiri? Gi mana mungkin dia berasa hangat dan bahagia dengan sosok ini?

"Po, makasih ya udah bantuin aku malam ini. Ini beerti  banget buat aku yang kayak kanebo kering. Selama ini aku sering diajar untuk gak nanges kerna yang namanya laki-laki gak bisa nanges ntar dibilang lemah."

Apo tersenyum dan mengelus tangan mile yang terasa sejuk itu dengan perlahan.

"Aku sedih po dengan keluargaku sendiri, mereka bilang aku ni gak berguna, gak layak untuk ada di keluarga itu, mereka bilang aku bego po. Apa gak sebergunanya itu po aku di mata mereka. Hanya kerna aku menolak untuk dijodohkan dengan rakan pebisnes mereka, mereka malah mencaci , menghina dan memukulku layaknya haiwan, apo. Aku sedih rasanya mau mati aja, tinggalin semua yang ada di bumi ini."

Mile makin menangis didepan apo malah makin teresak-esak sesenggukan. Mukanya memerah, telinganya apalagi. Badan mile bergetar kuat setelah mengutarkan perasaannya.

Apo pindah bangun dari lantai duduk di samping mile. Dia memeluk erat tubuh yang masih menangis itu.

"Mile, jangan mati dulu ya, masih banyak orang yang perlukan kamu di dunia ini mile. Kamu itu berharga mile, kalau enggak buat mereka, kamu itu berharga di mata aku,mile. Jangan nyerah dulu ya mile. You deserve to be loved mile."

"Hiks hiks hiks, aku sedih po, rasa pengen mati aja. Aku capek kerja untuk penuhi ekspektasi mereka mana malah ujungnya jadi kayak gini."

Apo masih menepuk dan mengelus punggung itu untuk hadirkan rasa nyaman ke mile.

"Ssshhhh jangan ngomong gitu deh mile, napa pengen mati mulu dari tadi. Aku disini mile aku janji bakalan ada di setiap hidup aku mile. Jangan sedih dan jangan merasa capek hidup ya mile. Kamu itu berharga banget untuk disiain gitu."

Gak lama dari itu, tiada lagi terdengar tangisan dan kembali sunyi,

Apo menoleh dan ,

"Udah tidur ternyata, gemes banget sih tapi kasian juga. Kenapa ya mereka tega banget ngelakuin itu ke kamu mile. Kamu itu berharga banget, mile. Aku ada ya mile, apo disini bakal nemenin kamu di sisa hidupmu mile. Jangan sedih ya mile, aku gak sanggup lihat kamu selemah itu,mile."

Apo mula membetulkan posisi mereka dan membaringkan mile dalam keadaan aman. Apo melepas stokin, dan dasi mile serta suit kerjanya itu.

"Selamat malam , mile . Moga kamu mimpi indah ya malam ini." Apo menepuk dan mengelus surai rambut itu dengan lembut.

Hatinya berdesir hangat, entah kenapa apo rasa gak tega lihat mile sendirian di jalan ntar, mana matanya bengkak lagi , hatinya terenyuh melihat keadaan lelaki itu sebegitu rupa.....

To Be Continue

Love like thisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang