Confess

78 7 1
                                    

Apo's POV

Dia menggengam tangan kanan mile yang bebas dari sebarang infus, berniat untuk tidak menyakiti sosok yang mula memenuhi segenap ruang di hatinya.

"Mile, kalau aku bilang yang aku itu udah cinta banget sama kamu, kamu bakal lakuin  apa?"

Apo diam, menjedakan pertanyaannya. Menatap mata mile dalam, seolah memberi tanda bahwa dia serius, serius akan perasaanya.

Mile berdehem, mukanya merah , telinganya apalagi.

Reaksi mile membuat apo bingung, bingung sama ada mile senang, marah atau malu.

" Apo, sejujurnya aku juga udah mulai sayang sama kamu meski aku masih bingung sayang atas dasar apa? Apa mungkin sayang cuman sebatas sahabat atau mungkin sebagai pacar."

Suasana hening mula menyebar di ruangan rumah sakit

"Tapi , apo kemarin sewaktu aku berasa kayaknya di hujung nafas, di hujung nyawa itu, aku mendadak mikirin kamu. Aku mikir panjang, jika benar sudah tertulis takdir aku hanya sampai waktu itu, kamu gimana nantinya? Apa kamu bakalin sunyi dan sendirian di dunia yang dingin ini,apo?"

Mile menghembus nafas perlahan.

"Bayangan kamu tersenyum bahagia seketika muncul di benak pikirku, po. Sejenak , aku merasa bahwa aku masih mau berjuang, masih mau hidup di sisi kamu.Aku mau bangun dan lawanin ayah daripada hentam aku terus terusan."

Apo menggenggam tangan mile erat,

"Tapi,po disaat aku mula ingin mengangkat kepala mahupon anggota badan yang lain, mendadak aku kayaknya mati rasa. Terus , aku mikir mungkin tuhan udah tentuin ini takdirku sebelum bertemu dengan Nya. Aku nyerah,po."

Air mata laju merembes di pipi mile yang penuh dengan lebam,

"Sedetik kemudian,saat aku udah nyerah, tiba-tiba aku dengar suara kamu,po. Kayak mimpi, aku dengar suara kamu memanggil namaku untuk sekian kali. Kamu datang,po.K-kkamu datang nyelematin aku hiks yang udah hiksss di hujung nyawa,po hiks."

Apo bangun dan memeluk bahu mile erat pisan, mengelus sosok yang berpura-pura terlihat tangguh itu.

"Aku nggak tau ,po. Aku bingung sama diri aku sendiri tapi yang pasti aku nggak mau kehilangan kamu lagi po. Kamu itu segalanya buat aku,tanpa kamu hidupku terasa sunyi,po hikss."

Apo tersenyum menatap mile yang menangis buat kali kedua di depannya.

"Ssssshhhhh udah udah, udah berenti dulu nangesnya nanti nafas kamu sesak loh, masa ganteng -ganteng gini masih nanges kayak bayi hmmmmm"

Mile masih tersedu sedan menangis, mukanya diletakkam diceruk leher apo, yang mungkin menjadi tempat favoritenya selepas ini.

"Mile,kita jalanin pelan -pelan aja yah, kita atur balik hidup kita berdua dan layaknya apa selepas ini. Tapi yang pasti, mile aku nggak mau  pisah  sama kamu lagi."

"Mmmmmmm, aku juga po nggak mau pisah lagi sama kamu. Aku sayang kamu,po . Sayang pisan lebih dari diri aku sendiri. Kamu mau nggak jadi pacar aku atau lebih tepatnya teman hidup aku buat selamanya,po?"

Mile menatap apo yang masih menunduk, pandangannya tulus seolah menggambarkan betapa dia mencintai sosok di depannya ini.

"Aku mau mile,jadi pacar kamu atau teman hidup kamu atau apapun itu, asalkan itu kamu,aku mau mile sama kamu selamanya. Aku sayang sama kamu mile.Apo sayang sama mile."

Usai itu,apo mendekatkan bibirnya dengan mile,
ciuman yang tulus,penuh cinta dan sayang.

Mile tersenyum,mengusap wajah apo , menatap sosok di depannya dengan tatapan memuja.

...........
At night

Usai makan malam , apo masih menatap mile yang masih enteng berehat dan tidur dengan nyenyak .

Apo membidik matanya ke arah sosok itu, gimana mungkin sosok itu mampu membolak -balikkan hidupnya dalam sehari. Siangnya jantungnya hampir copot melihat mile hampir mati,tadinya mereka  resmi menjadi sepasang kekasih.

Mile yang terkesan dingin dan cuek mendadak bertukar menjadi sosok yang hangat dan manja. Apo bahkan nggak bisa hilang dari pandangannya walau cuman sedetik. Alasannya cuma satu,

"Takut jika ini semua hanya mimpi indah di siang hari yang kayaknya terlalu mustahil untuk jadi relita."

Gi mana mungkin apo nggak luluh,mendengar unek-unekkan mile yang masih takut kehilangannya buat kali kedua.

Apo meletakkan tangannya di sisi ranjang mile,hampir melelapkan matanya,

"Nggak ayah,maaf jangan pukulin mile, sakit hiksss sakitttt udah ayah,maaaaaf maaaaff ayah sakitt hiksss"

Apo tersentak, pantas bangun dari tidurnya dan menuju mile,

"Mile, kamu kenapa , bangun dulu mile, mileeee bangun ssssshhhh udahhhh aku udahhh di sini sama kamu mile. Apo ada di sisi kamu mile, kamu nyaman sama aku,mile."

Apo menggosok muka mile dan coba membangunkan sosok itu yang kelihatan takut sekali akan mimpi ngerinya.

Mile bangun,mengerjap matanya dan menatap sekeliling.

"Apoooooo hikkkkksssss aku takuttt sama ayah hiksss,ayah mukulin aku terus ,sakit hikssssss"

Mile memeluk apo erat, menangis menghamburkan semua air matanya di pelukan lelaki itu.

"Sssssshhhhhg udah , kamu aman mile. Itu cuman mimpi , kamu nggak papa mile. Ada aku di sini, ada apo di sisi kamu. Sssssshhh udah ya berenti ya nangesnya."

Apo mengusap air mata mile dengan lembut, melemparkan senyuman paling tulus khas buat sosok lelaki di depannya itu.

Tangisan mile perlahan mereda, namun pelukan erat di pinggang apo masih utuh,

Apo sekali lagi tersenyum melihat kerenah mile, pria dewasa yang kadang -kadang  perwatakannya seolah olah jadi kayaknya bocah sd.

"Udah ya tidur, istirahat dulu kamunya entar cepat sembuh. Tidur ya gantengnya aku."

Apo menepuk bahu mile perlahan,

"Nggak mau, entar ayah datang lagi di mimpi aku. Pokoknya nggak mau tidur!mau ginian sama kamu aja."

Apo mendesah pelan,

"Udah tidur dulu gih, nanti aku pukpuk ya pantat kamu biar cepat tidurnya."

Mile mula melepaskan pelukannya, mungkin tawaran apo sedikit sebanyak menarik minatnya.

"Mau! Tapi mau tidur sama kamu. Entar bisa pelukan dan pukpuk sama kamu,"

Apo terkekeh mendengar celoteh mile,

"Ya tuhan, kok mendadak jadi manja lengkek gini sih hmmmm? Gabisa mile sayang , entar roboh katilnya."

"Yaudah" bibir mile mulai mencebik, matanya berair siap untuk menangis lagi.

"Ya ampun, iya iya apo tidur di sini juga sama kamu, jangan nanges lagi hmmm."

Akhirnya kedua sosok itu tidur berpelukan dengan enteng di ranjang rumah sakit. Mile memeluk apo dengan erat sekali bahkan kerap kali menyuruh apo pukpuk pantanya sebelum menjemput tidur.

Setelah sekian lama, hening mula menjelma di kamar itu,

Apo menoleh menatap sosok lelaki yang udah nyenyak tidur di pelukannya,

Mengusap rambut lebat mile dengan penuh kasih sayang, mengecup dahi serta mulut mile sebelum akhirnya turut serta ke alam mimpi.

"Aku sayang kamu mile, cinta kamu banget malah untuk selamanya. Terus berasa bahagia ya mile, aku disini, apo udah disisi kamu , mile."

..........

To Be Continue✨💐❤️🤎

Love like thisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang