--END--

448 45 8
                                    

Siang hari setelah bekerja Jungkook kembali ke rumah sakit, dia menemani Jimin.
"Ini makanan kesukaan mu..." Jungkook.
"Ini Ramen pedas....aku tidak boleh makan yang terlalu pedas...maaf..." Jimin jadi sungkan, entah kenapa suasana benar benar canggung, mungkin masih perlu adaptasi karena lama tidak bertemu.
"Ah..eem maaf...akuu..aku akan membeli nya yang lain, yang tidak pedas... sebentar ya...," Jungkook.
"Tunggu ...eem tidak usah...tidak apa apa..." Jimin.
Mereka berdua merasa saling tidak enakan, Jimin yang sedikit malu jika merepotkan Jungkook, dan Jungkook yang berusaha ingin membuat Jimin nyaman, entah kenapa jadi tidak seperti dulu lagi, bahkan Jungkook mikir mikir lagi jika ingin bercanda, mungkin karena faktor usia juga yang mulai dewasa, dan rasa bersalah Jungkook yang meninggal kan Jimin, membuat nya serba takut jika Jimin tidak nyaman dengan sikap nya yang sekarang.
Padahal justru Jimin lah yang malu.

Sore hari nya keluarga Jungkook datang menjenguk Jimin.
"Jimin sayang kamu baik baik saja kan..." Mama jeon.
"Iya mah Jimin sudah mendingan..." Jimin.
"Cepat sembuh ya Jim...biar bisa kerja lagi..." Papa Jeon
"Iya pah...maaf ya Jimin sering ijin sakit....eeeem Jimin ingin meminta sesuatu dari papa jeon..." Jimin.
Deg
Deg
Deg
Semua hanya diam saling pandang.
"Apa Jim, katakan saja..kau itu sudah papa anggap seperti Jungkook anak papa juga..." Papa jeon.
"Jimin ingin Resign pah...Jimin tidak mau membebani teman teman Jimin... karena Jimin sering tidak masuk karena sakit...lebih baik di gantikan dengan yang lain saja..." Jimin.
"Apa...tidak Jimin, tidak begitu...papa tidak menganggap begitu sungguh...." Papa jeon.
"Tapi jika memang kau menginginkan nya papa akan mengabulkan untuk mu...Jika sewaktu waktu kau ingin kembali bekerja kata kan pada papa, kau boleh kerja kapan pun kau mau..." Papa jeon
Jimin tersenyum lembut.
"Oh iya Jungkook, bagaimana kabar mu mama jeon bilang kau juga kerja di sana ..." Ibu Park.
"Iya Bu, masih belajar..." Jungkook.
"Sudah dewasa kau makin tampan...sudah punya pacar pasti nya..." Ibu Park.
Deg
Deg
Deg
Jimin yang duduk bersandar di ranjang nya hanya melihat Jungkook. Dan Jungkook tersenyum pada Jimin.
"Iya Bu, sudah ...." Jungkook.
Jimin hanya menunduk malu, Jungkook tersenyum penuh arti memandang Jimin.
"Iya ibu Park...namanya Maria...tadinya aku meminta Jungkook ajak kesini...lagian kan sebentar lagi akan menikah..." Mama jeon.
Deg
Deg
Deg
Semua tersenyum bahagia melihat nya, hanya Jungkook dan jimin yang syok dan kaget.
Jimin seketika diam melamun, pikiran nya melayang layang. Dan jungkook apalagi, dia seakan seperti ingin membunuh Jimin pelan pelan.
Mata Jungkook menahan air mata, dia tidak peduli apa yang di bicarakan kedua orang tua mereka, yang dia fokus kan hanyalah Jimin, wajah Jimin yang menunduk sambil menahan air matanya, di ruang kamar VIP banyak orang Jungkook tidak bisa mengatakan tidak. Yang dia ingin kan hanyalah Jimin memandang nya melihat matanya, dan Jungkook ingin memberikan isyarat jika itu tidak.
"Jimin, tidak sayang itu tidak benar...pandang aku..pandang mataku, itu tidak benar..." Batin Jungkook.
Jimin seketika mendongak dan tersenyum pada semua orang yang menjenguk nya
"Waaahh selamat...semoga bahagia..." Jimin
"Terimakasih Jimin, mama berharap Jungkook bahagia nanti nya..." Mama jeon.
Jimin hanya tersenyum, tapi Jungkook tau ada rasa sakit yang mendalam di hati Jimin dan Jungkook bisa melihatnya dari mata Jimin yang berusaha Manahan air matanya agar tidak jatuh.
Malam nya semua pulang dan hanya Jungkook menemani Jimin.
"Siapa dia...cantik pasti..." Jimin.
"Tidak usah kau pikirkan...aku tidak akan menikah dan kita akan bersama...jangan memikirkan yang aneh aneh, dan jangan mengatakan kau mempunyai keinginan agar aku menikah..." Jungkook.
Deg
Deg
Deg
"Tapi aku ingin melihat mu bahagia...sungguh...aku ingin kau melakukan itu..." Jimin.
"Tidak akan ...dan tidak akan pernah... berhenti memikirkan yang aneh aneh dan istirahat..." Jungkook.

Keesokan hari nya Jungkook menemani Jimin melakukan kemoterapi. Dan Jimin Meringis kesakitan.
"Dokter ...badan ku sakit dokter...." Jimin.
Jungkook yang melihat nya dari kaca rasanya ingin berlari dan memeluk Jimin.
"Kami akan memberikan suntikan anti nyeri..." Dokter.
Setelah setengah jam Jimin ketiduran karena efek obat nya.
"Keluarga Jimin...." Dokter.
"Iya Dokter...." Jungkook.
"Begini...ini kemoterapi masih awal...nanti nya efek nya bisa membuat rambut Jimin rontok, dan badan semakin kurus...selain itu sakti nya akan luar biasa...jadi saya memberikan resep anti nyeri dosis tinggi...jika di rumah dia mengalami keluhan sebaik nya di bawa ke rumah sakit..." Dokter.
"Baik dokter..." Jungkook dan ibu Park menemani Jimin pulang, setelah Jimin terbangun.
"Mau jalan jalan...." Jungkook.
Deg
Deg
Deg
"Kau ingin kemana...!???" Jungkook.
"Sungai Han boleh...tapi malam..." Jimin.
Jungkook hanya mengangguk tersenyum sambil membelai pipi Jimin yang tirus, pipi gembul yang dia rindukan sudah hilang, entah kapan lagi Jungkook akan bisa melihat nya lagi.
Malam ini bulan purnama dan Jungkook mengajak jimin ke sungai Han, Mereka duduk sambil menikmati angin malam dan suasana romantis, Jungkook memeluk Jimin dari belakang.
"Jangan di peluk banyak orang malu..." Jimin.
"Biarkan saja tidak usah di peduli kan...kalau tidak aku peluk nanti kau kedinginan..." Jungkook.
"Bulan nya indah....," Jimin.
"Sama seperti dirimu indah..." Jungkook.
Jimin hanya diam sambil tersenyum.
"Kook..." Jimin.
"Hem....kau mau apa... katakan...." Jungkook.
"Jujur lah apa kau menyukai ku..." Jimin.
"Tentu saja bukan hanya menyukai mu tapi aku mencintaimu dan mengagumi mu...lebih dari yang kau tau..." Jungkook.
Deg
Deg
Deg
"Sejak kapan...??" Jimin.
"Sejak awal kita bertemu...aku sudah tertarik padamu...saat itu aku ingin bermain bola...ada sosok anak laki laki gendut, pipi gembul pakai kacamata... terlihat imut dan manis duduk di teras sambil membaca...aku penasaran jadi aku mengintip mu dari balik tembok...." Jungkook.
"Kapan....?? Aku ...aku tidak tau.." Jimin.
"Itu keesokan hari nya setelah kau datang, kau masuk sekolah setelah tiga hari di Busan kan... sebelum kau bertemu dengan ku saat kita akan berangkat sekolah, sehari sebelum nya aku sudah melihat mu Jim...hanya saja saat itu aku masih kecil...aku masih tidak tau bagaimana cara mengartikan semua ini, bagaimana caraku menyampaikan nya pada mu jika aku menyukai mu, karena itu saat teman teman mengatakan tentang dirimu aku malu...jadi aku mencari cara agar aku tidak ketahuan menyukai mu...salah satu caranya adalah memperlihatkan Jika aku membenci mu..." Jungkook.
Deg
Deg
Deg
"Ketika kita mulai beranjak dewasa...aku mulai mengerti apa itu cinta, aku mulai cemburu ketika Taehyung mulai ada di antara kita berdua...aku merasa dia akan merebut mu dari ku...Aku minta maaf aku tidak tau bagaimana cara mengungkapkan perasaan ku padamu, aku selalu membuat mu susah...tapi aku sekarang tidak peduli apa pun yang terjadi dan apa kata orang aku mencintaimu...dan jangan berfikir jika aku akan menjalin hubungan dengan orang lain..." Jungkook memeluk erat Jimin dan mencium nya, tidak peduli jika di sungai Han banyak orang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 07, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My NeighborTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang