'2'

1.1K 270 58
                                    

•{more and more}•






Mata bulat nya mulai terbuka,
menatap suasana yang terasa asing,karena pertama kalinya datang ketempat seperti ini.

"Ray,kenapa kita di sini?" Tanya Anze dengan rasa bingung.

"Kita berada di bandara,kamu akan menaiki pesawat nantinya"jelas Ray,karena dia tau anak ini tidak mengerti apapun tentang dunia luar, apapun!karena Anze hanya terus berada di dalam kekangan istananya.

Sedangkan laki-laki kecil itu menatap Ray dengan mata yang berbinar. "Benarkah? Apakah aku akan terbang?"ujarnya,tak lupa menatap langit biru dengan hiasan awan.

Menatap kebahagiaan yang terpancar dari mata itu,membuat rasa tidak nyaman di dalam hati Ray,karena ke antusiasan itu,akan membawanya pergi dari tempat ini.

"Iya terbang,apa kamu senang?"

Sedangkan si kecil itu hanya  mengangguk dengan cepat "uhm,aku senang!apa di atas sana bisa melihat paman Luis?" Tanya nya dengan senang,meski Luis bukan papanya,namun Anze masih ingin memanggilnya papa,namun apa daya sekarang?

Sekarang Ray sudah berada di dekat pesawat,dia akan mengantarkan Anze sampai disini saja,akan ada nantinya yang mengawasi Anze sampai tujuan.

Ray berjongkok,untuk menyamakan tingginya dengan Anze,menatap dengan senyuman yang seakan ikut bahagia melihat ke antusiasan yang terlihat dari si mungil,padahal tersimpan rasa bersalah yang mendalam terhadap anak itu di dalam hati Ray.

"Terbangnya akan tinggi,kamu tau kan jika semakin tinggi kita berada,akan semakin kecil apapun yang kita lihat?"
Jelas Ray dengan senyuman kecil dari bibir tipisnya.

Anze menyentuh pipi Ray dengan tangan kecilnya "umm apa Ray melihatku,juga kecil?"

"Kenapa kamu berfikir seperti itu hm?" Ray tidak kuat dengan wajah lucu nan manis itu,sehingga membuat beberapa kecupan di layangkan di wajah manis Anze.

Anze terkekeh geli dan kembali menahan wajah Ray dengan kedua tangannya "karena Ray sangat tinggi" jawab nya dengan cepat.

"Begitukah?memang seperti itu kenyataan nya" jawab Ray,membuat si mungil itu cemberut karena merasa,dirinya yang terlalu kecil.

"Aku juga akan jadi tinggi nanti "

Ray mengusap kedua mata indah Anze dengan ibu jari "ingat saat di sana,jangan nakal, mengerti?"

"Uhm baiklah~"

Ray kembali berdiri,menatap seorang pria yang juga berada di dekatnya,memberi arahan agar pria berbaju hitam itu membawa Anze untuk memasuki pesawat,tidak perlu khawatir,mereka adalah utusan tuannya langsung.

Sedangkan orang suruhan Luis,langsung mengerti dan membawa Anze untuk di tuntun ke dalam pesawat,meninggalkan seorang pemuda tampan yang tidak melepaskan tatapannya bahkan sampai pesawat yang di naikin si manis sudah jauh terbang dan menghilang di tutup awan.

***

Anak bermata indah itu,menatap ke arah luar,merasa takjub saat melihat awan putih, bagaikan kapas yang sangat lembut,ingin rasanya tidur di sana,namun Anze tau,jika awan itu tidak akan kuat menahan berat tubuhnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 30 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ALIBITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang