𝒂 𝒅𝒂𝒚 𝒘𝒊𝒕𝒉 𝑱𝒂𝒛𝒛𝒊𝒆𝒍 {2}

920 784 634
                                    

"Hal memalukan yang pernah gue alami adalah ketika nunggu kembalian padahal uangnya pas."
Jazziel Kavindra.

💐💐💐

Beberapa kali Jazziel menggosok telinganya yang sangat terasa pengang dan panas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Beberapa kali Jazziel menggosok telinganya yang sangat terasa pengang dan panas. Kultum yang diberikan pak Mei-mei emang bukan main.

Pria tua yang menjabat sebagai guru BK itu berpenampilan layaknya seorang dokter dengan jarum suntik ditangan kanannya. Ia menatap beberapa murid yang kini tengah berbaris menghadap bendera.

Jika sudah begini siapapun akan takut pada pak Mei-mei terutama Jaendra yang sudah keringat dingin melihat jarum suntik. Pak Mei-mei menatap penuh amarah ke arah murid yang ia suruh menaikkan satu kakinya.

"Kalian lagi, kalian lagi. Kapan kalian akan tobat dari semua ini?"

"Nanti tunggu kita dapat hidayah baru tobat pak," bahkan dengan santainya Jazziel menjawab sambil memakan permen.

Pak Mei-mei menghela nafas panjang. "Kalian ini ya gak capek-capek buat masalah. Tauran sama sekolah mana lagi kalian ha?!"

Glek. Mereka menelan ludah kasar melihat pak Mei-mei mengacungkan jarum suntiknya. "SMA sejahtera pak." balas Mahesa dengan badan yang tegap.

Pak Mei-mei mengelus dadanya sabar. "Karena mood saya lagi baik jadi saya kasih kalian diskon hukuman. Push up 50 kali!"

Mau tidak mau Jazziel dan teman-temannya harus melaksanakan hukuman itu dengan cepat mereka push up secara kompak. Namun hukuman yang diberikan oleh pak Mei-mei malah membuat aura tampan mereka berkali-kali lipat. Keringat yang bercucuran membasahi wajah dan rambut mereka membuat gaya cool yang khas.

Ketika melakukan push up Jazziel mengalihkan pandangan ke lantai dua. Ia menangkap sosok yang membuatnya semakin semangat menjalani hukuman. Vanya gadis cantik dengan beberapa buku di tangannya serta kacamata minus yang ia letak di atas rambut.

Jazziel mengedipkan mata genit ke arah Vanya sembari memberikan kecupan jarak jauh. Vanya hanya melihat dengan wajah datar lalu berjalan meninggalkan tempatnya.

"DI TOLAK CINTA EMANG GAK ENAK
DI TOLAK VANYA LEBIH GAK ENAK!"

Suara nyanyian Hilo membuat atensi teman-temannya teralihkan menatap Jazziel, mereka tertawa kala melihat itu. Jazziel memasang wajah cemberutnya lalu ia beranjak dari sana dan menuju kelas. Ceritanya ia sedang ngambek.

Jazziel memasuki kelasnya yang sangat berisik itu, ia heran padahal masih pagi tapi mengapa teman-temannya berteriak layaknya orang kesurupan.

"Woi Hilo bayar gak uang kas lo?!" teriak Bila selaku bendahara kelas.

"Males ah Bil bayar uang kas itu gak ada gunanya. Mending gue bayar biaya kita nikah nanti." jawab Hilo sekenanya.

𝐏𝐥𝐮𝐯𝐢𝐨𝐩𝐡𝐢𝐥𝐞 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang