Rumah Keluarga Ling sang gadis berusia 11 tahun itu berada di tengah sebuah hutan yang biasanya saat malam dikelilingi kabut sedikit tebal karena menempati di daerah sejuk/pegunungan.
Bisa juga rumah nya dibilang mini mansion dengan corak sederhana. Disana juga ada peternakan kuda, Sapi, serta lumbung lumbung yang jarak nya sedikit jauh dari rumah."Ling, bisakah kau tidak berada didepan cermin selama berjam jam?" Teriak seorang wanita paruh baya dari luar kamar Ling dengan mengetok ngetok pintu kamar Ling. Gadis itu dari tadi sibuk mengepang rambut hitam nya yang panjang nya hanya sebahu, ia sedang belajar membuat kepangan udang dengan sisi kanan dan kiri.
"Bisa kah nenek tak sibuk dengan urusan ku ini? Aku sedang belajar mengepang!" Teriak Ling dengan wajah capek karena dari tadi kepang nya rusak terus.
Ya. Wanita paruh baya itu tadi adalah nenek ling dari ibu ling. Kebalikannya, nenek ling dari ayah nya sangat baik tetapi kadang kadang cerewet.
Kini di ruang makan. LingLing hanya mengikat rambut nya dengan satu ikatan. Ia terduduk di kursi depan meja dengan kue dihadapannya. Nenek nya memberikan telur rebus yang tergeletak di atas piring kecil berwarna putih serta garpu kecil diatasnya. Dengan keadaan menjelang pagi jam 6 di luar rumah, sinar matahari terbit sedikit2 mengenai mansion LingLing.
"LingLing. Tak lama lagi kau akan sekolah di Hogwarts. Apa kau mau?" Tanya mama.
"Hogwarts? Bahkan ini belum september. Ini masih agustus!" Dengan nada bicara itu. Ling seperti nya tak terima sekolah disana."Lebih baik aku ke beauxbatons! Dari pada ke Hogwarts!" Tolak ling sambil membuat wajah cemberut. "Hogwarts dekat dari sini. Kau harus sekolah disana dari pada sekolah bersama Muggle!".
Mama murka membuat Ling harus berfikir jernih, ia harus merelakan nya sekolah di hogwarts. Beauxbatons jauh berada di prancis. Dan ia tak mungkin sekolah bersama Muggle, bahkan orangtua nya adalah alumni Hogwarts."Aihhh baiklah! Aku harus sekolah di hogwarts karena akutak mau bersama Muggle. Tetapi, apakah guru guru hogwarts galak dan jahat?" Ling bersikap konyol saat itu.
"Demi merlin!. LingLing, mereka adalah orang orang baik sera penyihir penyihir baik yang pasti akan mendidik kamu dengan benar dan menjadi penyihir yang baik disana." Nenek menasihati nya dengan tulus (nenek dari ayah ling).
"Ayah akan mengantarkan kamu ke diagon aley Ling. Untuk membeli perlengkapan perlengkapan Hogwarts".
"Bersiap siap sana!". Nenek menyuruh nya dengan rasa yang tak sabar melihat cucunya menjadi penyihir hogwarts.
Saat itu Ling bersama ayah nya pergi ke diagon aley untuk membeli perlengkapan sihir dan menunggu bulan september untuk pergi ke hogwarts.
Novel ini berjalan di tahun keempat ling sebagai petualngannya. Akan di lanjutkan ke tahun keempat ling nanti setelah topi seleksi.
Sekarang bulan september. Ling berada di platform 9 3/4 sekarang. Berhubung ia bersama Teman teman nya setelah berpisah dari orang tua nya. Berdiri di samping kereta uap berwarna merah dengan atasan hitam. Dan tulisan berjudul Hogwarts Expres membuat nya sedikit kagum.
Janet dan Reyn memiliki angkatan yang sama dengan Ling saat itu, mereka berada di stasiun kelap ingin menginjakkan kaki ke pintu kereta. Ling melihat seorang anak lelaki sebaya dengan nya dengan pakaian kemeja kotak kotak disertai kacamata bulat nya yang menempel di wajah kecil nya, siapa lagi kalau bukan Harry. Harry berjalan melewati mereka. Reyn spontan menegur harry.
"Halo!". "Hallo juga" jawab harry dengan senyuman. "Apa kau tahun pertama di hogwarts? Siapa nama mu?" Tanya Reyn dengan mengulurkan tangan kanan nya. "Aku harry, Harry Potter" balas harry dengan menjabat tangan Reyn.
"Senang bertemu dengan mu Harry potter, mereka berdua teman ku, Janet dan Ling" janet senyum dan bersalaman dengan harry tetapi tidak dengan ling. Sosok nya yang dingin dengan lelaki, Ling hanya senyum dan mengabaikan tangan Harry dari jabatan tangannya. "Well Reyn. Aku harus masuk ke kereta digerbong sana, sampai jumpa di hogwarts" Harry mengatakan itu lalu berjalan meninggalkan mereka dengan membawa troli nya.
Ling, janet dsn Reyn pun memasuki gerbong mereka lalu duduk di ruangan yang sama. Kereta uap itu mulai berbunyi tanda akan berjalan dan meninggalkan stasiun nya.....
Waktu pun berjalan. Kereta nya sekarang berjalan di atas jembatan sambil mengeluarkan asap nya dan bunyi kgas kereta uap disertai roda roda yang masih besi. Ling hanya menatap keluar jendela melihat pepohonan yang hijau dengan langit langit yang biru. Janet sedang mengobrol dengan Reyn.
Disaat itu ling melihat seekor burung elang terbang dari kejauhan membuat ling juga ingin janet dan reyn melihat elang itu. "Janet! Reyn. Lihat burung elang itu!" Janet dan reyn pun bergegas kearah jendela dan juga melihat burung elang itu. "Aku harap aku menjadi elang karena bisa terbang tinggi" ling berhalu. "Nanti jika menjadi elang, kau takut akan ketinggian!" Janet kata. "Berisik kau janet! Terserah aku ingin menjadi elang atau tidak. Tak ada urusan nya dengan mu, dasar MudBlood".
Mendengar kata kata Ling yang cukup kasar di telinga Janet. Hati tang tadi nya baik dan menjadi kesal dipenuhi overthingking nya. Karena memang lah janet dari keluarga Muggle tapi bukan berarti ia harus muggle. "Ling! Aku hanya bercanda, mengapa kau membawa nama nama mudblood?!" Janet murka. "Sudahi emosi mu janet!" Reyn mencoba menenangakan janet. Sedangkan ling hanya menganggap Janet hanya tukang pembawa perasaan.
Disaat saat seperti itulah wanita pembawa troli jajanan melewari gerbong mereka. Ling melihatnya dan pikirannya dipenuhi dengan cemilan yang menemani nya di perjalanan menuju Hogwarts yang jauh, ia berdiri lalu membuka pintu ruang nya dan meneriaki wanita troli yang sudah agak jauh dari mereka. "Nyonya! Tunggu!".
Ling meneriaki nya lalu berlari hingga berhasil mendekati wanita itu. Namun apa yang di harapkan Ling itu musnah dan tak sesuai ekspektasi. Betapa terkejut nya ia melihat troli sudah kosong melompong tanpa isi itu. "Apa kau hanya mondar mandir tanpa coklat dan permen!?". "Maaf nyonya. Semua ini sudah diborong oleh salah satu siswa di gerbong sebelah".
Ling tak terima dengan itu semua, ia berniat mencari siapa yang telah memborong troli yang seharusnya berisi coklat dan permen sekarang hanya ada angin di sana. Ia kembali ke ruang janet dan reyn berada "aku akan memarahi yang pembeli coklat yang rakus di kereta ini! Bye!" Ling bersikeras pergi mengamati ruang di gerbong demi gerbong hanya untuk mencari pemborong coklat disini.
"Apa apaan sih ling" kata Reyn.
Ling masih mengamati saru satu, siswa siswi hogwarts kebingungan dari ruangan nya. Lalu tak lama akhirnya ling menemukan pelaku nya. Ternyata anak berkacamata itu yang memborong nya alias Harry. Anak yang tadi di stasiun, ia bersama Ron dan Hermione disana. Ling tanpa rasa canggung ia mengetok2 kaca pintu lalu membuka pintu ruang Harry.
"Oh Hallo, apa kau ling?" Harry bertanya sambil memegang sebuah bungkus kertas coklat kodok dengan ron yang memegang permen di kedua tangannya. "Harry...dia galak sekali wajah nya" ron berbisik ke harry. "Seperti nya ia ada dendam pribadi pada kalian. Bye!" Hermione tak ingin ikut campur langsung keluar dari situ.
Kini tinggal Ron, Harry dan Ling. "Hei. Aku ingin membeli coklat dari wanita troli tadi tetapi tak ada apa apa disana" harry terdiam lalu melihat ke permen2 nya. "Kuingatkan jangan serakah, Potter!. Orang lain juga harus memakan coklat dan permen! Dan kau rambut merah, aku sepeti nya pernah tahu tentang mu. Orang tua ku berkata jika orang seperti mu itu bersal dari keluarga kurang mampu yang hidup di tengah ladang. Weasly."
Ling langsung menutup pintu nya lalu kembali ke gerbong nya dengan rasa kesal di timpa kekesasalan nya tidsk memakan coklat dan permen dari wanita troli.
KAMU SEDANG MEMBACA
|♤RAVENCLAW GIRL♤| Ling's Adventure. ((SCORPION TAIL))
Научная фантастикаLingLing atau lebih dikenal nama pendek nya,Ling. merupakan siswi perempuan Hogwarts yang memiliki angkatan sama dengan Harry. Ling sebagai Ravenclaw kelap aktif dalam perannya disisi lain dalam menjalani kegiatan di Hogwarts. Dengan petualangan ny...