"Baiklah! Akan ku hubungi nanti lagi." Ucap Anné pada seorang di seberang telpon.
Tut...
Anné baru saja menelpon Lisa, pagi ini dia merasa sangat bosan karena tidak melakukan apapun di minggu yang cerah ini. Justin bahkan tidak membiarkannya keluar sejengkal pun dari gerbang mansion.
"Brengsek, Justin sialan! Bagaimana aku bisa keluar dari sini.." Gumam Anné sambil menggenggam erat ponselnya.
Kemudian tatapannya beralih ke halaman samping mansion. Posisinya yang sedang di balkon dapat melihat dengan jelas seorang di sana.
"Edward...." Gumamnya saat melihat Edward yang sedang meminum teh? Di bawah pohon. "Apa yang dia lakukan di sana sendirian?"
Karena penasaran sekaligus bosan di dalam kamarnya, diapun berinisiatif untuk pergi ke halaman dan menghampiri Edward.
Cklek!
"Nona, anda ingin ke mana?" Sebelum keluar, Thomas sudah berdiri di depan pintu kamarnya seolah-olah pria paruh baya tersebut berjaga di depan kamarnya 24 jam.
"Thomas, kau tenang saja! Aku hanya ingin berjalan jalan melihat halaman belakang." Sahut Anné menjelaskan.
"Kalau begitu, saya akan menemani anda." Tawar Thomas.
Anné menggeleng cepat. "Aku hanya ingin sendiri, aku mohon."
Thomas berpikir sejenak.
"Baiklah! Berhati-hatilah dan jika anda membutuhkan sesuatu, anda tinggal memanggil saya atau pelayan lain." Ucap Thomas memberi izin.
Anné mengangguk dan berjalan keluar mansion.
Namun saat di halaman, dia sudah tidak melihat Edward di kursinya.
"Dimana dia...." Gumam Anné sambil melihat kanan kiri. "Perasaan aku melihatnya di sini tadi."
"Kau mencari ku?" Ucap seorang dari belakang tubuhnya.
"Kamchagiya!" Anné memekik kaget saat melihat wajah Edward.
Edward tersenyum. "Apa aku mengagetkan mu? Maaf." Setelah mengatakan maaf, Edward langsung duduk kembali.
"Apa yang kau lakukan di sini sendirian?" Tanya Anné.
"Dan kau sendiri? Kenapa datang ke sini?" Tanya Edward juga sambil meletakkan gelas cangkirnya.
Anné kehabisan kata-kata. Melihat hal tersebut Edward tau apa alasan Anné kemari.
Tentunya karena bosan.
"Justin dan Michael keluar untuk mengurus sedikit kekacauan dan aku di sini yang menjaga rumah." Seru Edward.
"Bukankah kalian biasanya selalu bertiga?"
"Kami memang selalu bertiga, namun kadang-kadang dalam situasi genting aku tidak akan ikut." Edward berucap dengan sedikit pelan.
"Kenapa?" Tanya Anné.
"Tidak apa apa." Balas Edward.
Hening sejenak di antara keduanya, kemudian Edward melirik Anné yang masih berdiri sambil melihat ke arah bawah.
"Duduklah! Aku tau kau capek berdiri terus di sana." Ucap Edward.
Anné mengangguk dan duduk di seberang.
"Selamat siang, Tuan Edward! Maaf mengganggu waktu anda." Tiba-tiba Thomas datang.
"Ada apa, Thomas?"
"Dokter Shin sudah datang."
"Aku akan ke sana sekarang juga." Edward berdiri dari duduknya.
"Anné, aku akan pergi menemui dokter Shin, kau tidak apa apa di sini sendirian?" Edward menatap Anné.