"Jika setia itu menyakitkan, mengapa harus sesakit ini?". Batin Adit sembari memandang hamparan pasir putih yang luas di hadapannya.
Flashback on
"Kok bio WhatsApp Ica udah ke ganti? Dia juga lebih sering main FF akhir-akhir ini, ah mungkin cuman perasaan gua aja". Adit kemudian mengajak Ica untuk ketemuan di tempat biasa mereka menghabiskan waktu bersama.
📱📱Room chat
Sayang, ke tempat biasa yuk
Kangen nih😊Yauda, gua siap-siap dulu yah.
Okeiiii📱📱
Sesampainya di taman, mereka berdua duduk bersama. Menatap langit yang bertabur bintang dan bulan yang terang sempurna, Adit beralih menatap gadis di sampingnya dengan penuh kasih. Namun, Adit merasa hari ini Ica sedikit berbeda, gadis itu selalu saja fokus ke hp dan kadang tidak memperhatikan perbincangan mereka.
Malam itu terasa singkat, mereka akhirnya beranjak pulang setelah perbincangan yang singkat dan hanya sibuk dengan smartphone masing-masing.
"Makasih udah mau nganterin" Ica dengan senyum manisnya itu melangkah ke dalam rumahnya.
Adit tak membalas ucapan Ica, ia segera berbalik dan pergi dari sana.
Flashback off
Adit beranjak dari duduknya, mengingat gadis yang pernah menyakiti nya itu membuat dadanya sedikit sesak. Padahal mereka menjalani hubungan selama hampir 2 tahun, dan bukan waktu yang mudah untuk melupakan gadis yang pernah menjadi bagian dari hidupnya itu.
Iya kemudian mengendarai motornya menuju pondok pesantren yang berada tak jauh dari tempatnya saat ini.
Sesampainya di ponpes tersebut, ia segera masuk ke dalam kamar tanpa memperdulikan temannya yang tengah memanggilnya. "Tuh anak, di panggil malah ngak nyahut anjirr" cibir padil salah satu teman seangkatan Adit.
Setelah masuk ke dalam kamar, Adit langsung merebahkan tubuhnya di atas kasur, ia mencoba untuk melupakan semua yang telah menyakiti nya hari itu.
Suara dari radio masjid membangunkan Adit dari tidur lelapnya, ia segera bangun dan membersihkan diri, mengambil wudhu, kemudian bergegas ke masjid untuk menunaikan shalat subuh berjamaah.
Sesampainya di masjid, ia segera melaksanakan sholat Sunnah 2 rakaat sebelum sholat wajib(subuh).
Setelah sholat subuh berakhir, Adit di panggil oleh salah satu ustadz yang berada di ponpes tersebut.
"Dit, sini dulu, ada yang mau ust bicarakan sama kamu." Setelah perbincangan itu, Adit segera bersiap-siap untuk pergi ke tempat yang ustadz nya telah bicarakan dengannya tadi pagi.
"Ustadz, Adit duluan yah". Ucap Adit sembari menjabat tangan pembinanya itu. "Hati-hati yah, semoga bisa sukses di sana". Balas sang ustadz kepada Adit.
Adit dan salah satu pembina di ponpes nya yang bernama ust.Yusuf itu kemudian beranjak meninggalkan tempat tersebut, mereka menuju ke kota Bandung untuk mengajar anak-anak ponpes yang ada di sana.
Adit kini menjadi salah satu pembina di pondok pesantren yang ada di bandung, ia di minta mengajar anak-anak di sana mengaji dengan baik. Adit cukup senang karena mungkin jika dirinya di sibukkan dengan mengajar anak-anak tersebut ia akan segera melupakan masa lalunya yang membuat dirinya sakit hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
LUKA
Teen FictionAditya putra Wijaya. seorang lelaki baik hati yang memiliki paras tampan, sebuah keberuntungan bagi wanita yang menjadi pasangannya. Namun, ada saja wanita yang justru menyia-nyiakan keberuntungan itu. Apakah semesta tidak mengizinkan si tampan Adi...