Sehari setelah tak bersamamu serasa sebagian duniaku hilang, lenyap begitu saja. Kupikir duniaku pun seakan ingin runtuh. Terasa berat tanpa kamu yang selalu menemani.
Dua tiga hari tanpa kamu pun masih sama. Terkadang aku melihat akun sosial mediamu, tampak kamu yang baik-baik saja, tampak senang bersama teman-teman kamu atau kamu yang sibuk dengan proyek dan tugas yang kamu kerjakan. Terkadang aku merasa lega, terkadang pula aku ingin berteriak. Aku rindu kamu, tahu!
Awalnya seperti itu, sembilan sepuluh hari tanpa kamu aku pun menyibukkan diri. Kamu sudah tak kupikirkan sampai menangis. Kamu bahkan menjadi motivasi. Aku pun mau seperti kamu yang selalu rajin dan bersemangat.
Lima belas hari bahkan seterusnya kupikir kamu dan aku tidak apa-apa seperti ini. Perpisahan biasanya terdengar buruk. Namun, perpisahan membuat kita menjadi kuat. Membuat kita belajar apa itu kehilangan dan bagaimana cara kita menghadapi serta mengatasinya.
Kamu pun kuharap begitu. Maafkan aku yang telah membuatmu sakit hati. Aku pun merasakan hal yang sama walaupun kanu tak tahu itu. Kini, kita tak saling bersisian, namun selalu kuharap kamu mendapat yang terbaik bagimu.
KAMU SEDANG MEMBACA
beberapa penggalan tentang kamu.
De TodoSejuk sepi ini terkadang kamu merasuk kepala, menjelma menjadi keping rindu yang memuakkan hingga jenuh pikiran. Pada akhirnya aku tulis ini, mengisi hari tanpa kamu di sisi.