Sejak kecil kita sudah pernah memiliki suatu sosok yang dikagumi seperti ayah, ibu, guru, kakak, saudara, ataupun orang-orang yang kita kagumi lewat media. Untuk kasusku sendiri yang sering melihat media di awal milenial para pahlawan yang kulihat merupakan pahlawan yang biasa dilihat di film maupun serial televisi. Rasa kagumku tertanam hingga menjelang diriku dewasa.“Saat sudah besar nanti mau jadi apa?”, pertanyaan itu selalu kudengar di waktu kecil, dan selalu kujawab dengan naifnya “Aku ingin menjadi pahlawan”. Reaksi yang kuterima beragam baik yang mendukung maupun yang merendahkan idealisme dari anak kecil yang aku utarakan. Walaupun sudah beranjak dari bangku SMA aku masih memegang teguh keyakinan yang aku percayai dari kecil mengenai impiamku, untuk menjadi seorang pahlawan tidak perlu turun tangan langsung ke medan tempur dan berperang. Kita bisa memulai dari hal yang paling kecil yaitu menolong orang lain.
“Sepertinya hal ini sudah tidak mungkin dilanjutkan lagi”, kalimat itu tertulis jelas pada raut wajah pengajar dihadapanku, tatapannya yang dingin melihatku. Mungkin sudah saatnya mengambil haluan lainnya, hal itu keluar dibenakku. Dengan dukungan dari berbagai orang-orang terdekatku baik dari keluarga, sahabat, maupun orang spesial bagiku. Dengan bekal keberanian untuk mengikuti tes yang akan dilakukan, aku yang ditemani kakakku hingga gerbang pertempuran sudah memulai perang yang sakral untuk masa depan yang akan kujalani.
Hari demi hari pun mulai terlewati dengan jumlah ketidakpastian semakin bertumpuk di hatiku, apakah ini jalan yang benar untuk kuambil? Ataukah ini merupakan buah terlarang yang tanpa sengaja kupetik? Keputusanku yang sudah bulat aku kembalikan kepada Tuhan dengan takdir yang dia untaikan padaku, berharap hasil baik yang diberikan padaku oleh-Nya. Sampai pada hari yang ditentukan, sebuah chaos terjadi pada rumah yang disebabkan oleh kesalahan klarifikasi Sebagian oknum. Aku lulus.Sekarang aku sudah mendekati impianku untuk menjadi pahlawan yang kubayangkan. Bukan seorang yang sempurna, maupun yang memiliki kekuatan super layaknya yang kutonton semasa kecil. Namun pahlawan yang akan berjasa untuk generasi masa depan dalam menjaga mereka baik itu tindakan kecil maupun besar yang nantinya kuambil, itu masihlah misteri dari-Nya.
Jika kau bertanya padaku, “Apa itu pahlawan?” aku akan menjawabnya dengan senang hati. Pahlawan tidak harus mengenakan mantel, tidak harus memiliki kekuatan super, tidak harus bertindak melawan kejahatan secara langsung, tidak selalu menggunakan kekerasan, pahlawan ialah sosok yang melindungi dan menjaga mereka yang akan menjadi pemimpin masa depan, mereka yang akan meneruskan tekad kita nantinya. Meskipun aku ‘kurang beruntung’ dalam kasusku, aku akan terus bertarung demi mencapai titik dimana aku akan menjadi pahlawan yang aku impikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pahlawan Impianku
De TodoCerita anak Real Life tanpa nama yang ingin menjadi pahlawan impiannya