---
Hai..
Aku rindu.
Kenapa kamu memberikan banyak momen manis jika hanya untuk pergi?
Aku berusaha menyibukkan diri dengan berbagai kegiatan,
Meski tetap kamu yang aku pikirkan di sela-sela waktu.
Aku berusaha bersikap baik-baik saja,
Meski setiap momen tentang kita seringkali muncul dalam benakku.---
Seorang gadis berkulit putih dengan rambut panjang tergerai memaksakan senyum di bibirnya. Tangannya sedikit tremor memegang pulpen. Di depannya, ada sebuah buku bersampul pink yang dibiarkan terbuka, menampilkan isi hatinya yang tak tersampaikan. Ini sudah hari keenam sejak ia mengetahui kebenaran itu. Kebenaran yang terasa sangat menyakitkan.
Ia tertawa getir sembari menghapus air mata yang tiba-tiba saja menetes. Rasa sakit itu masih saja tak hilang. Tapi di balik rasa sakit itu, juga tersimpan kenangan manis yang masih terasa indah dan tak terlupakan. Ia kembali mengingat semua kenangan indah itu. Kenangan yang sebelumnya tak pernah ia sangka akan menjadi begitu indah nantinya.
Ia menegakkan duduknya dan menatap lurus ke depan jendela kamar. Titik-titik air hujan mulai terlihat membasahi jendela. Kilatan cahaya petir mulai terlihat di langit gelap. Gadis itu mengepalkan tangannya kuat-kuat, meneguhkan hati bahwa ia bisa melewati segala permasalahan dalam hidupnya. Karena ia kuat. Karena ia bisa. Dan karena ia adalah seorang Gisella Manuela.
Gisel mulai menulis lagi. Kali ini dengan penuh senyuman sembari mengucap syukur dalam hati. Bagaimanapun juga ia harus bersyukur atas segala kenangan indah yang telah cowok itu berikan.
Terima kasih karena pernah hadir di hidupku, Delvin Adzriel.
°°°
KAMU SEDANG MEMBACA
BLUE MEMORIES
RomanceTentang pertemuan.. Tentang persahabatan.. Tentang perjuangan.. Tentang mengikhlaskan.. Tentang hukum karma.. Dan tentang kenangan..