Happy Reading
*****
Hari berganti, Yusuf dan Kamila berlomba-lomba mencari tahu siapa sebenarnya Bunga dan Fatih. Beberapa kali bahkan perempuan paruh baya itu sengaja mendatangi sekolah Irsan, hanya untuk bertemu dengan Fatih secara diam-diam. Beberapa kali bahkan sengaja membelikan aneka makanan ringan untuk bocah menggemaskan itu. Tiap kali selesai bertemu dengan Fatih, Kamila akan merasakan kebahagiaan yang tidak bisa di gambarkan .
Seperti siang ini, Kamila mendatangi kantor sang suami setelah melihat Fatih dan membelikan mainan bocah lucu nan menggemaskan berkulit kuning langsat dengan lesung pipi. Istri Purnama itu bahkan sempat merekam dan mengambil potret ketika Fatih bermain bersama teman-temannya. Ketika tak mendapati sang suami berada di ruangannya, Kamila memutar video rekaman yang didapatnya tadi.
Tawa menguar ketika Fatih membagikan makanan yang diberi oleh Kamila pada beberapa sahabatnya. Si kecil bahkan dengan riangnya membuka mainan yang dibawakan dan memainkannya dengan semua sahabat. Kamila tak peduli asal-usul Fatih yang sudah dia ketahui dari orang suruhan suaminya jika si kecil terlahir tanpa seorang ayah bahkan kehamilan si ibu membawanya terusir dari kampung halaman.
Bunga dianggap aib bagi para tetangga di desanya sehingga dia harus diusir dari tanah kelahiran bersama kedua orang tuanya. Sampai saat ini pun, Kamila belum mendapatkan kepastian tentang siapa lelaki yang telah menghamili Bunga. Perempuan paruh baya itu begitu penasaran dengan masa lalu salah satu desainer butik Shaqina. Naluri sebagai seorang perempuan menolak jika wanita seperti Bunga terlibat pergaulan bebas atau sampai melakukan cinta satu malam.
"Mama lihat apa? tersenyum sampai selebar ini? Papa cemburu, lho." Suara Purnama membuyarkan senyuman dan lamunan Kamila. Membalas senyum sang suami, perempuan itu menunjukkan rekaman Fatih yang tengah bermain dan tertawa dengan sangat bahagianya. "Dia anak yang Mama ceritakan itu, kan?"
Kamila menganggukkan kepala. "Papa lihat sini, deh. Dia itu lucu banget tahu. Anaknya juga pinter, ramah dan periang. Setiap kali Mama bawain jajan, pasti dibagi ke teman-temannya." Perempuan paruh baya itu begitu antusias saat bercerita tentang Fatih.
"Kasihan dia, Ma. Terlahir dari kesalahan orang tuanya. Jika Teman-temannya tahu, pasti dia akan di-bully."
Menatap sang suami, Kamila menggelengkan kepala. "Mama tidak yakin jika Bunga penganut pergaulan bebas. Dia sosok perempuan agamis dan penyabar bahkan untuk menghadapi menantu kita yang cerewet dan selalu menghina penampilannya. Bunga cuma memberikan senyum tanpa mau membalas hinaan sama sekali."
"Mama jangan terlalu memujinya begitu. Perempuan itu manusia biasa, ada saatnya dia khilaf." Duduk di sebelah sang istri. Purnama tertarik melihat hasil rekaman istrinya. Mengulang dari awal hasil rekaman tersebut, si lelaki paruh baya malah ikut-ikutan tersenyum.
"Dih, ikutan ketawa jadinya," sindir Kamila. Bibirnya mencebik mengolok sang suami.
"Emang lucu anak ini, Ma. Kapan-kapan kalau Mama mau ketemu anak ini, ajak Papa, ya."
"Hmm," jawab Kamila. Dia, lalu melirik jam yang ada di dinding. "Yusuf sama Adhisti kok belum ke sini,sih, Pa?"
"Tidak tahu." Purnama makin asyik melihat semua foto dan video yang merekam kegiatan Fatih.
"Mereka tidak lupa, kan, Pa? Kita harus bertemu dengan orang tuanya Adhisti."
"Coba telpon. Tadi, sebelum Yusuf pamit untuk menemui kliennya, Papa sudah ingatkan supaya kita tidak terlambat makan siang dengan mertuanya."
Kamila mengambil ponsel suaminya dan menghubungi Yusuf. Tidak pernah ada yang tahu bahwa putra semata wayangnya itu, kini tengah menjadi penguntit seluruh kegiatan Bunga dan Fatih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pewaris
RomanceTerusir dari kampung halaman karena memiliki seorang anak tanpa suami membuat perempuan bernama Bunga dan keluarganya menderita. Sekeras apa pun Bunga dan keluarganya menjelaskan tentang status kehamilannya, tak ada seorang pun yang percaya. Bukti y...