Lisa POV
"Mina, kantin yuk!"
"yaah, sorry lis, kayak nya aku bareng eun woo aja deh.. hehe"
Mina tersenyum bodoh ketika melihat wajahku yang merengut karena dia menolak ajakanku.
Dasar menyebalkan! Awas saja kau kalau putus dengan manusia putih itu, aku tidak peduli perduli meki kau menangis sesegukan sekalipun.
Setelah tersenyum bodoh begitu, mina dengan enaknya langsung melengos pergi menghampiri kekasihnya yang sudah menunggu di depan pintu. Sementara aku hanya bisa mendengus sebal memandang kepergian mereka.
"Mau bareng gw nggak?"
Aku menoleh begitu mendengar suara rose yang kurasa sedang mengajukan pertanyaan untukku. Dan sebelum aku sempat menjawab, rose sudah beranjak dari tempatnya duduk, menghampiriku dan merangkul pundakku santai
"kelamaan mikir, udah ikut aja!"
Aku hanya memandangnya heran ketika rose tetap melangkah sambil sedikit menyereku untuk mengikutinya. Oh iya, sejak hari dimana rose masuk kelas ini, kami sudah berteman, itu karena rose duduk di belakang bangku ku, dan dia juga tipe orang yang sok akrab menurutku.
Jujur saja, aku yang masih sering merasa canggung dengannya kadang tidak habis pikir ketika dia bertinda sesuka hatinya. seperti sekarang ini, dia dengan seenaknya menyeretku ke kantin bahkan tanpa pernsetujuanku terlebih dahulu, dia juga kadang dengan seenaknya duduk di jok belakang motor ku ketika pulang sekolah memintaku untuk mengantarnya pulang yang dengan sangat terpaksa aku menurutinya karena, sungguh jika aku mengusirnya aku merasa menjadi orang yang sangat jahat.
"Duduk aja, biar gue yang pesenin sekalian!"
Rose menekan ke dua bahuku pelan, sesat sebelum dia ingin memesan makanan.
"nggak usah Rose, aku pesen sendiri aja"
Bukannya apa-apa, aku hanya tidak ingin memiliki hutang budi dengan orang lain, karena jika aku menerima tawarannya maka bisa kupastikan aku akan dihantui pikiran untuk melakuakn hal yang sama kepadanya, dan aku sangat tidak menginginkan itu.
"udah duduk aja lalisa, hm?"
Refleks aku memundurkan sedikit wajahku ketika dia berkata dengan posisi wajah yang lumayan dekat. Ini juga point yang menjadikan aku tidak terlalu suka dekat dengannnya. Rose itu tipe orang yang manis, dia terlalu perhatian dan manis terhadap ornag – orang yang dianggapnya teman. Selain itu dia juga tipe yang agak touchy dengan teman – teman perempuanya.
Terkadang aku merasa sifat perhatiannnya terlalu berlebihan, dia pernah menyeka keringat di dahi dan leher ku secara tiba – tiba dua hari yang lalu, hari itu sangat panas ditambah ac kelas yang mati dan entah kenapa aku meras sangat panas. Entah, hal itu ku rasa berlebihana, karena kenapa harus dengan tangan? kan jika dengan sapu tangan itu akan terasa lebih normal menurutku. Kemudian dia sering tersenyum gemas jika melihat ku marah – marah dan tak jarang mencubit pipiku bankan kemarin dia sempat mencium pipiku sekilas setelah kuantar pulang sekolah.
Tapi saat aku menceritakan hal it uke Mina, kata dia Rose juga begitu kepadanya. Jadi tidak ada yang salah dengan hal itu. Apa aku saja yang terlalu berfikiran buruk?
"hai"
Mendongkak ketika merasa ada seseorang di depan mejaku.
"apaan?
Aku menjawab malas, ketika laki-laki yang tiba-tiba datang tak diundang ini duduk di depanku dan memasang senyum tanpa dosanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Thank you
FanfictionTerima kasi karena kau... akhirnya aku merasakan jatuh cinta Terima kasi karena engkau... membuatku terluka