5

598 96 36
                                    

Hari ini tak ada aktivitas yg berarti, zhan bekerja seperti biasanya. Tapi hari ini dia pulang lebih awal. Dia sendirian, tidak bersama wang yibo. Yah, laki-laki itu sedang mempersiapkan pernikahannya. Dan juga dalam masa cuti.

Berjalan menyusuri jalan yg sangat dia hafal, kaki zhan berhenti tepat di sebuah gereja tua yg dulu sering dia datangi bersama wang yibo.

Sepercik senyuman kecil menghiasi bibir tipis xiao zhan. Kakinya perlahan melangkah dan masuk ke dalam gereja tua itu.

Tak ada siapapun di sana, zhan terus berjalan hingga sampai di samping altar.

Lilin-lilin kecil di gereja itu tak pernah padam, mungkin para biarawati bergantian menggantinya.

Zhan mengepalkan dua tangannya di dada, kedua matanya terpejam seraya melafalkan doa-nya di hadapan Altar gereja dengan kedua kakinya yang di tekuk di lantai.

Bibir tipis itu mulai berdoa setelah sebelumnya memberi pujian di Rumah tuhan yang sedang dia singgahi.

".. bolehkah aku membuat sebuah pengakuan? Aku mengaguminya bukan sebagai sahabat, aku mencintai lebih tepatnya aku menginginkannya. Aku ingin dia menggenggam tangan ku dengan perasaan indah di hatinya, menggusak rambutku dengan perasaan hangat di benaknya, menemani seluruh hari dalam hidup ku dengan perasaan kasih sebagai seorang kekasih, bukan sebagai seorang sahabat.."

.. aku tau aku adalah orang yg egois, menginginkan sahabat ku untuk menjadi milik ku tapi, apakah itu salah? Ku rasa cinta itu bukanlah sebuah kesalahan. Aku sudah memendam cinta ini begitu lama, sekalipun mata dan tubuh ku memandangnya dengan tatapan memuja, tetap aku tak bisa mengutarakannya karena dia menganggap ku hanya sebagai sahabat. Kami tumbuh bersama sekian tahun, hingga benih cinta benar-benar tumbuh di dalam hati ku, aku melihatnya setiap hari, bagaimana bisa aku kuat untuk tidak mengaguminya?

..hingga ada hari di mana hatiku bergerak gelisah, dia mengenalkan kekasihnya pada ku setelah kita berdua mulai bekerja. Tuhan, waktu itu dada ku benar-benar sesak tapi bibir ku harus tersenyum. Sahabat yang mengumbar kisah cintanya di depan mataku setiap hari benar-benar membuat mata ku sakit tapi aku harus tetap memandang indah pada mereka berdua. Aku tau memang tidak semua cinta bisa kita miliki dan aku mungkin adalah salah satu dari orang yang tak bisa memilikinya.

..aku menjalani hari ku dengan sabar, melihat betapa dua tangan itu bergandengan setiap hari. Tak ayal aku melihat bibir sahabatku mengecup kening indah kekasihnya. Itu adalah makanan sehari-hari ku setiap hari tapi aku bisa menahannya. Apa yang di harapkan dari sebuah pengakuan cinta dari seorang pria pada pria jika salah satu pihaknya tak berada di jalan itu?

..aku tau kaum seperti ku sangatlah hina. Tapi cinta kami begitu sederhana.

..aku dan wang yibo telah bersama begitu lama, dan aku memiliki cinta ini seorang diri. Sebelumnya ku pikir tidak masalah, asal aku masih bisa melihatnya setiap hari. Hingga kabar bahagia lain datang beberapa waktu lalu. Dia mengumumkan bahwa dia akan menikahi gadis cantik yg telah bersamanya selama ini.

..sama seperti beberapa waktu lalu saat dia mengenalkan kami, dadaku kembali bergemuruh juga berdentum dengan keras tapi, sekali lagi bibir ini harus tersenyum bahagia meski pahit yang aku rasakan.

..tuhan, kau tenang saja. Aku tentu tak akan mengungkapkan perasaan sepele ini dan membuat kisah mereka yang indah menjadi berantahkan. Aku tetap akan mendoakan mereka agar hidup dengan bahagia. Mungkin ini adalah kesempatan ku untuk mengubur dalam-dalam perasaan sepihak ku di dasar hati.

..aku berdoa pada mu, Tolong kuatkan aku agar aku tetap bisa tersenyum indah di hari pernikahan mereka. Buat hatiku setegar karang agar hempasan keindahan di depan mata ku tak terlalu menyiksa ku.

Shanghai De Yu (Hujan Shanghai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang