00 - Susu Kotak Cokelat

293 16 3
                                    

"Siapa yang sampainya duluan bakal traktir susu kotak di kantin. Deal?"

"Gas ayo, deal!"

Hari itu, matahari bersinar terang menyambut langit pagi. Jeno dan Reno, dua kembar identik berusia 13 tahun, memutuskan untuk pergi bersepeda menuju sekolah. Mereka selalu menyukai bersepeda bersama, dan hari ini adalah hari lain bagi mereka bertaruh hanya sebagai kesenangan.

"1, 2, 3, mulai!"

Jeno dan Reno mulai mengayuh pedal sepeda mereka dengan cepat. Begitu keluar dari sekitar rumah, mereka selalu memilih 'jalan tikus' untuk mempersingkat waktu perjalanan mereka ke sekolah.

"Stop Ren, liat jalanannya ada tulisan gak boleh lewat ada semen basah haha."

"Yah berarti lewat jalan raya dong Jen, telat gak ya ini?" Tanya Reno khawatir.

Saat adik mulai menggigit kuku jari ibunya sebagai ekspresi kecemasan, Jeno tersenyum tipis, menikmati tingkah lucu dari adik yang amat ia cintai.

"Ya sudah ayo semoga Bu Lenna ngerti kenapa kita bisa terlambat haha."

Akhirnya mereka mulai meninggalkan jalan tersebut. Dengan sengaja Jeno memperlambat laju sepedanya, memberi kesempatan pada Reno untuk memenangkan taruhan kali ini. Jeno akan menggunakan uang yang ia simpan dari jajannya kemarin untuk membelikan susu kotak coklat yang sangat disukai oleh adiknya.

Saat mereka hendak melintasi jalan tersebut, tiba-tiba ban sepeda Jeno kehilangan angin. Reno yang berada di depan tidak menyadari dan terus melanjutkan perjalanannya.

"Reno, tunggu!" Teriak Jeno.

Ketika menyadari bahwa Jeno tidak mengikutinya, ia memalingkan kepalanya kebelakang dengan cepat. Namun, di saat yang sama, insiden mengerikan pun terjadi. Sebuah mobil melaju kencang dan menabrak sang adik, melemparkannya jauh dan menyisakan rusaknya sepeda Reno.

Jeno menyaksikan semua itu. Detak jantungnya semakin cepat, dan kakinya tiba-tiba menjadi lemah, tidak sanggup menopang berdiri. Dalam keadaan mata berkaca-kaca, air mata tak terbendung saat ia berteriak meminta pertolongan dari orang-orang di sekitarnya.

Reno mengalami luka parah pada kepalanya dan harus menjalani serangkaian operasi. Di sisi lain, Jeno mengalami syok berat dan mengalami pingsan berulang kali. Sang Ibu merasa hancur, merasa tak berdaya menghadapi kenyataan ini.

"Dengan Ibu Mawar?"

Dokter dan seorang suster keluar menemui Mawar yang masih dengan ekspresi sedih terlihat. Mereka berjalan pelan mendekati Mawar, wajah serius mereka mencerminkan kabar yang akan diberitahukan.

"Iya Dok, bagaimana anak saya Reno? Apa dia dalam kondisi baik? Semua prosedur administratif akan saya tangani, jangan khawatir. Apa Reno akan dipindahkan ke ruang perawatan kan?" Ujar Mawar dengan kecemasan yang jelas terasa dalam suaranya. Ia ingin mendengar bahwa Reno selamat dan dalam keadaan baik-baik saja.

"Maaf Bu, Tuhan lebih menyayangi putra Ibu. Reno tidak bisa terselamatkan Bu."

.
.
.
.
.
.
.

Hi everyone!
Terima kasih udah mampir di work ku kali ini 🥹🙏🏻

Aku mau baca pesan kalian tentang chapter pembuka ini hehe.

Hope u guys like it

See you in the next chapter

See you in the next chapter ✨

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pulang KembaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang