Ali dan Zahra kini tengah bersiap untuk kerumah dinas Abi dan umi.
"Anaknya bunda ga sarapan dulu?." tanya bunda pada Zahra.
"Engga ah bun, udah jam segini ntar mas ali telat apel juga." ucap zahra.
"Hmm yaudah deh hati - hati ya sayangg, kalo ada apa - apa bilang sama bunda ya."
"Okeii bunda." ucap zahra sambil memeluk bundanya.
Tak lupa mereka juga berpamitan dengan ayah, reza, serta fadya.
"Fadya ga sekalian bareng sama kita?." tanya zahra.
"Ngga ah mba, fadya mo sendiri aja ntr fadya nyusul kesana." ujar fadya.
Ali sudah selesai berpamitan dengan ayah , ia pun mengajak zahra "Yaudah yuk sayang."
"Bentar mas." ucap zahra.
"Ayahhh, zahra balik dulu yaa." ucap zahra sambil memeluk ayahnya.
Ayah Bagas juga tak lupa untuk membalas pelukan hangat anak pertamanya.
Ali dan Zahra sudah di rumah dinas orang tua Ali, tapi mereka tak lama - lama setelah berpamitan mereka pun pulang.
Tempatnya hari ini Ali berangkat untuk satgas, sedangkan zahra sudah menyiapkan barang Ali yang ingin di bawa.
"Hiksss." tangisan Zahra terdengar saat Zahra sedang dandan akan ke dermaga.
Zahra sudah siap memakai seragam hijaunya khas istri TNI AD.
"Sayangg? kamu kenapa nangis?." tanya Ali sambil mengusap kedua pipi zahra dengan tangannya.
"Zahra belum siap jauh sama mas Ali." ucap zahra sambil memeluk Ali.
Zahra menangis di pelukan Ali.
"Saya gak suka janji, tapi saya bakalan pulang saat anak kita sudah lahir di dunia ini." ucap Ali.
"Sudah kamu jangan nangis lagi ya ra,, sekarang kita berangkat." ucap Ali yang melepaskan pelukan zahra.
Mereka berdua pun berangkat ke dermaga , tak hanya Zahra yang mengantarkan Ali ke dermaga bahwasanya ada keluarga Ali dan zahra serta serda Farhan dan sertu dika.
Mereka pun sudah sampai di dermaga, sebelum pergi ke kapal Ali di beri waktu untuk berpamitan dengan keluarganya.
"Umi, abi. Ali berangkat dulu yaa." ucap Ali sembari memeluk orang tuanya.
Ia juga berpamitan dengan mertuanya serta adek iparnya.
"Kak ali , tunggu aku sebentar lagi bakal jadi istri Serda Farhan." ucap fadya.
Ali terkekeh mendengar ucapan fadya.
"Farhan, dika saya titip istri dan anak saya , nanti kalau saya gugur saya mohon agar yang mendapat kabar pertama itu istri saya." ucap Ali sambil memeluk Farhan dan Dika.
"Letda Ali jangan bilang kayak gitu, semua sudah kehendak tuhan." ucap dika.
"Siap letda ali! saya bakal jagain ibu komandan, dan tolong jangan bilang seperti itu , saya pengen jadi bagian keluarga letda Ali." ucap farhan.
"Kalian itu sudah seperti sodara saya sendiri."
Tak lama Ali menghampiri zahra, ia memeluk dan mencium Zahra.
"Humairahku jaga diri baik - baik ya,, jagain debay nya,, kalau nanti saya gugur saat bertugas tolong sekali ikhlaskan saya,, kamu adalah cinta pertama dan terakhir saya. disaat kita jauh jangan kamu mencari kenyamanan pada orang lain, tolong sekali saya mohon untuk menjaga pandangan ataupun hati kamu pada orang diluar sana,, saya mencintaimu dengan sangat tulus ra." ucap Ali.
Zahra tak kuasa menahan tangis "Mas Ali kenapa sih bilang kaya gitu sama zahra? mas, ayo dong yakinnnnn kalo mas Ali tuh gabakal gugur, mas Ali bakal jadi ayah dari anak kita sampai selamanya, apalah zahra gabakalan mencari kenyamanan sama orang lain." ucap zahra.
"Papua sedang tidak baik - baik saja ra, kamu tau kan bahaya disana? apakah yakin saya kuat saat disana nanti." ucap Ali sambil tersenyum tandanya untuk menguatkan Zahra agar tidak menangis terlalu lama.
"Demi Zahra mas.. hikssss." lirih zahra.
Tetapi lemahnya ali juga malah ikut meneteskan air matanya.
"Sudahh kamu jangan nangis , sayangnya ali harus kuat yah." ucap Ali.
Zahra mengangguk dan kini waktu sudah habis , saatnya Ali untuk ke kapal karna akan segera berangkat.
Ali tak berhenti mencium Zahra "Sudahhhh, saya berangkat dulu ya sayang." ucap Ali sambil melambaikan tangannya.
Zahra juga membalas lambaian tangan Ali dan tersenyum pada Ali agar Ali tak sedih saat jauh dari zahra.
Sedikit demi sedikit kapal mulai bergerak menjauhi dermaga, banyak tangisan yang terdengar kencang karna harus jauh dari orang tersayang.
"Papua , ku titipkan dirinya jangan pulangkan dia terlebih dahulu sebelum tugasnya belum usai , alam mu indah tapi banyak yang menumpahkan darah disana..
jangan sampai dia juga meneteskan setetes darah di alam mu.
aku hanya bisa berdoa kepada tuhan yang maha tau segalanya, jaga lah suami ku, jika sampai kamu mengantarkan suamiku pulang terlebih dahulu kamu ku anggap jahat Papua."Zahra masih menangis dan dirinya tak mau pulang ke batalyon, padahal ia sudah di ajak oleh keluarga dan farhan, Dika namun tetap saja tak mau.
"Ibu komandan ayo kita balik ke rumah dinas." ujar Dika.
"Iya ibu komandan, jangan begini dong nanti letda Ali marah sama saya." ucap farhan.
"Serda Farhan sama sertu dika kalo mau balik ya balik aja, Zahra masih pengen disini sendiri, dan tolong jangan ganggu Zahra!." tegas zahra.
Farhan dan Dika masih terus membujuk zahra agar mau balik ke rumah dinas "Disini bahaya ibu komandan, kami mohon jangan begini."
"Mau bahaya mau apa terserah saya sendiri." ucap zahra.
Farhan dan Dika tak bisa lagi membujuk zahra, akhirnya mereka berdua pergi dahulu.
Zahra masih menangis di tepi dermaga, sampai ada TNI AL yang mendekati nya.
•••
Jangan lupa baca novel aku juthor: CAPTAIN NAVY
°
°
°hmmm ali firasatnya uda kek gitu ntr bakal kek apaa yaaaa
Thanks for reading,
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Kamu Dan Negara [REVISI]
Random⚠️ FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA ⚠️ "berawal dari tak sengaja menjadi cinta" ~Ayna Zahra Bagaskara~ "tidak ada yang bisa mengubah takdir Allah" ~Ali Putra Pramudya~ sungguh takdir Allah itu tak ada yang tau, perbaiki lah dirimu menjadi baik jika ingin...