Bab 4 : Malang

125 17 4
                                    

***

Hari semakin gelap dan Jacob belum kunjung kembali. Yang lebih mengkhawatirkan disini adalah Lory. bagi Lory,  Renesmee tak apa jika pulang sendirian atau bahkan lebih malam karena dia bukan manusia biasa. Sedangkan Lory? Tak perlu dipertanyakan lagi.

Lory duduk dengan rasa gelisah dan juga bingung, ia tak nyaman jika terus menerus berada disana dan menganggu interaksi antara Renesmee dan Billy. Ditambah lagi Lory memikirkan keadaan sang nenek yang ada di pondok sendirian.

"Paman." Lory menghampiri Billy yang mengobrol bersama Renesmee entah apa yang mereka bicarakan tetapi Lory tidak ingin tahu yang jelas ia ingin pulang.

"Ya, Lory? Ada apa? Kau menginginkan sesuatu?" Sahut Billy.

"Um- sepertinya aku akan pulang, paman."

Billy menatap Lory,"kau yakin? Tinggal lah disini sebentar lagi, mereka pasti sebentar lagi tiba. Ini sudah gelap, Lory. Paman tidak mau kau terkena masalah,"

"Nenek sendirian di pondok dan aku khawatir jika nenek terlalu lama sendirian sebab nenek sangat rentan." Tolak Lory.

"Tinggal lah disini Lory, bersama kami. Kau tidak tahu apa yang akan kau temui di gelapnya malam," Renesmee ikut mencegah Lory yang bersikukuh untuk pulang.

Lory memasang jaketnya dan tersenyum tipis,"tak apa paman, Renesmee. Lagipula ini belum terlalu gelap, aku masih bisa melihat jalan. Dan untuk urusan Paul- biar aku saja yang mengurusnya. Aku tidak bisa meninggalkan nenek,"

Jika sudah seperti ini Billy bisa apa? Lory sama kerasnya seperti Paul. Tidak akan bisa dicegah.

"Yasudah kau berhati-hati lah, aktifkan ponselmu dan jika terjadi sesuatu cepat hubungi kami, okay?" Ucap Billy dengan penuh rasa khawatir.

"Tenang saja paman." Sahut Lory yang berjalan menuju pintu depan.

"Antarkan dia sampai depan, Reneesme." Pinta Billy pada calon menantunya.

Renesmee mengangguk dan mengantarkan Lory sampai teras depan. Sebelum Lory melangkah keluar, tangan Lory dicekal oleh Renesmee.

"Kau yakin pergi? Menurutku tetap lah disini, aku melihat sesuatu yang buruk tentang mu. Lagipula Jacob tidak merasa terbebani dengan mengantarmu nanti, aku juga tidak merasa terganggu dengan kehadiran mu, ayolah jangan pergi." Cegah Reneesme.

Lory berusaha menepis tangan Renesmee,"aku tidak apa-apa dan mungkin saja penglihatan mu salah. Jadi tolong biarkan aku pergi, nenek ku seorang diri. Aku tak mempermasalahkan hal itu,"

Renesmee mengakui kalau Lory begitu keras kepala hingga Renesmee menyerah membujuknya dan membiarkan Lory pergi ke dalam gelapnya malam. Renesmee tak bergerak sedikitpun untuk mengawasi Lory yang sudah tak terlihat.

Lain halnya dengan Lory, perjalanannya memang mulus, namun itu hanya permulaan. Lama kelamaan Lory merasa ada yang memperhatikan nya dari gelapnya hutan disisi kirinya.

"Siapa disana!?" Hardiknya dengan keras.

Sunyi. Tak ada yang menyahut. Hanya ada suara serangga dan juga burung hantu yang seakan menyahut Lory. Entah kenapa Lory merasa memang ada yang memperhatikan nya. Maka Lory semakin mempercepat langkahnya menyusuri jalan setapak dengan penerangan seadanya.

Krek!

Bunyi ranting kering yang patah mengangetkan Lory.

"Seth! Kau kah itu!?" Jantung Lory berdegup kencang.

Mirare |  Cedric Diggory Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang