Di Sekolah

6 0 0
                                    

Pagi dan belaian hangat matahari menampakkan dirinya. Sementara Falisa masih tertidur pulas dengan alaram yang terus berbunyi disampingnya.

Hentakan kaki Ibu terdengar mendekati pintu kamar Falisa.
"Ya ampun Falisa, kamu masih belum bangun, dari tadi alaram sudah berbunyi loh. Alisa bangun mandi sana, setelah itu serapan nanti kamu telat ke sekolah. " Ucap Ibu yang mematikan alaram disebelah Falisa.

"Iya bu, bentar 5 menit lagi. " Jawab Falisa
menarik selimut hingga menutupi wajahnya yang masih mengantuk .

"Astaga, sudah bangun sana." Ibu menarik selimut Falisa dari atas tempat tidurnya.

Handphone Falisa berbunyi,

"Siapa sih nelfon jam segini masih ngantuk juga" ujar falisa dalam hatinya kesal,
"Hallo apaan? " Ucap Falisa setengah sadar yang masih menutup matanya.

"Sa, lo baru bangun tidur? Woy lo lupa hari ini kita pengumuman kelulusan ujian, buruan cepat mandi." Ucap Selly mendesak.

Selly Fransiska sahabat dekat Falisa sejak Falisa pindah sekolah.

"Lili sorry-sorry baru ngeh buka mata gue."

"Astaga bisa-bisanya lo angkat telfon gue merem emangnya main tebak-tebakan apa."

"Mampus gue li tadi malam gue tidur lama banget. Bentar gue mandi dulu. " jawab Falisa yang langsung beranjak dari tempat tidur.

"Buruan lima menit gue tunggu yang lain juga udah pada nungguin di sekoalh, nih gue otw ke rumah. Bye!" Ujar Selly dan mematikan telfon.

Falisa yang mendengar Selly menuju ke rumah bergegas mandi.

"Ibuu...!!!, aku telat." Teriak hesteris falisa."

"Tuh kan Ibu bilang apa, udah Ibu bilang tadi malam tidur duluan, kebiasaan kalo udah mendadak pasti suka panikan."
Ujar Ibu melirik ke arah Falisa.

"Bu, air keran mati ya?" Tanya Falisa panik
"Putar dulu kerannya" Saut Ibu dengan sabar.
"Ohiya lupa hehe.

"Sa. Kalau gak sempat serapan nanti bawa bekal saja ya , Ibu siapkan dulu kebawah." Sambung Ibu meninggalkan kamar Falisa.

"Duh Alisa kenapa sih pake telat segala. Gimana hasilnya nanti yaa" Sebut Falisa dalam hatinya.

"Alya. Aku pamit. Jaga Falisa ya, besok kita urus surat perpisahan kita. Maafkan aku yang gagal menjadi suami untukmu. Aku menyesalinya sekarang. " Ucap Ayah lesuh menatap mata Ibu.

"Iya, silahkan." Jawab singkat Ibu tanpa banyak kata.
"Falisa mana? " Tanya Ayah menatap bola mata Ibu.
"Falisa di kamar lagi siap-siap mau berangkat sekolah. "

"Ibu, aku berangkat lagi ya Bu. Lili udah nunggu diluar. Ayah? Mau kemana? Bawa barang begitu? " Tanya Falisa kebingungan dan berenggah sedikit karena tergesa

"Iya ini bekalnya bawa, masukin dalam tasnya Sa."
"Iya Bu, sini aku masukin."

"Ayah, belum jawab pertanyaanku."
"Ayah ngga kemana-mana, Alisa." Jawab Ayah bohong dan melepas senyum tipisnya.

"Sa itu Lili udah di depan buruan susul nanti telat." Jawab Ibu yang mengalihkan pertanyaan Falisa.

Handphone Falisa berbunyi,

"Hallo Sa, buruan keluar. Bentar lagi pintu pagar kekunci. "
"Iya iya bentar, bawel banget titisan jangkrik." Jawab Falisa tergesa dan mematikan handphonennya.

"Bu, Yah. Aku pamit dulu yaa ke sekolah hari ini pengumuman kelulusan ujian kemaren doain nilaku bagus."
Sambung Falisa dan berlari keluar rumah.

"Amin, Ibu selalu doakan sayang. Hati-hati di jalan ya. " Jawab Ibu dan mengecup kening Falisa.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 27 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cinta Falisa untuk DikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang