III. Ritual

203 11 0
                                    

Malam demi malam hanya ia sibukan dengan mempelajari banyak hal yang dapatkan, berkas-berkas itu berantakan. Ia lepas kacamatanya. Istirahat sejenak tuk reggangkan dirinya di tempat duduk kerjanya. Ia bersungguh selamatkan kekasihnya kelak masih banyak waktu tersisa dua minggu lagi.

Ia pejamkan matanya, bayangkan sosok lelaki manis yang selama ini ia rindukan duduk diatas pangkuannya sedang menatapnya dan berikan ciuman untuknya. Ia usap sensual pinggang lelaki manis itu, ia tarik lebih dekat ke dalam pelukannya. Hao seperti nyata dalam bayangannya.

"Katakan lagi kepadaku, apa yang harus kulakukan sayang"

Hanbin menatap Hao lekat, lelaki itu hanya berikan senyuman pada hanbin. Hanbin kembali buka matanya, sudah beberapa malam semenjak malam itu Hao tak datang lagi dalam mimpinya.

Hao tak bisa menemui hanbin sebab dirinya dikurung dalam penjara neraka, ia ditangkap sang pangeran kegelapan. Jiwa dan raganya sama-sama terbelenggu dengan terpisah. Ia coba kirimkan pesan ke ibunya tapi tak pernah sampai. Ibunya panik mendengar itu, sang Dewi musing semi telah berpasrah dengan keadaan namun dewa kegelapan memintanya lebih tenang. Dewi itu hanya menangis setiap waktunya, membuat bunga-bunga bermekaran menjadi layu dan terjadi kekeringan sebab daun-daun yang berguguran.

Kehidupan dunia kala itu telah kacau, semua ingin berkuasa. Dewa-dewi seolah dipojokan saat ini, kekusaan telah diambil mahkluk-mahkluk immortal dengan keserahkahan. Bumi kalah itu merasakan dampaknya namun tak ada yang pernah ingin mencari tahu sebab bumi mulai terjadi kekacauan. Malam itu pertemuan dewa-dewi diadakan di atas langit ketujuh dalam istana para dewa-dewi.

"Apa yang kita lakukan tetua"

"Aku rasa sudah saatnya kita digantikan generasi selanjutnya"

"Jika kamu terus menolak, kepercayaan kepada kita akan segera hilang"

Kala itu istana langit begitu ribut, masing-masing mulai kekhawatiran atas kejatuhan bumi menjadi milik mahkluk immortal penuh keserakahan. Sang turunan dewa langit mulai berpikir, ia menatap kedua terkuat sang dewa kegelapan dan dewa laut.

"Kita tak punya pilihan selain bangkitkan sang generasi dan mengirim mereka menuju ritual pergantian"

"Aku menentang asmodeuz diangkat menjadi dewa ia keturunan kotor dan hina"

"Asmodeuz tak akan jadi dewa, aku sudah temukan anakku sebenarnya"

Ujar sang dewa kegelapan dengan separuh terbatuk, lelaki itu berusaha memulihkan namun nyatanya memang waktunya untuk mengabdi kepada dunia telah habis sepertinya.

ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
Malam itu gagak berubah menjadi naga api, membawa lelaki yang menungganginya menuju istana langit. Petir menyambar rumahnya membakar tempat tinggal hanbin. Kala itu telah ditetapkan bahwa dirinya akan gantikan posisi dewa kegelapan sebagai generasi berikutnya melalui panggilan dewa langit. Tubuhnya terangkat dengan asap hitam mengepul begitu mengikuti setiap langkahnya. Alam bawah sadar telah menuntun hanbin menuju istana langit bersama naga apinya. Kala itu siapapun menatapnya bisa mati.

Buku silsilah itu terbuka dibawah rerumputan menampilkan lembaran terakhir fotonya, kala itu takdir sudah berkata bahwa kelak ia akan menjadi pimpinan kegelapan bukan pimpinan agung gereja sesat melainkan pimpinan alam bawah kegelapan.

Ritual telah berjalan, sang pimpinan baru dewa laut terangkat dari bawah laut menuju istana langit dengan deburan ombak yang hantarkan ke langit, kala itu di bumi hujan turun gemuruh ombak begitu kuat. Sang pimpinan baru dewa langit muncul dari balik petir yang menyambar, kala itu bumi diguyur hujan deras dengan petir yang saling bersahutan. Hanbin sang pimpinan dewa kegelapan muncul dengan asap hitam mengepul ditandai dibumi dengan awan kegelapan.

Falling for SpringTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang