VII. Rindu

152 9 0
                                    

ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
Sudah satu minggu ia tak temui sosok yujin. Ia menatap lesu pada jeruji sel yang ia tempati lagi dan lagi ia dikurung.

"Kamu seperti binatang ibu dewi"

Hinaan itu teruslah ia dapatkan dari para dewa-dewi yang menebar kebencian ke arahnya.

ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
Air matanya mulai jatuh di pelupuk pipinya, ia sedih kepada dirinya sendiri. Ibu dewi sibuk persiapkan segala hal untuk segera mengangkat derajat sang anak bersanding dengan dewa langit hingga tidak memperdulikan keadaan Hao didalam sel, seolah ia lupa bahkan sudah berhari-hari hari Hao tak diberikan makan, tubuhnya begitu lemas.

Setetes air jatuh ke wajahnya, kala ia memandang langit-langit dari dalam jeruji. Gagak itu suruhan hanbin datang berikan air untuk ia minum. Ia juga berikan makanan untuk dimakan. Ucapkan berkali-kali terimakasih. Detik berikutnya wujud hanbin datang berdiri diatas jeruji. Menatap lekat penuh makna kearahnya.

"Kau ingin aku melepaskanmu?"

Tanyanya, Hao mengangguk pelan menatapnya begitu lekat dengan wajah memohon.

"Bukankah kau anak yang mengabdi pada ibumu"

Hanbin terkekeh, ia beralih saling bertatap dengan Hao mereka hanya terhalang jeruji sel. Hao menggeleng pelan, menarik tangan hanbin. Memegangnya begitu erat dan memohon.

Tubuhnya begitu dingin, tatapannya sayu dan tubuhnya lemas. Hanbin tiupkan api kepada jeruji itu sehingga hanguskan beberapa besi. Zhang Hao tertegun betapa kuatnya dewa itu, perlahan tubuhnya direngkuh hanbin ia balas pelukan tubuh itu. Hanbin hantarkan panas kepada tubuh Hao, hangatkan tubuh dingin membeku itu membuat Hao kembalikan energinya. Perlahan tumbuhan seolah kembali tumbuh bersama dewanya. Digendongnya dengan ala bridal style tubuh itu ia bawa dalam kereta kuda hitam miliknya. Hao pingsan sebab panas yang dihantarkan hanbin tak dapat tahankan tubuhnya terlalu lemah. Ia bawakan lelaki itu kembali ke neraka.

Gerbang neraka terbuka tampakkan sang raja neraka dewa kegelapan dengan dewa manis dalam gendongannya. Segera ia tidurkan tubuh itu ke kasurnya, dekap erat sang dewa manis dan kecup lembut dahinya. Lagi zhanghao terbangun beberapa waktu kemudian, ia mengingatnya ia dimana. Lelaki itu sedang nikmati minumanya yang dibuat khusus untuk kembalikan energinya.

Ia terkaget dapati sang anak kecil yang pernah ia selamatkan, membangunkannya dan berikan pelukan serta berikan minuman itu kepadanya. Sebut dirinya dengan sebutan papa, ia tak membantah begitu nyaman dipanggil dengan sebutan itu.

"Dewa kegelapan tak melenyapkan kamu?" Tanya Hao penasaran, lelaki kecil itu menggeleng setelahnya membuat kaget.

"Ayah ga mungkin lenyapkan aku"

"Ayah?" "papa?"

"Aku tidak pernah punya anak"

"Dikehidupan sebelumnya punya"

Zhanghao terbatuk apa maksudnya ini, apakah hanbin telah merubah takdirnya dengan mengacaukan garis takdir yang seharusnya dengan membawakan kehidupan sebelumnya ke kehidupan masa depan. Ia geram marah, ini tidak bisa dibiarkan akan terjadi sesuatu yang besar bila garis takdirnya dirubah. Segera Hao mempercepat langkahnya untuk mencari sosok dewa itu.
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
Di ruangan perpustakaan miliknya, hanbin kedatangan tamu yang membuatnya menarik senyuman. Dewa manis itu segera menghampirinya dengan tatapan tidak bersahabat.

"Kamu merubah takdir seharusnya"

Ucapnya pada poinnya, lelaki itu terkekeh sesaat lalu pojokan si manis ke satu rak buku, membuat Hao takut menatap sosok penuh kegelapan itu seolah menguasai tubuhnya dan menghantarkan panas. Kepalanya mendadak pusing namun ia coba pertahankan, ia tahu lelaki itu tengah kelabui untuk melemahkannya.
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ

"Tidakkah kamu rindu anakmu dan suamimu ini...

...Menyedihkan bila aku selalu ditakdirkan untuk tidak bersamamu, selama aku ada kesempatan mengapa tidak"
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ

Tangannya digengam, matanya ditatap lekat, kedua kening yang disatukan saling menatap begitu penuh makna.

"Hiduplah bahagia dengan takdir yang kita ciptakan"

Anggukan seketika ia ajukan setelah beberapa menit berdiam tanpa jawaban. Direngkuhnya pinggang kecil itu untuk lebih dekat dengannya, diraupnya bibir manis itu dengan lembut. Hao membalas ciumannya, lingkarkan tangan ke leher hanbin. Bibir yang saling bersatu, lumatan yang saling bersahutan, tubuh yang terangkat oleh gendongan sang kegelapan, ciuman yang kian semakin memanas.

Gagaknya tiba-tiba menganggu aktivitas ciuman mereka, hanbin menurunkan zhanghao dari gendongannya. Menghampiri gagak itu yang terluka. Ia menggeram kasar kala melihat gagaknya terluka, siapa berani melakukan ini. Burung gagak itu segera ia sembuhkan dengan apinya. Gagak itu terbangun dan memberi pesan, rahangnya mengeras dan ia tatap sang dewa manis.

"Tetaplah disini dan jaga yujin"

Hanbin menatap Hao lekat, ia beri kecupan kepada bibir si manis sambil bisikan sesuatu. Hao tahan tangan lelaki itu menatapnya penuh arti tak ingin lelaki itu pergi.

"Aku akan segera kembali"

Hanbin bersama gagaknya pergi meninggalkan alam bawah.
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ

#.
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ

Ibu dewi menatap marah ke arah jeruji yang bolong dan tak ada Hao disana, ia berteriak histeris sehingga memanggil pelayan istana langit dan para dewa-dewi berkumpul.

Malam esoknya dewa langit ajukan pertemuan sebab ibu dewi bersedih hati, ada beberapa juga ujarkan cibiran mengapa ia tidak dimusnahkan kebanyakan dewa lain sebelumnya yang telah dilengserkan.

Hanbin datang dengan asap hitam mengepul dan awan kelabu miliknya setelah ia dipanggil untuk menghadap dewa langit sebab ia menculik sang dewa musim semi. Hanbin memasuki istana langit membuat siapapun yang dilewatinya terbatuk sebab ia sebarkan wabah penyakit, bentuk gertakan jika mereka berani melawannya.

"Kamu telah menculik dewa musim semi benarkah"

Hanbin memiringkan senyumnya, melirik sang ibu dewi yang tengah menangis di hampirinya ibu dewi itu, diberikannya bayangan mimpi buruk. Mimpi buruk tentang anaknya yang disiksa dineraka.

"Jika kau berani melawanku maka akan aku siksa anakmu dineraka"

Ibu dewi semakin menangis tersendu. Ia bersujud meminta pertolongan dewa langit itu memerintahkan sang dewa kegelapan. Sebenarnya tak ada yang paling terkuat mereka ketiga dewa utama sama-sama memiliki kemampuan yang lebih, tapi semua dewa-dewi diharuskan tunduk kepada dewa langit, tapi dewa kegelapan tak akan menghendakinya.

ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
"Kembalikan dewa musim semi kepada ibu dewi atau aku akan membangkitkan kembali kegelapan sebelumnya untuk mengambil posisimu"

"Tidakkah kau lupa bahwa kau hanyalah dewa langit yang lemah"

ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
Perselisihan antara keduanya membuat perpecahan antara dewa dan dewi, ketika dewa langit menantang sang dewa kegelapan untuk berduel dalam perebutan dewa musim semi. Kematian akan terjadi serta pergantian tahta akan terjadi, siapapun yang dapat mengalahkan dewa langit sudah seharusnya menjadi pemimpin para dewa-dewi.



Falling for SpringTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang