1

131 9 0
                                    

14.08
Minggu, 13 Agustus 2023 (WITA)
Waktu di Pulau Lombok.

"Omah!! where are you~" teriak Nasya seraya berlari lari kecil menuruni tangga.

Omah dimana? Tanya batinnya saat dia tidak mendapati keberadaan sang Omah yang biasanya mudah dia temukan diruang keluarga.

"Ah, mungkin di taman belakang rumah." Monolognya, dan tak mengambil waktu lama dia pun mulai mengayunkan kaki jenjangnya berjalan kearah taman belakang rumah.

Dan benar saja yeorobun! Nasya mendapati Omahnya berada di taman belakang rumah sedang sibuk menanam bunga.

"OMAH SAYANG!~" lagi dan lagi gadis itu berteriak, membuat wanita lansia yang sedang sibuk didepan sana terperanjat kaget.

Nasya melihat hal tersebut hanya terkekeh pelan, dia menghampiri Omahnya yang sudah menatapnya sengit.

"Anak nakal! Kamu mau Omah mati sebelum waktunya karna ulah usilmu itu" ujar Omah sementara tangannya mencubit pelan pinggang gadis cantik berhijab pasmina hitam itu.

"Hahaha~ Omah ih geli! Udah dong ih~ haha" ujar Nasya disela sela tawanya.

Omah menggelengkan kepalanya keheranan karna ulah lucu cucu nakalnya itu. Disisi lain Nasya masih berusaha mengatur nafas karna tertawa tadi.

"Ada apa cari Omah?" Tanya omah kembali melanjutkan aktifitasnya menanam bunga.

"Gak ada apa-apa sih, ya nyariin aja emangnya gak boleh gitu!" tutur Nasya seraya mengambil satu batang bunga mawar putih yang tergeletak di samping kakinya.

"Gak boleh kalau kamu nyarinya pake teriak teriak seperti tadi, bikin orang jantungan aja untung Opahmu tidak ada dirumah." Ucap Omah yang membuat Nasya kembali terkekeh.

"Omah kok tumben tanam bunga mawar? Udah bosan sama bunga matahari yah?" bukan tanpa alasan Nasya berucap demikian, sebab selama ini dia hanya melihat Omahnya memelihara bunga matahari di kebun tersebut, dan ini pertama kalinya dia melihat sang Omah menanam bunga berjenis lain.

Omah sontak menghentikan tangannya yang hendak menyendokkan tanah kedalam pot, tapi sesaat kemudian beliau melanjutkan kegiatannya kembali, tanpa menjawab pertanyaan cucunya dan Nasya hanya diam memperhatikan tak berharap jawaban. Karna mungkin memang tidak ada alasan yang istimewa~

Baru saja akan membantu menanam bunga yang tadi digenggamnya, sang Omah kembali berucap. "Bunga mawar putih mempunyai makna ketulusan, kesucian, keagungan, dan kemurnian dari sebuah cinta sejati~" tutur Omah tersenyum lembut kearah Nasya.

"Bagus banget makna bunganya Omah~" ujar Nasya ikut tersenyum manis

"Bunga kesukaan Papamu."

Deg

Nasya yang mendengar itu sontak saja terdiam, senyum manis yang tadi menghiasi  bibirnya juga perlahan memudar.

"Ah Omah, maaf Nasya baru ingat kalau belum ngerjain PR fisika, kalau gitu Nasya pamit kekamar dulu yah!" Seru Nasya berdiri dan hendak pergi dari sana, namun suara Omah kembali membuat langkahnya terhenti.

"Omah masih ingin membicarakan sesuatu sama kamu Nasya, sini." Ucap Omah menarik lembut tangan Nasya dan menuntunnya menuju gazebo kayu yang tidak jauh dari tempat mereka berdiri.

"Tapi Omah PR Nasya~"

"Cukup Cya~ Omah tau kamu mau menghindar lagi kan." Ujar Omah memotong ucapannya.

Benar apa yang Omah katakan, gadis berhijab itu sedari dulu memang selalu menghindari pembahasan tentang keluarganya terutama mengenai sang ayah, ada problem yang membuatnya malas untuk mengingat masalalu.

cya!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang