3

52 7 2
                                    

Happy reading yeorobun.

Esoknya~ sesuai perkataan Nasya kemarin pada Gerry, kini Gadis itu sudah berada di bandara 5 menit lebih awal sebelum adzan subuh. Dan terlihat Nasya yang baru saja selesai menunaikan kewajibannya sebagai seorang muslim bersama dengan Omah dan Opahnya.

Masih ada beberapa menit lagi sebelum pesawat akan take off, Nasya sendiri memanfaatkan waktu sempit itu untuk berpamitan dengan kedua malaikat tak bersayap yang selama ini sudah sabar dan ikhlas merawatnya hingga besar seperti sekarang.

Saat ini Nasya tengah memeluk erat Omahnya. "Omah harus selalu jaga kesehatan yah disini, Nasya gak mau loh nanti sampai dengar kabar kalau Omah dan Opah jatuh sakit!"

Omah dan Opah yang mendengar ucapan manis Nasya hanya mampu tersenyum haru satu sama lain, mereka masih tidak menyangka bahwa gadis kecil berusia 5 tahun yang mereka rawat selama ini, sudah tumbuh menjadi seorang remaja yang cantik.

Opah mengelus kepala Nasya yang berbalut jilbab berwarna peach blossom itu dengan penuh kasih. "Kamu tenang saja, ada Opah yang akan selalu menjaga Omah kamu disini dan begitu juga sebaliknya." Ujar Opah menatap Nasya yang masih memeluk istrinya.

"Janji yah Opah~" ujar Nasya mengangkat jari kelingkingnya agar bisa membuat janji kelingking dengan Opahnya

Dengan senang hati Opah menautkan jari kelingkingnya itu pada jari kecil milik Nasya.

"Janji."

Nasya melerai pelukannya pada sang Omah, dengan berat hati dia sudah harus pergi meninggalkan pulau Lombok. Juga mengingat Jarak perjalanan yang ditempuh jika menggunakan pesawat kurang lebih 1.330,4 km. Mulai dari pulau Lombok sampai ke Jakarta itu pasti akan menguras banyak energinya.

"Doakan keselamatan Nasya yah Omah Opah~"

Omah mengelus pipinya seraya tersenyum lembut seperti biasanya. "Selalu sayang~ ingat jangan terlalu menghawatirkan tentang banyak hal disana, jaga kesehatan kamu dan jangan nakal Omah gak mau kamu terkena masalah." Ujar Omah memberikan sedikit wejangannya.

Nasya hanya mengangguk saja mendengarnya, nanti dia pasti akan sangat merindukan wejangan dan omelan Omahnya itu.

"Iya Omah. Kalau gitu Nasya pamit yah assalamualaikum~" ujar Nasya mengecup singkat kedua pipi Omah dan Opahnya secara bergantian. Lalu menyalimi keduanya sebelum benar-benar pergi~

"Semoga Nasya segera menemukan titik terang dalam hidupnya." Tutur Omah dalam dekapan suaminya.

"Semoga saja itu terjadi secepatnya." Balas Opah

Mereka berdua menatap sendu sekaligus lega ke arah Nasya yang  melambaikan tangannya jauh di depan sana. Tanpa ragu mereka membalas lambaian tersebut hingga akhirnya Nasya tidak lagi terlihat dalam pandangan mereka.

∆  ∆  ∆

Butuh tiga jam lamanya perjalan yang Nasya gunakan dan akhirnya dia pun tiba di rumah yang ditempatinya semasa kecil dimana kedua orang tuanya masih bersama.

Lama berdiam diri menatap pekarangan rumah besar itu dari luar, akhirnya dengan langkah pasti namun terasa sangat berat. Nasya dengan mantap masuk ke area rumah tersebut~

Dengan sedikit ragu dia membunyikan bel pintu, hingga tidak menunggu waktu lama pintu pun akhirnya terbuka dan keluarlah seorang Wanita paruh baya yang masih terlihat segar dan cantik menatap dirinya dengan sorot mata terkejut.

"Siapa mah?~" kini disusul seorang gadis manis yang muncul di balik punggung Wanita itu.

Dan persis seperti respon Wanita tadi, Gadis itu juga ikut terdiam mungkin terkejut dengan kehadiran Nasya yang tiba-tiba.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 09, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

cya!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang