Kun menggoyangkan tangannya ke dekat wajah Ten, "Kau mendengarku tidak?".
"Aku bukan google jangan serahkan pertanyaanmu padaku"
Selesainya Kun memotret ia dengan random membalik-balik halaman lainnya.
"Aku tiba-tiba berpikiran apa yang membuatmu membantuku mempersiapkan ujian ini? maksudku sebelumnya kita tidak saling mengenal, bukan?"
Ten menggidikkan bahu, "Aku tidak tahu".
Kun mengangkat sebelah alisnya karena mencoba mengingat pertanyaan yang sudah lama ia pikirkan. Kun kemudian membalikkan badannya menjadi menghadap Ten yang tak juga menatapnya. Hal itu karena Kun sudah mengingat apa yang menjadi pertanyaannya sejak lama yang masih berkaitan dengan upaya bantuan Ten padanya belakangan.
"Apa kau mengenal Johnny sebelumnya? Rival yang kucerikan itu alias akar permasalahan ujianku"
"Hm, dia mantanku" jawan Ten dengan template khasnya. flat.
Bagi Kun, jawaban yang ia dapatkan dari Ten seolah memberikannya pijakan yang mematahkan ranting dalam benaknya. Bahkan seekor burung yang singgahpun tak akan melakukannya. Kun tersenyum lalu menutup kembali buku di tangannya. ia meraih tas hitamnya dan melenggang pergi. Ten menoleh dengan ragu, ia ta mendengar sepatah katapun sebelum Kun berlalu dari kegiatan mengganggunya. Ia tidak terbiasa ditinggalkan begitu saja oleh Kun.
🐻😽
Ruangan besar yang terdiri dari beberapa sudut dengan kubikal besar nampak remang remang karena seseorang hanya menyalakan sebuah lampu di salah satu sudut. Apron dan sarung tangan masih menempel pada badannya, ia bersandar pada salah satu pantry tanpa berbuat apapun.
"Sedang memikirkan masa depan?" sapa seseorang yang baru saja menutup pintu ruangan tersebut.
Taeyong melihat ke sekitar lalu memberikan tatapan bertanya-tanya pada Kun yang tak bergeming.
"Aku tidak tahu apa yang membuatmu berubah pikiran dengan meminta kunci base, aku tak melihat ada kudapan atau masakan restoranmu di sini"
Kun mendecih, "Aku tak melanggar janji, aku hanya datang untuk membersihkan"
Taeyong menyentuh sisi lain pantry-mengecek debu yang mungkin tertinggal-lalu mengangguk, "Dapat diandalkan seperti biasa, tapi ada apa dengan wakahmu itu? tidak biasanya kau menekuk wajah seperti bocah"
Pertanyaan Taeyong membuat Kun medesah pasrah, ingatannya melayang pada pertemuannya dengan staf administrasi di kantor.
Wanita dengan polesan merah terang itu membuat Kun terduduk pada kursi di depannya.
"Singkat saja, ini tentang nilaimu Tuan Qian"
"Apa ada sesuatu tentang nilai saya, Miss?"
Miss Shane, wanita muda yang mengolah nilai dari kejuruannya menampilkan pesan dari staf lain yang di dalamnya menyebutkan tiga nama mahasiswa. Kun, Johnny, Ten, dan YangYang.
"Apa kalian sudah konfirmasi dengan program studi lukis? Pak Dohyun menanyakannya karena nilai Ten dan YangYang tidak bisa terolah secara otomatis begitupun dari sistem nilaimu dan Johnny tidak dapat terisi otomatis"
Kun diam-diam menghela napas lalu tersenyum, "Baik, sebelumnya Johnny telah menyerahkan pada saya dan saya telah mengonfirmasi terkait syarat dan ketentuan ujia pada profesor Im yang kemudian disetujui oleh beliau, sementara dengan mahasiswa lukis kami hanya saling setuju untuk membantu mengisi ketentuan ujian mata kuliah, saya kurang tahu apakah dari kedua mahasiswa tersebut telah mengonfirmasi atau belum pada dosen terkait"
KAMU SEDANG MEMBACA
Artistic | KunTen (New)
FanficSeni adalah dirimu. Bahkan jika dunia menolakmu, seni itu ada pada dirimu, indah dan hanya dimengerti oleh mereka mereka yang mencintaimu. ~KUN to TEN