! trigger warning !
.
.
.
Di suatu kediaman yang tak begitu jauh letaknya, dapat kita temui Ricky sedang bertamu.Pada malam itu Ricky berkunjung ke rumah salah satu temannya di sekolah. Namanya adalah Na Yoosung.
OC rek.
Lelaki itu telah menjadi teman seorang Ricky sejak lama. Berhubung Ricky juga tidak terlalu mudah bergaul, ia memilih untuk mempertahankan kedekatannya dengan si Yoosung.
"Nyoh, mumpung ada, bro." Yoosung menyajikan sekaleng soda pada Ricky.
"Hmm. Makasih." Ucap Ricky yang kemudian memfokuskan kembali netranya pada layar ponsel.
"Kok cemberut, toh, le... Senyum dikit napa?" Yoosung mendudukkan dirinya di sofa, sedikit berjarak dengan Ricky. "Dikacangin tah sama cewekmu?"
"Ngambek." Sahut Ricky tanpa menatap lawan bicaranya.
"Oh." Yoosung mengangkat alisnya, ia yakin telah memancing sesuatu yang besar. Ricky sama sekali tak pernah menceritakan soal Kyujin ke siapapun. Tentu saja Yoosung terkejut. Boro-boro cerita soal Kyujin—lelaki itu hampir tak pernah bercerita soal apapun. "Emangnya kok bisa kamu simpulin dia ngambek? Tau dari mana?"
"Lha aku bawa pulang tapi ya yaudah, dia ngilang aku dikacangin."
"Oh, kamu sering ke rumahnya?" Tanya Yoosung, ia terlihat begitu tertarik.
"A-ah, ya... Semacam itu." Ricky tergagap, pandangannya sempat mengabur.
"Kamu kenapa? Kok kayak keciduk kalo kalian ternyata serumah." Yoosung melayangkan sebuah tepukan di bahu Ricky yang kaku. "Kamu suka sama dia?"
"Lebih, udah lebih." Ricky menatap mata temannya, sorotnya begitu yakin. "Aku sayang sama dia."
"Apa kamu pernah mbayangin hubungan yang jauh sama dia?" Tanya Yoosung, bermaksud menggoda.
"Ya, nikah..." Ricky mengangkat alisnya.
"Iya—tapi nggak juga." Yoosung tertawa kecil, merasa sedikit putus asa. "Maksudku tuh kek bersentuhan, atau tidur bareng."
"Astaga—Na Yoosung!!" Ricky sama sekali tidak menutupi keterkejutannya.
"Pernah gak?" Lelaki itu justru tidak mundur.
"Kamu kok—"
"Pernah atau nggak." Tanya Yoosung final. Sorotnya menajam dan tubuhnya ia bungkukkan.
Ricky merasa sedikit terpojokkan, maka ia bersandar dan membuang napas panjang sebelum menjawab.
"Aku selalu berusaha buat enggak. Kalo hampir terjadi bakal aku tepis pikiran itu." Aku Ricky. Berkata demikian saja sudah membuat daun telinganya memerah.
Yoosung tertawa singkat. Melihat sosok temannya yang begitu rentan membuatnya sangat tertarik. Tanpa ia sadari ujung bibirnya telah terangkat, membentuk sebuah seringai.
"Gak usah dipikirin. Kamu liat aja ke depannya." Ujar Yoosung, seolah-olah memberi saran.
——
Keesokan paginya, Kyujin mengawali harinya dengan melamun di kamar tidur. Sejak hari itu merupakan tanggal merah, ia punya banyak waktu untuk bersantai dan beristirahat.
Sekarang ini ia mendudukkan tubuhnya di ranjang dan menyandarkan punggungnya di dinding.
Sekilas, suatu pemikiran melintas dalam benak gadis itu. Tanpa ragu, ia ingin segera membahasnya.
"Zhang Hao..." Panggilnya pada devil mungil yang entah sedang apa di atas meja belajar.
"Ya?"
"Mau gak kamu berubah wujud. Coba ke ukuran manusia." Pinta Kyujin.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] My Guardian Devil ㅣ Kim Gyuvin-centric
Fanfictionsebuah drama ambur adul, acak random dan gaje tentang Zhang Hao; devil yang diutus untuk membimbing jalan hidup seorang manusia yang tak kalah gaje. yok disimak! . Kyujin menatap kagum dua opsi yang terpampang di hadapannya, bersinar dengan aksen wa...