Malam seperti pisau tajam yang membuatku tertusuk begitu dalam...
Tertusuk tapi tak berdarah...
Begitu sakit terkadang sampai muncul hasrat untuk berpulang...
Bukan kenangan yang buruk tapi mengapa begitu menyakitkan?
Kenangannya begitu indah tapi selalu membuatku menangis tersedu-sedu...
Terkadang malam beradu dengan hujan membuatku tersayat semakin dalam...
Apakah pisau tajam tak berbentuk itu akan membuat hatiku terbelah dua?
Aku hanya berharap masa itu kembali...
Aku tak ingin melupakannya, tapi setiap mengingatnya hatiku terluka...
Jika kala itu tiada hujan, hati ini tak akan sebenci ini kepada malam...
Tiap detik aku berharap, Tuhan hapuskan hujan dari dunia ini.....Terangnya malam. Seorang perempuan berambut gerai duduk di taman kota sendirian. Wajahnya sedikit pucat beradu dengan malam dan dinginnya angin malam yang dia hadapi ketika berkendara.
"Aku duduk sendirian lagi!" Ucapnya meneguk kopi yang dibelinya dari starbuck. Dia mengarahkan pandangannya pada sepasang kekasih yang duduk bermesraan di trotoar taman kota. "Owh, bitch!!! Aku benci liat hal seperti itu!" Gumamnya. Dia meneteskan air mata seketika. Segukan seketika itu juga. Dia menutup wajahnya, sembari mengusap air mata. Bukannya mengering, malah menbasahi wajahnya.
"Udah gue kira lu nangis lagi!" Ucap laki-laki bertubuh tinggi dari depannya.
"Ngagetin aja! Siapa yang nangis coba? Mataku berair karna kopinya panas!" Elak perempuan itu terkaget sembari mengusap air matanya cepat.
"Banyak omong!" Laki-laki itu memberantaki rambut gerai perempuan di depannya.
Namanya Kilawa Aghrasta. Perempuan dengan sejuta kejutan yang membuatnya selalu menarik di mata teman-temannya. Humble, humoris, royal dan selalu berusaha membantu teman-temannya yang butuh. Tapi, terkadang dunia yang dia tempati seperti berbanding terbalik dengan sifatnya selama ini. Di tengah setiap rasa sakitnya, hanya ada satu yang selalu ada menemaninya bercerita. Arzha Fax'iq. Satu-satunya laki-laki yang berbaik hati mendengar keluh kesahnya yang selalu membuatnya menangis.
***
"Halo teman-teman! Nama saya Kilawa Aghrasta. Saya dari Fakultas Pertanian, saya stambuk 2015. Nice to meet you guys!"
"Hai! Kenalin namaku, Indriyani. Aku dari Fakultas Ilmu Budaya! Jurusannya Sastra Indonesia. Senang bertemu teman-teman semua!" Ucap perempuan lain menyapa.
"Hai! Kamu punya rekomen nama cowo gak? Namamu keren dijadiin tokoh utama ceritaku!" Ujar seorang gadis berambut wolfcut di sampingnya.
"Apaan njir!" Jawab Kilawa tertawa kecil.
"Ekhm!" Suara berat itu mengalihkan perhatian mereka semua. "Hai teman-teman! Kenalin. Aku Reivo dari Fakultas Hukum! Nice to meet you guys!" Ujarnya maskulin.
"Ovier! Ovier!!!" Ledek salah satu laki-laki bernama Ali Haroza sembari tertawa seperti cacing kepanasan.
"Dasar cacing tanah!" Balas Reivo saling meledek.
"Hello, Everyone! My name is Christine Aghust. I'm from Faculty of Culture and Sience. Special from English. I hope we'll be the friendship guys!" Ujar salah satunya.
"Wow! Teman KKN kita mukanya pada pintar semua anjir!" Bisik seorang pria pada Kilawa.
Kilawa terkaget melotot, reflek menjauhkan kepalanya dari dekat pria itu. "You so crazy!" Ucapnya masih terkaget.
"You so kaget-kaget!" Ledek laki-laki itu sambil memainkan kepalanya bag emak-emak menasehati anaknya.
"Ada aja orang gila dimanapun aku berada!" Protes perempuan berambut wolfcut itu dengan sinis.
"Kedepannya! Mohon kerja samanya teman-teman! Kita saling melengkapi kekurangan dan saling membantu pekerjaan. Semoga kita bisa mendapatkan nilai terbaik di KKN kita ini!" Ujar sang ketua KKN.
"Hai! Namamu tadi siapa?" Tanya Kilawa pada perempuan bertubuh tinggi dan berambut panjang terurai.
"Aku Jessy!" Sela perempuan berambut wolfcut tadi. "Namamu bagus banget dijadiin cerita! Nama pacarmu siapa? Bagus gak? Aku mau kamu jadi tokoh novelku dong!" Ucap anak itu dengan cepat.
"Apanya anak ini! Aku yang ditanyanya! Bukan kau Jessy! Dasar bocah tiktok!" Ketus perempuan itu kesal dengan kawan sejurusannya itu.
Kilawa tertawa lucu. "Kalian sejurusan? Kalian lucu banget tau!" Ucapnya masih tertawa.
"Namaku Indriyani. Panggil aja Indri!" Ucap Indri menyodorkan tangannya. "Anak ini memang sedikit gak waras. Jadi kalo ketemu dia, bunuh aja!" Bisiknya pada Kilawa.
"Nyenyenye!" Cibir anak itu dengan raut wajahnya menyebalkannya.
Kilawa tertawa kecil. Menurutnya tingkah mereka sangat lucu. "Kalian ini lucu banget tau!" Ujarnya lagi.
Dari belakang, seseorang menepuk pundaknya membuat dia terkaget sejanak. Dia menoleh ke belakang.
"Ini, charger handphonemu ya? Ketinggalan di sana!" Ucap Reivo menyodorkan charger putih pada Kilawa.
Bersambung...
Sorry ya kependekan ceritanya guyss...
Aku sebenarnya cuma mau ngenalin 4 karakter pentingnya...
Next part bakal lebih banyak lagi...
By the way ini aku terinspirasi dari kisah nyata, even though gak semuanya beneran sih...
Aku ubah sebagian besar biar makin keceee...
Guys, guysss...
Jangan lupa like, sama komen yaaa....
Dishare juga boleh bangettttttt🌹💓