𝐍𝐢𝐠𝐡𝐭𝐦𝐚𝐫𝐞. ²³

888 95 60
                                    

Kangen sama daddy-daddy bangsat di sini, awokawok:)

Votement!!!


'Tolong berikan segaris benda tajam, aku ingin melepas tali yang mengikat di leherku'


...

Celine tidak tahu kenapa tiba-tiba dia menemukan dirinya sendiri terduduk di atas kano yang mengambang di permukaan laut lepas. Wanita itu mengenakan dress putih panjang, rambutnya tergerai bebas-ditiup-tiup oleh terpa angin laut. Celine juga menyadari kalau ukuran perutnya lebih besar dari yang dia tahu, seperti sedang mengandung diusia sembilan.

Saat sapuan ombak kecil membuat kano tergoyang, mata Celine menelisik ke depan. Hanya hamparan laut tanpa dataran, Celine menjadi tidak tenang.

"Celine.. "

Suaranya mengalun dari belakang, lantas Celine menoleh dan melihat sesosok pria dengan kemeja putih-terduduk dengan seuntai liliy di tangannya. Celine menyerngit, dia menemukan-namun netranya tak mampu menjelaskan visual dari pria tersebut, entah.. bagian sana memburam, Celine seperti punya masalah pada penglihatan, tapi ia tahu kalau pria itu tengah menjaga keseimbangan tubuhnya.

"Hey, tenanglah. Kita bisa jatuh ke lautan luas ini."

"Aku.. kenapa aku di sini, dan siapa kau," Celine menggeleng-gelengkan kepalanya mencoba menyesuaikan, berharap ia bisa melihat wujud asli dari pria tersebut. Tapi suaranya, Celine mengenal suaranya. Suara pria yang dulu pernah ia temui ketika ia menemukan Juan dengan Karina bersetubuh di dalam kamar. Pria yang memeluknya sambil melantunkan kalimat penghangat untuk menyajikan sebuah rasa tenang juga aman. "Kau.. "

"Seperti perasaanmu saat ini, lautan ini menggambarkan keadaan yang sedang menimpamu. Kau menetap di kano kecil, di tengah lautan. Ombak bisa saja menerjang, membunuhmu tanpa tahu. Ya, layaknya masalah yang terus saja datang, dia menghancurkanmu tanpa belas kasihan. Namun nampaknya lautan ini berusaha damai, angin-angin tak menyerbu. Kau menginginkan kedamaian juga secercah kebahagiaan. Lihat.. " pria itu menunjukkan paddle kayu kepada Celine. "Kano ini bisa berjalan kalau ada yang mendayungnya, pelan-pelan.. kita akan menemukan sebuah pulau untuk tinggal."

"Kita?"

"Aku akan membantumu, mendayung-membawamu menghindari dari kabar-kabar sang ombak."

Celine terlena, seperti selibat ketulusan menyatu pada jiwanya. Tanpa tahu tiba-tiba sudut bibirnya tertarik, Celine merasa dia mendapat garis upaya untuk tetap bertahan.

"Apa kita akan menemukan pulau itu?" Tanya Celine penuh akan asa.

"Tentu, di pulau.. semesta sudah menyiapkan semuanya. Rumah kayu yang hangat, selimut untuk melindungi kita dari kedinginan, dua kursi juga dua cangkir teh untuk kita nikmati menunggu waktu senja muncul. Jangan khawatir, aku di sini untuk menjamin kebahagiaanmu."

𝐁𝐞𝐡𝐢𝐧𝐝 𝐘𝐨𝐮 [𝐌]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang