3.chapter

55 2 0
                                    


Fauzan menutup pintu mobil nya, saat ia berbalik badan tiba-tiba suara cempreng membuat nya terkejut.

" Abanggggg. " Teriak Rika sambil berlari ke arah fauzan.

" Astaghfirullah ka! Jangan teriak! Ini bukan rumah!!. " Geram fauzan dan langsung meninggalkan Rika berdiri di sana.

" iish abang ayok pulang. " Rengek Rika seperti anak kecil.

" Nanti abang masih ada urusan sebentar. " Fauzan berjalan kearah kantor khusus untuk pengajar di pondok al-hikmah.

Rika berjalan kearah taman belakang sambil menghentakkan kaki nya kesal.

Di sisi lain, maya dan rara juga sudah sampai di kantor sebut saja ndalem.

" Assalamu'alaikum. " Ucap maya pelan.

" Astaghfirullah aya!! Gimana orang dengar sama suara lo kalau suara lo tu sekecil suara semut!!. " Kesal rara melihat maya yang seperti itu.

" Hehe, habisnya aku gugup ra. "

" Dih kayak mau melewati jembatan Sidratul mustaqim aja lo. " Rara langsung mengetuk pintu dan mengucapkan salam.

Maya mencibir kesal dengan Ucapan rara.
" Assalamu'alaikum. " Ucap rara sedikit keras.

" Wa'alaikumussalam. " Sahut wanita paruh baya yang tak lain adalah pemilik pesantren ini.

" Eh ini putri dari bapak mahendra itu
yaa?. " Tanya wanita paruh baya itu.

" Iya buk. "

" Oh ayok masuk. "

Rara dan maya masuk ke ndalem dan melihat sekeliling nya yang tersusun rapi dari di mulai meja guru, buku buku tersusun rapi di lemarinya.

" Ini nak maya kan?. " Tanya wanita itu.

" Iya buk. " Maya menyalami tangan wanita itu.

" Kalau ini?. "

" Nama gu- eh maksud nya nama aku rara buk. " Rara menyalami tangan wanita paruh baya itu sambil cengengesan melihat maya.

" Sebentar yaa biar saya ambil surat nya. "

Kini tinggal maya dan Rara di dalam ruangan itu. " Kebiasaan selalu manggil elo gue. " Cibir maya

" Iya, gue lupa. "

" Ini suratnya. " Wanita itu memberikan berkas berkas surat pindah.

" Makasih buk. "

" Nggeh sami sami. " Wanita itu berdiri dan mengambil air minum yang sudah di siapkan di meja dekat mereka.

" Nak maya gak jalan jalan dulu di sekitar pondok ini?. " Tanya wanita itu sambil memberikan segelas air minum.

" Iya buk, nanti kami jalan jalan dulu kalau ada waktu. " Ucap maya canggung.

" Ndak usah panggil ibuk, panggil aja umma disini santri lainnya manggil umma. " Sahut wanita itu.

" Ah iya umma. "

" Kami pamit pulang ya umma. " Izin maya sopan.

" Iya nduk, Hati-hati yaa. " Maya dan Rara menyalami tangan wanita paruh baya itu dengan lembut.

" Assalamu'alaikum. " Ucap mereka serentak.

" Wa'alaikumussalam. "

Maya dan Rara berjalan kearah mobil.
" Eh tunggu ra. " Maya memberikan berkas itu ke tangan Rara sehingga Rara kebingungan.

" Kenapa lo?. "

" Aku kebelet buang air kecil nih. " Ucap nya pelan.

" Astaghfirullah kebiasaan dehh. "

LENTERA MALAM Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang