Pintu ruang BK terbuka. Muncul sosok siswa kelas 12 IPA 1. Dia adalah Helga, teman sebangku Davka. Helga dikenal sebagai sosok yang pendiam dan malas berinteraksi dengan orang lain. Teman sekelasnya atau bahkan guru yang mengajar menyebut Helga anak yang irit energi. Meski begitu ia tetap menjadi orang yang ramah.
"Selamat siang, Bu," salam Helga ketika melihat Bu Fitri duduk di salah satu kursi ruang BK.
"Siang. Ada keperluan apa? Tumben kamu mau buang energi ke sini," tanya Bu Fitri dengan senyuman ramah di wajahnya.
"Hehe tadi saya dengar kalau ditemukan uang di sekolah. Kebetulan saya kehilangan uang kemarin, Bu, jadi saya mau memastikan itu benar uang saya atau tidak. Kemarin waktu saya cari di rumah juga gak ada," jelas Helga yang masih berdiri tak jauh di depan bu Fitri.
"Berapa nominal uang kamu?"
"Dua ratus ribu. Uangnya selembaran seratus ribu ada dua terus dilipat seinget saya."
Bu Fitri menatap Helga penuh arti. "Iya itu benar uang kamu. Apa semalam kamu ke sekolah untuk mencari uangmu?"
"Saya terlalu niat kalau sampai ngelakuin hal kayak gitu, Bu," kata Helga membuat Bu Fitri tertawa kecil.
"Benar juga. Ya sudah ini uang kamu. Lain kali dijaga baik-baik. Untung ketemu." Bu Fitri memberikan uang itu kepada Helga.
"Kalau gak ketemu saya nangis sih, Bu. Kalau begitu terima kasih, Bu. Selamat siang," pamit Helga.
Setelah kepergian Helga, Pak Dika keluar dari ruang untuk guru BK. Pak Dika melihat kepergian Helga dari jendela sampai keberadaan Helga mulai tidak terlihat lagi.
"Dia terlalu irit energi untuk melakukan kejadian semalam," ucap Bu Fitri.
Pak Dika berbalik menghadap ke arah Bu Fitri. "Untuk beberapa hari ke depan kita bisa memantau anak itu. Tidak semua sifat manusia itu adalah sifat yang selalu kita lihat. Bisa saja anak itu menutupi sifat aslinya bukan?"
"Baiklah. Kalau dia bukan pelakunya, setidaknya ada petunjuk. Kita pun tidak bisa mempercayai begitu saja jika itu uangnya. Orang yang asli bisa saja menyuruhnya," setuju Bu Fitri.
"Itu benar. Kita harus secepatnya menemukan orangnya kalau tidak akan bahaya," kata Pak Dika membuat Bu Fitri mengangguk paham.
Kedua guru itu pun memutuskan untuk keluar dari ruang BK yang sepi. Karena para guru BK mungkin sedang ada keperluan di luar atau sedang istirahat di kantin.
▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎
Davka sudah menaruh kepalanya di meja. Kedua matanya sudah memiliki tanda-tanda akan tertutup. Pandangannya terus tertuju ke arah Helga yang sibuk mencatat.
"Fisika ketemu guru yang kalau jelasin gak enak. Hancur udah nilai gue. Kok lo bisa paham sih?" tanya Davka. Tanpa berkata apa pun Helga mengangkat bahunya tidak tahu.
KAMU SEDANG MEMBACA
1st Rank
Teen Fiction"Peringkat pertama adalah urutan yang berbahaya. Gue gak mau lo ada di dalam bahaya!" Di SMA Antherium. Setiap tahun tertentu, siapa pun yang menduduki peringkat satu di semester lima akan menghilang. Mereka hilang dengan hasil akhir diperkirakan su...