4 - Hehe

517 67 144
                                    

"SERIUSAN LU?!" Pekik Taufan menekan kedua bahu Supra.

"Iya elah, bang, gue serius. Ga usah neken bahu gue," Kata Supra melepaskan tangan Taufan dari bahunya.

Maripos menatap Supra tak percaya, "jujur lu gausah boong, kalo boong bapak lu duda."

"Gue yatim."

Waduh, kok gelap.

"ANJIRR, SUP! MAAP YA ALLAH GUE LUPA! GUE GA MAKSUD!"

"J-jangan marah ya? Gue minta maap.. Gue juga piatu kok, kita sama."

Malah makin gelap.

"Mon maap ni ye, Sup, bang Mari. Gue keknya gabisa ikut nimbrung deh, ortu gue masi lengkap soalnya."

"Lebih tepatnya baru lengkap ga sih, Pan? Lu kan piatu, trus bapak lu nikah lagi," Ujar Maripos.

"Ga usah diperjelas dong bangsat."

Supra menghela napas pelan, "jadi kaga nih?"

Maripos dan Taufan saling tatap, kemudian mereka menatap Supra dengan agak-

"Lu yakin?" Tanya Maripos. Supra mengangguk tanda dia benar-benar yakin.

"Lu pada kaga percaya ama gue?"

Maripos menggaruk kepala, "yaa.. Ga juga sih.. Tapi kan.. Yaa, lu kan bocah sultan yang tinggal di wilayah elit dan punya barang-barang mehong."

"Terus? Hubungannya apaan?"

"Kita cuma 'agak' kurang yakin aja gitu. Biasanya orang kaya itu kaga ngarti ama hal-hal yang ada di pedesaan," Jawab Maripos.

Taufan mengangguk, "takutnya tar lu bingung. Lu kan pasti ngerasa asing ama sesuatu hal yang ada di desa."

"Itu yang ada di pikiran lu berdua? Set dah, gue ga sekatrok itu kali, bang. Lagian ini permintaan Bunda, makanya gue dateng ke sini."

Flashback on.

Tes.. Tes..

Beberapa menit lamanya ia melaksanakan ritual membersihkan badan, ia pun keluar dari kamar mandi dengan hanya mengenakan celana pendek dan bertelanjang dada, sambil menggosok-gosok rambutnya menggunakan handuk.

Kebayang gak sih gimana gantengnya dia dalam kondisi seperti itu😔☝🏻

"Mandi maghrib-maghrib itu seger," Gumamnya mengenakan pakaian yang sudah ia siapkan di kasur.

Selesai berpakaian, ia memoles rambutnya dengan minyak rambut agar rambutnya tetap halus dan slay. Awoakwok.

Tak lupa ia memakai parfum favoritnya untuk membuat aroma tubuhnya semakin wangy wangy.

Ia berdiri di depan kaca sambil bergaya sok keren, "gila, cakep banget gue."

Tok tok tok.

"Supra? Kamu di dalam, sayang?" Terdengar suara seseorang dari luar kamar Supra.

Supra yang mengenali suara lembut itu segera berjalan membuka pintu. "Bunda? Kenapa, Bun?"

Kuputeri tersenyum, "kamu lagi apa? Sibuk nggak?"

"Nggak kok, Bun. Aku baru aja abis mandi."

"Ohh.. Pantesan wangi, rupanya baru selesai mandi."

Entah karena apa kini pipi Supra terlihat memerah sekilas, sepertinya dia malu. Tapi malu karena apa ya?

Crazy Rich Sengklek [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang