<<02>>

291 38 6
                                    


Semenjak mengandung Hyunsuk menjadi sedikit emosional dan ini merupakan hal yang paling Hyunsuk tidak sukai.

Terkadang, hatinya sakit ketika mendengar kalimat buruk yang keluar dari mulut Doyoung. Padahal, dulu Hyunsuk sama sekali tidak menganggap kalimat itu sebagai hal yang serius.

Seperti saat ini, Doyoung selalu sarapan jika maid di rumah yang membuatkan sarapannya. Jika itu Hyunsuk, Doyoung akan membuang dan kadang membanting piring yang di sodorkan oleh Hyunsuk.

Prang!!

"Sudah aku katakan berulang kali! Aku tidak mau hidupku ada campur tanganmu!" Doyoung meneriaki Hyunsuk sehingga terlihat jelas urat lehernya yang ikut menegang.

Ingatkan Doyoung jika ibu sambungnya ini tengah mengandung.

"Maafkan aku.. Aku.." Hyunsuk tidak menyelesaikan kalimatnya dan berlari menuju kamarnya.

Doyoung menatap kepergian Hyunsuk, dan berhasil membuat remaja itu bingung.

Remaja itu tak ambil pusing. Ia menyuruh maid mengambil sarapannya lagi.

Setelah menyelesaikan sarapannya, Doyoung bergegas menuju mobil dan Jihoon sudah berada di sana terlebih dahulu.

Sepanjang perjalanan keduanya hanya diam. Namun Jihoon memecah keheningan dengan pertanyaan yang membuat Doyoung merasa terpojok.

"Apa yang kau katakan pada ibumu?" tanya Jihoon dengan nada datar dan masih fokus pada jalan.

"Ibuku? Siapa ibuku? Aku tidak memiliki ibu, ayah." Doyoung menoleh heran pada Jihoon.

"Aku tanya sekali lagi. Apa yang kau katakan pada i. b.u mu!" terdengar sedikit penekanan dari kalimat Jihoon itu.

"Ayah, kau tau aku tak suka padanya. Kau tak per.. -"

Ucapan Doyoung terputus ketika Jihoon mengintrupsi remaja yang ingin membela dirinya.

"DIA IBUMU! PIKIRKAN PERASAANNYA!" Jihoon berteriak lalu memukul stir yang berada di genggaman-nya.

Doyoung cukup terkejut ketika ayahnya berteriak se-pagi ini. Bahkan, sebelum sampai di gerbang sekolahnya mood remaja ini benar-benar buruk.

"Aku tak sudi memanggil dia ibu!" jawab Doyoung ketus.

"Terserah padamu! Tapi saat ini tolong hargai dia sebagai ibumu. Kau bahkan tidak tau jika setiap malam sebelum tidur Hyunsuk hanya memikirkan bagaimana cara agar kau menerima dirinya."

"Ayah, sampai kapanpun aku tak akan pernah menganggap seorang pembunuh sebagai ibuku!"

"Nak, mengertilah untuk saat ini. Hyunsuk sedang mengandung." pinta Jihoon dengan nada yang sudah kembali rendah seperti memohon.

"Itu bukan urusanku." Doyoung mengalihkan pandangannya keluar jendela.

Ayolah, bahkan Jihoon yang ayah kandungnya saja tidak bisa merubah pola pikir putranya ini.

Hening setelah perdebatan antara ayah dan anak itu. Jihoon mengantar Doyoung hingga gerbang sekolahnya.

Ketika melangkah turun dari mobil Doyoung kembali bersuara "Ayah, tolong perbaiki motorku. Aku tak ingin kau repot jika harus mengantarku dan berteriak seperti tadi." Doyoung membanting pintu mobil dan berjalan meninggalkan Jihoon yang belum membalas ucapannya.

***

Sementara di rumah, Hyunsuk sedang duduk di sofa dengan televisi yang terus menyala. Entah siaran apa yang ia tonton dan sepertinya layar besar yang berukuran lima puluh inch itulah yang sedang menonton dirinya yang tengah melamun.

REVENGE // HOONSUK Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang