Natachai Boonprasert

391 15 0
                                    

"Woi, Archen! Sini!"

Pria yang namanya disebut, Joong Archen, langsung menolehkan kepalanya pada sumber suara yang terdengar tak asing di telinganya. Salah satu alis tebal miliknya terangkat, menatap pria yang berdiri di lantai dua dengan tatapan lesu akibat waktu tidurnya yang tersita habis untuk mengerjakan tugas paper yang tak kunjung selesai.

"Naik, bro!"

"Apaan, sih? Gue udah ngantuk berat, males naik tangga!" protes Joong tanpa bergegas pergi menghampiri pria yang daritadi memanggil namanya dengan girang, Pond Naravit.

"Kelompok KKN udah dibagiin!" seru Pond dengan suara lantangnya, berhasil membuat beberapa mahasiswa yang mendengar ucapan Pond bergegas ke lantai dua guna melihat hasil pembagian kelompok acak yang dilakukan oleh pihak universitas.

Joong menghela nafasnya berat, tubuhnya semakin terasa lelah ketika mendengar perkataan Pond beberapa detik yang lalu. KKN — Kuliah Kerja Nyata , adalah kegiatan yang paling tidak ditunggu oleh Joong selama ia hidup menjadi mahasiswa. Daerah pelosok, transportasi yang tidak memadai, hingga akses jaringan yang terbatas menjadi alasan kuat pria ber-alis tebal tersebut sangat menghindari kegiatan KKN. Namun, apa daya ia sebagai mahasiswa? Hanya dapat menerima seluruh tugas yang diberikan oleh pihak universitas. Demi lulus tepat waktu, apapun gue iyain, batin Joong.

"Siapa aja anggota kelompok gue?" tanya Joong sembari menepuk bahu Pond yang sedang asyik mengobrol dengan beberapa temannya.

"Liat sendiri di sana."

"Anjing, gue kira lo udah liatin."

"Menurut lo gue sebaik itu, Chen?" pertanyaan Pond berhasil membuat Joong menatap Pond dengan tatapan datar. Perlahan, Joong menunjukkan jari tengahnya tepat di hadapan wajah Pond, kemudian mulutnya bergerak, mengucapkan sesuatu tanpa suara.

"JOONG ARCHEN ANJING! MAJU LO SINI!!" dengan sigap, Joong segera menghindar dari rangkulan maut milik Pond yang dapat membuat lengannya terasa sakit untuk beberapa saat. Joong tertawa, sangat puas melihat raut wajah Pond yang terlihat kesal akibat perkataan yang ia sampaikan.

BRUGH

Kedua mata Joong membesar, sedikit panik akibat seseorang di belakangnya terjatuh karena tak sengaja terdorong oleh Joong saat ia berusaha menghindari rangkulan Pond, "Eh, sorry sorry."

Dengan sigap, Joong segera membantu pria tersebut yang sedang mengambil beberapa kertas yang berserakan di lantai. Mulutnya tidak berhenti meminta maaf kepada pria tersebut, namun ia hanya diam tak mengucapkan sepatah kata pun. Wajahnya terlihat dingin, berhasil membuat Joong gugup dan takut di saat bersamaan.

Joong memberikan kertas yang ia kumpulkan, memberikannya kepada pria tersebut sembari mengucapkan kata maaf, berharap pria tersebut tidak menghiraukan ucapan maafnya. Namun, nihil. Pria tersebut hanya mengambil kertas dari genggaman Joong, kemudian pergi terburu-bur tanpa mengucapkan kata terima kasih.

"Anjing," gumam Joong kesal, matanya masih menatap ke arah pria tersebut yang kini perlahan menghilang tertutupi oleh sekumpulan mahasiswa yang sedang melihat papan pengumuman.

"Anak rektor tuh," ucap Pond sembari memberikan tangannya kepada Joong, membantu Joong untuk berdiri dari posisinya saat ini. Joong segera meraih tangan Pond untuk berdiri, mulutnya membulat dengan kepalanya yang mengangguk-angguk kecil mendengar fakta baru yang diberikan oleh Pond.

"Pantes," ucap Joong singkat, "jadi, ini lo beneran belum liatin kelompok KKN gue?"

"Udahlah! Kurang baik apa gue jadi temen lo, Joong Archen Aydin," ucap Pond dengan bangga sembari memberikan ponselnya kepada Joong, "kelompok lo kanan, kelompok gue yang kiri."

IncomparableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang