Author Pov
"Lurus dong tonjokannya. Masa gak bisa? Lurus lurus lurus. Coba tangan lo lurusin ke depan." Kata Lilian. "Kamu maksudnya."
"Haha gapapa kok ngomong lo-gue aku juga pake logat lo-gue sih. Tapi gak enak aja sama kakak kelas. Kesannya gak sopan aja." Tanggap Blaire.
"Ah, serius? Akhirnya, gue gaperlu cape-cape buat pikir dua kali kalau ngomong." Ucap Lilian nyengir.
"Udah lanjutin, woy. Nilai gue kurang kalau gue ngajarin junior gak becus." Sahut Selena.
"Iya iya."
"Kalian pakai lo-gue, aku boleh pakai lo-gue juga gak? Gak terbiasa logat aku-kamu." Blaire.
"Eh? Boleh lah, siapa yang ngelarang lo." Kata Lilian.
**
-Pulang sekolah-SMA Best memang lebih jauh dari SMA Yossy. Dan mereka -siswi-siswi SMA Best- kebanyakan lewat SMA musuh. Dan memang rumah Blaire melewati sekolah itu.
Sialnya Blaire, mamanya bilang karena Blaire sudah SMA jadi dia harus belajar berangkat dan pulang sendiri. Akhirnya, Blaire jalan kaki untuk pulang.
"Eh, kita ketemu lagi." Kata seorang yang terdengar laki-laki. Blaire langsung mendongak karena memang laki-laki itu jauh lebih tinggi darinya. Laki-laki yang bicara tadi membuat Blaire loncat karena kaget.
"Lo.. Lo nga..ngapain disini?" Tanya Blaire.
"Gue? Ngapain? Ya ini sekolah gue. Jam pulang sekolah. Ya gue pulang lah, lewat sini. Ini juga gerbang sekolah gue. Gimana sih." Jawabnya culas.
"Perasaan pas lo lagi di ring bebas pakai logat aku-kamu. Kok sekarang lo-gue?" Tanya Blaire, lagi.
"Logat asli gue itu lo-gue. Lo sendiri lo-gue kan?" Jawab sekaligus tanya Bryan, yang dijawab anggukan dari Blaire.
"Pulang bareng yuk. Hm, gue belum tau nama lo, gue Bryan Nicholas. Panggil aja Bryan. Salam kenal ya. Oh ya, maaf bikin sekolah lo rusuh tadi." Ajak Bryan.
"Nama gue Blaire Aiden. Panggil Blaire. Kalau soal itu minta maaf aja sama Lilian atau Selena, jangan gue." Ucap Blaire dingin dan langsung pergi.
"Blaire, gue kan ngajak lo pulang bareng. Minimal, jawab 'ya' atau 'gak' gitu. Ini.. Boro-boro dijawab, main ditinggal aja." Protes Bryan sambil menyamakan langkah kakinya dengan Blaire.
Hening.
1 detik
3 detik
5 detik
"Hmm. Tadi pagi kenapa lo manggil gue?" Tanya Blaire memecah hening.
"Oh itu, gak jadi. Gue juga lupa mau ngomong apa ke lo." Jawabnya sambil nyengir. Yang hanya Blaire jawab dengan ber oh ria.
"Jadi? Lo murid baru SMA Best? Masuk kelas tambahan apa? Jangan bilang musik." Tanya Bryan.
"Sok tau. Di sekolah gue mana ada kelas tambahan musik. Gue ambil kts kick boxing, lo sendiri? Murid baru?"
"Gue? Murid baru? Haha, gue kelas sebelas. Yang dapet angket cowok ter-ganteng walaupun gue badboy."
"Lo serius badboy?"
"Iya."
"Gapercaya."
"Gue serius."
"Bohong."
"Gue jujur."
"Bohong."
"Jujur."
"Bohong."
KAMU SEDANG MEMBACA
Untitled
Teen FictionSiswi-siswi di sekolah ini memang terlihat cantik dan feminim, mengenakan rok khas sekolah-sekolah international. Tapi siapa sangka, bahwa siswi-siswi yang cantik nan feminim ini nightmare? Iya, nightmare, tenaga dua kali lebih besar daripada laki...