||04||

111 62 446
                                    


Yok jangan lupa untuk vote dan komen nya:)
Dan sebelum membaca cerita nya di mohon untuk memfollow akun author nya dulu dhzzh_rh14

°
°
°
°
°
Happy Reading:)



Saat ini Annie dan Nanda sedang duduk-duduk santai di taman belakang sekolah, taman di belakang ini lumayan sepi karena murid-murid banyak yang lebih memilih taman depan. Padahal taman belakang ini jauh lebih indah dan udaranya juga jauh lebih sejuk.

"Oh ya Kumal, gimana hubungan lo sama mama lo? Udah membaik?" tanya Nanda.

"Hufft ... Jangankan membaik Nan, mama aja ga pernah menganggap gue ada di rumah itu,"

"Gue ga tau lagi gimana caranya bikin mama ga benci lagi sama gue, gue capek tau Nan terus-terusan di benci sama orang tua gue sendiri,"

"Kalo boleh milih ... gue mau, gue aja yang pergi Nan jangan mereka," ujar Annie dengan mata yang mulai berkaca-kaca.

Nanda yang melihat itu seketika menyesal karena udah menanyakan pertanyaan tadi.

"Lo ga boleh bilang gitu Kumal, kan gue jadi ikut sedih."

"Lo harus semangat kan, disini masih ada gue yang selalu ngedukung lo, masih ada kak Wulan yang sayang banget sama lo. Jadi jangan pernah ngerasa sendiri ok!" ujar Nanda.

"Boleh ga sih, gue capek Nan."

"Ada kalanya manusia itu merasa capek Kumal, kalo lo capek boleh kok berhenti sejenak. Tapi, lo ga boleh nyerah, lo harus buktiin ke Mama lo kalo lo itu ga lemah."

"Tapi ... Sampai kapan gue akan di posisi ini Nan,"

"Semua keluarga besar gue menganggap gue pembunuh, bahkan orang yang udah ngelahirin gue juga bilang begitu,"

"Gue pembunuh, gue benalu, gue beban buat mereka semua Nan." Dengan kasar Annie mengusap pipinya yang basah.

"Kan ... Udah Kumal Lo ga boleh nyalahin diri lo sendiri. Setiap hal yang terjadi dalam hidup kita pasti ada makna tersendiri. Mungkin dengan begini lo bisa jadi lebih kuat lagi dalam menghadapi masalah di masa depan nanti," ujar Nanda

"Karena kita ga pernah tau, masalah apa yang akan kita hadapi di masa mendatang."

"Lo harus tetap semangat!! Ok! Kumal yang gue kenal anaknya ga pantang menyerah, Kumal gue anaknya strong!!"

"Makasih ya ... Karena lo selalu ada buat gue."

"Itu gunanya sahabat Kumal," jawab Nanda sambil tersenyum manis.

"Gue sayang banget sama lo Kumal, lo tuh, udah gue anggap seperti saudara gue sendiri. Jadi lo ga boleh berfikir kalau lo sendiri," ujar Nanda yang langsung memeluk Annie erat.

Mereka berpelukan cukup lama sampai bel pelajaran ke empat terdengar, dan mereka memutuskan untuk kembali ke kelas mereka.

***

"Habis ini lo langsung pulang apa mampir ke cafe dulu Kumal?" tanya Nanda sambil membereskan buku dan juga alat tulisnya, dan tidak lupa bungkus-bungkus cemilan miliknya yang ada dilaci meja juga dia ambil, mau dibuang sekalian katanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 07, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Peran PenggantiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang