Si Mc

43 4 0
                                    

Ting'tong

Bel pintu berbunyi beberapa kali. Namun pemilik rumah tidak membukakan pintu. Orang di depan pintu jelas tidak menyukainya, dia melirik pintu dengan curiga. Kemana perginya sahabat terbaiknya? Dia yakin temannya ada di rumah.

Satu ide gila muncul, dia berpikir untuk mendobrak pintu kayu di depannya. Namun sebelum itu terjadi pintu terbuka, dan ada temannya yang muncul dalam kondisi acak-acakan.

Rambutnya seperti sudah seminggu tidak disisir, badannya sangat bau, dan tidak lupa matanya menggantung seperti panda. "Apa yang terjadi padamu?" Dia bertanya dengan wajah kaget.

Temannya hanya cekikikan, "aku hanya meneliti beberapa hal. Oh! Masuklah Nona Kayle." Dia memberi isyarat agar Kayle masuk.

Kayle menatap temannya dengan malu, "jangan panggil aku nona."

"Hahahahaha maaf." Dia tertawa melihat reaksi Kayle, menggodanya seperti itu selalu menyenangkan. Dia mengikuti Kayle di belakang.

"Apa yang kamu lakukan kali ini? Penelitian apa yang kamu lakukan?" Kayle bertanya pada teman-temannya, dia kini duduk di sofa, melihat temannya yang tetap tersenyum.

"Hehe, kamu tidak akan pernah percaya apa yang baru saja aku temukan." Dia memandang Kayle dengan senyum cerah, dia selalu seperti ini ketika menemukan sesuatu yang menarik dia akan mencarinya, mencari dalam-dalam sampai dia puas.

"Katakan padaku Alifia." Kayle menatap Alifia dengan penuh kesabaran, memang butuh kesabaran ekstra untuk menghadapi gadis ini.

"Ingat beberapa bulan lalu saat terjadi gempa di wilayah Klaten?" Alifia mulai bercerita dari awal.

"Gempa kecil? Aku ingat itu."

"Jadi saat gempa terjadi saya menemukan sesuatu pada rekaman yang ada di rumah aku, dan aku menemukan suara yang sangat aneh dan menakutkan, suara seperti monster yang bisa membuat kita ketakutan." Jelas Alifia.

"Mungkin saja itu suara lempengan bumi," bisik Kayle dan Alifia langsung menempelkan jari telunjuk ke bibirnya.

"SHHT ep ep ep. itu bukan suara lempeng bumi, biar kutunjukkan." Alifia kemudian bergegas menarik Kayle ke dalam Laboratoriumnya, dia menunjukkan gelombang suara yang berbeda. Suara ombak tersebut merupakan gelombang suara dari gempa dan satunya lagi adalah suara alien yang dimunculkan saat terjadi gempa di Klaten.

"Kelihatannya beda kan? Seperti ada makhluk yang hidup di bumi kita." katanya dalam penjelasan terakhirnya.

Jujur saja Kayle terharu dengan kesimpulan yang dibuat oleh temannya, ternyata temannya itu benar-benar gila.

Yah, Kayle sudah mengetahuinya sejak mereka mengenal satu sama lain tetapi itu masih mengejutkan. "Mengejutkan, aku tidak pernah menyangka akan menemukan konspirasi seperti ini," kata Kayle.

"Menarik sekali bukan? Makanya aku minta kamu temani aku ke gunung Nglanggeran besok," pernyataan Alifia sukses mengejutkan Kayle.

"Tunggu apa? Kenapa kau membawaku ke penelitianmu?" Kayle meremas kepalanya. Dia sudah cukup mendengar dan melihat penelitian ini, dia tidak ingin terlibat.

"Ayo Kayle, ikut aku! Tolong, tolong!" Alifia menatap Kayle dengan tatapan memelas. Kayle memalingkan matanya, dia tidak bisa terpengaruh oleh omong kosong temannya.

"Tolong aku tidak bisa menjelajahi Gunung Nglanggeran sendirian, kita berteman baik. Benar kan?"

Kayle terdiam sejenak, memikirkan apakah dia harus mengikuti atau tidak.

"Sudah lama kau tidak mendaki gunung, ini saatnya Kayle. Liburan kuliah juga sia-sia jika kamu tidak menggunakannya untuk liburan." Bujuk Alifia.

"Oke, aku akan pergi, tapi jangan menyeretku ke masalah besar, oke?" Katakan Kayle akhirnya setuju. Dia berharap dia tidak akan menyesali ini.

Transfomers Fan Series : Between the Two WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang