Bab 28 Kamu Mesum!

17 1 0
                                    

"Mana mau gue tidur sekamar bareng lo!" bantah Karina.

Isu akan bermalam di hotel kerap membuat Karina naik pitam. Dia tidak menyadari bahwa ini sebanarnya permainan dari Marchel.

Entah apa yang membuat Marchel seketika menjadi senang meledek Karina. Yang pasti Marchel sudah memilki siasat untuk mendapatkan hati seorang Karina.

"Ini sudah malam, Karina. Katanya kamu tidak mau lagi pulang malam?"

"Heh! Denger yah!" unjuk Karina sambil menodong ke arah Marchel lalu berkacak pinggang dengan wajah yang sedikit lebih ganas.

"Gue begini itu gara-gara lo tau ga! Padahal dari tadi gue tuh udah ngasih kode ke lo kalo hari sudah sore dan lebih baik meeting dilanjut besok. Tapi apa yang lo lakuin, hah!

Lo malah nerusin itu pembicaraan dengan orang bule itu kan?!" ketus Karina.

Marchel hanya menelan ludah dan burusaha untuk tetap tenang menghadapi keadaan Karina yang sudah mulai buruk seperti ini.

"Karina, ini semua diluar dugaan aku yang-"

"Diluar dugaan atau memang disengaja?" potong Karina sambil menangkupkan kedua lengannya bersamaan.

"Belum larut malam, lebih baik gue pulang sendiri!" ungkap Karina mencoba menantang diri.

Saat Karina meraih tas miliknya, tiba-tiba Marchel menghentikan langkah Karina. DIa tidak mau usahanya sia-sia apalagi kamar hotel itu sudah dia pesan untuk satu malam.

"Tunggu dulu hei! Kamu gak liat akus udah memesan kamar hotel ini? Ini untuk kamu Karina, aku bisa pesan lagi di sebelah. Masa baru di pesan udah ngilang aja gitu?"

"Memangnya kenapa? Lo sendiri yang main seenaknya sendiri mutusin buat nginep segala! Lagian masih belum larut malam kita bisa pulang sekarang, tapi lo malah seenaknya sendiri mesen satu kamar ini gak jelas untuk apa," cibir Karina sambil melayangkan pandangannya menjauh dari Marchel.

Perdebatan kecil itu memang terjadi saat Karina ditarik masuk ke dalam kamar yang dipesan oleh Marchel setelah selesai menerima salam dari partner kerja.

Marchel sangat paham dengan perilaku Karina yang bisa saja marah di tempat umum sekali pun. Sehingga dengan sengaja dia memesan satu kamar hotel untuk istirahat sebentar dan jika berkenan Karina menerima permintaan itu, maka Marchel dengan senang akan memesan satu kamar lagi untuk bermalam sendiri.

"Oke ... oke, sekarang aku nurut. Kamu tadi bilang kita bisa pulang sekarang kan? Kamu sadar kamu bilang kita?" tanya Marchel sedikit menuduh.

Karina kebingungan dengan nada suara dari Marchel. Dia pun tidak bisa mengerti kenapa dia malah jadi seperti orang yang tersangka hanya karena mengucapkan kalimat "Kita."

"Kita kan? Okeh, baiklah kalo kamu mau begitu. Kita akan pulang malam ini juga, tetapi dengan satu syarat," ucap Marchel menghentikan kalimatnya.

Dia tersenyum ke arah Karina sambil berlagak senang melihat wajah kekesalan dari Karina sendiri. "Aku minta kamu menunggu beberapa menit karena aku harus mandi terlebih dahulu. Jadi, kamu bisa santai sebentar di sini selagi aku mandi," lanjut Marchel.

Karina memutar bola matanya. Tidak tahu apa yang akan dilakukan oleh lelaki itu dengan alasan mandi segala.

Karena Karina sendiri malas menanggapi apalagi berdebat hanya karena mandi, dia akhirnya membanting tas miliknya ke arah sofa dan duduk dengan kasar.

Sedangkan Marchel hanya bisa tersenyum sambil memutar balik badannya karena untuk bergegas mandi.

"Dasar orang aneh! Ngapain juga ada acara mandi segala. Biasanya juga gak mandi tuh orang sampe besok pagi.

Alasan aja biar gak mau rugi kali yah sudah pesan kamar hotel buat semalam gini. Haduh, aneh emang lo!" gerutu Karina sambil menatap ke arah televisi yang layarnya hitam.

Marchel mencoba melepas jas miliknya dan disampirkan di kursi dengan sembarang. Dia juga melepas sabuk miliknya sampai suara itu terdengar oleh Karina.

"Eh! Lo mau mesum yah! Lo jahat banget sih Marchel!" teriak Karina sambil melempar bantal sofa ke arah Marchel.

Dengan kaget Marchel yang mendapat lemparan bantal itu pun langsung menyilangkan tangannya agar wajahnya tidak terkena secara langsung.

"Eh ... eh apaan sih Karina! Aku tidak meakukan apa pun-"

"Kamu mau mesum kan! Minggir engga! Aku mau pulang! Cepat, minggir! Sana minggir cepat!" teriak Karina berulangkali melempar batal sofa yang masih tersisa.

Marchel yang sudah melepas celana panjangnya itu pun tidak bisa menghindar segera. Dia hanya bisa lari terbirit-birit untuk segera masuk ke dalam kamar mandi agar aman.

"Aku tidak mau berbuat seperti itu, Karina! Please hentikan aku-"

"Minggir sana! Cepat beri aku jalan!" teriak Karina dengan napas yang tersengal.

Keadaan mendadak berubah saat pintu kamar mandi ditutup dnegan suara yang keras. Bagaimana tidak, akhirnya Marchel berhasil masuk ke kamar mandi meskipun dengan napas yang tersengal karena seperti tengah dituduh sebagai pencuri atau pengacau.

Dia pun mengelus dada sambil mengatur napasnya. "Apaan sih, gak ada niatan buat kaya gitu malah dia salah paham. Aneh banget kamu Karina, sudah lah!" ucap Marchel sambil melirik ke arah pintu kamar mandi yangs udah tertutup rapat.

Saat itu juga Karina bisa mengendalikan diri setelah Mmarchel menghilang dari hadapannya. Perasaan yang secara spontan itu benar-benar membuat Karina mengeluarkan keringat dari pelipisnya.

"Gila itu orang beraninya buka celana di depan gue! Wajar gue marah kaya gini karena kalo gak mungkin sudah dibuka semua di sini.

Astaga Karina! Kamu jangan sampai ternodai untuk kedua kalinya oleh lelaki itu, jangan, jangan Karina!" ucapnya memberikan wejangan pada dirinya sendiri.

Sambil menempelkan telapak tangannya ke arah kening, Karina langsung sadar untuk mengambil bantal sofa yang dia lempar ke arah Marchel beberapa kali.

Dia pun mencoba tenang saat mengambil satu per satu bantal tersebut sampai akhirnya dia terhenti beberapa langkah dari celana milik Marchel.

Celana panjang milik Marchel itu memang tergeletak dengan sengaja di lantai sampai Karina menemukam sesuatu yang menarik perhatiannya.

Di balik tumpukan kain celana itu, ada sebuah foto yang membuatnya mengerutkan dahi. Dia penasaran dengan foto tersebut karena terlihat setengah seperti seorang wanita.

"Foto wanita?" tanya Karina sambil menelan ludah.

Dengan langkah yang pelan, Karina mencoba untuk menarik dengan jari miliknya celana milik Marchel itu.

Di tempatkan sedikit menepi hingga dia menemukan sebuah foto anak kecil. Iya, foto seorang anak kecil yang membuatnya salah fokus seperti seorang wanita.

"Foto siapa? Gue gak pernah denger kalo Marchel punya adik dua?" tanya Karina sedikit penasaran. Sambil memegang foto tersebut, Karina mencoba mengamati dengan detail.

Dari raut wajahnya, salah satu bagian yang paling menarik perhatian Karina adalah mata dan hidungnya.

Foto tersebut benar-benar memperlihatkan wajah yang mirip dengan Marchel. "Seperti Marchel, dan ini sungguh mirip. Kalo ini Kayla tapi bukan dia sepertinya karena hidungnya tidak terlalu tegak.

Lalu siapa foto ini?" tanya Karina pesaran.

Sebelum Marchel keluar dari kamar mandi, Karina buru-buru untuk mengambil ponselnya dan segera memfoto apa yang dia temukan itu.

"Gue jadiin dokumentasi biar bisa nanya ke dia atau ke Kayla langsung," ungkap Karina.

TAWANAN CINTA TUAN CEO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang