06

1.2K 94 49
                                    

Dini hari setelah menyiapkan sarapan untuk kekasihnya Heeseung menatap Jay yang masih tertidur dengan nyenyak, ia mengecup kening si manis kemudian pergi dari sana.

Heeseung menatap kembali ponselnya dimana disana anak buahnya memberi kabar kepadanya, pria tinggi itu tersenyum miring melihat foto yang baru saja terkirim padanya.

"Tak ada ampun Park"

Sekitar setengah jam Heeseung mengendarai mobil kesayangannya kini mobil mewah dengan warna hitam itu berhenti di depan gedung tinggi yang terlihat kumuh namun masih layak pakai. Setelah turun dari mobil Heeseung langsung di sambut oleh beberapa pria tinggi besar.

"Bos" salah seorang dari mereka menyapa itu tangan kanan Heeseung, K namanya.

"Dimana mereka?"

"Dia berada di ruang nomor 6, kau bisa ikut aku" K berdiri di samping Heeseung lalu mereka berjalan beriringan menuju ruangan yang di maksud.

Sesampainya mereka di depan pintu dengan tulisan angka 6 di depannya Heeseung meminta K untuk menunggu di depan sedangkan ia akan masuk sendirian, saat masuk betapa senangnya ia melihat empat manusia terikat di dalam sana.

"Senang bertemu dengan anda tuan Park dan nyonya Park" Heeseung menarik kursi kosong yang terletak di dekat pintu kemudian ia duduk di dekat empat orang tersebut.

"Jadi? Tak ada yang mau bertanya?" Heeseung menatap satu persatu orang dewasa di hadapannya namun tak ada satupun orang yang mau membuka mulut mereka.

"Baiklah biar aku menjelaskan semuanya" pria bambi itu melipat tangannya di depan dada tak lupa ia menunjukan ekspresi arogannya.

"Aku disini membalas kejahatan yang telah kalian lakukan pada kekasihku, dia adalah seorang anak yang di buang oleh ayahnya, seorang anak yang di terlantarkan oleh ibunya, seorang anak yang tak di terima oleh ayah barunya, kau pasti bertanya bukan apa salahmu?" Heeseung menunjuk seorang wanita muda cantik yang duduk di samping tuan Park.

"Salahmu karena kau sudah merebut ayah kekasihku dan membuatnya pria brengsek ini berubah"

"Aku benar-benar tak tau jika dia memiliki anak ataupun istri"

"Itulah salahmu, kau terlalu naif dan bodoh"

Heeseung melirik jam tangan miliknya sebelum kembali bersuara.

"Kekasihku akan segera bangun jadi aku harus cepat pulang" Heeseung membuka pintu ruangan tersebut.

"K, beri mereka pelajaran" kata-kata yang keluar dari bilah bibir Heeseung membuat keempat orang yang tadi hanya diam itu kini memberontak takut, ibu Jay bahkan sampai menangis pilu.

"Tidak! Tunggu! Apa yang harus aku bayar agar kau memaafkanku? Apa Jay mau uang? Ambil saja semua hartaku asalkan kau melepaskanku" tuan Park akhirnya berani berbicara, ia muak namun nyawanya lebih penting untuk saat ini.

"Sayangnya Jay tak butuh uangmu karena dia memiliki calon suami yang bisa membahagiakannya dengan apapun itu, harta? Cinta? Semua bisa ia dapatkan" Heeseung hendak keluar namun ia kembali berbalik.

"Oh iya" pria bermarga Lee itu mendekati tuan Park lalu.

Bugh

Bugh

Krak

Beberapa pukulan mendarat pada pria paruh baya itu bahkan tanpa segan-segan Heeseung mematahkan tangan kanan tuan Park membuat si empu menjerit begitupun dua wanita di dalam ruangan yang menyaksikan kekerasan tersebut.

ɪ'ᴍ ᴊᴜꜱᴛ ᴀ ꜰᴏʀᴇɪɢɴᴇʀ || heejayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang