Kembali

3 0 0
                                    

"Tidak! Jangan pergi!"

Ia pegang dengan erat jiwa yang mencoba pergi tersebut. Mereka berkelahi sedari tadi. Namun, jiwa tetap teguh pada pendiriannya.

"Aku minta maaf, tapi aku sudah tidak tahan lagi" ujar jiwa sambil berusaha melepas cengkeraman kuat tubuh pada dirinya.

"Tidak! Bagaimana bisa kau mengharapkanku menjalankan tubuh ini sendirian! Aku membutuhkanmu!" Air mata terlihat menggenang di ujung pelupuk mata tubuh. Cengkeraman tangannya pada jiwa pun semakin lemah.

"Kau tidak perlu melakukannya! Kau tidak membutuhkanku lagi!" Teriak jiwa pada akhirnya.

Tubuh terdiam, ia tertegun mendengar perkataan jiwa. "Bagaimana bisa kau mengatakan itu? Di- Dia membutu-" kata-katanya terputus akibat cengkeramannya pada jiwa terlepas.

Jiwa memegang erat pundak tubuh dan melihat dalam-dalam pada bola mata kosong itu.

'Andai saja tubuh bisa melihat betapa kosong bola mata itu' pikirnya.

"Tubuh, aku sudah mengatakannya berkali-kali. Dia sudah mati, yang artinya aku sudah mati. Jika kamu masih ingin menjalankan tubuh ini, be my guest" ucap jiwa sambil menghapus lelehan air mata tubuh.

"But, you have to let me go"

Itu adalah kata-kata terakhir dari jiwa. Ia terbang tepat setelah mengatakan itu, tanpa menghiraukan tubuh yang berusaha menggapai dirinya.

"Kembalilah! Kumohon!"

Ia melompat berusaha menggapai jiwanya yang terbang semakin menjauh. Percuma ia berteriak seperti itu. Jiwanya telah memutuskan untuk pergi.

Kini, ia harus menggerakkan tubuh itu sendiri tanpa ada yang menemani.

✩✩✩✩✩✩✩✩✩✩✩✩✩✩✩✩✩✩✩✩

19823 5:38 PM

Kata Demi KataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang