3). 'I am Pregnant'

18 8 1
                                    

"I Love you.."

Zura terkekeh geli "Sudah cukup, kamu mengatakannya puluhan kali.."

Kini kedua pasangan muda manis dan romatis itu sudah berada dibandara untuk keberangkatan mereka meninggalkan negara yang akan menjadi sejarah cinta mereka.

"Ini hanya ungkapan, harusnya belum cukup."

"Aku sudah mendengarnya sejak lima tahun lalu, Gastan.."

Gastan terkekeh geli. Perasaan berbunga-bunga sangat mendominasi suasana hatinya malam ini. Lamarannya di terima dan gadis itu akan ikut pulang bersama nya. Tapi, sepertinya tidak, Zura tidak akan pulang ke Texas malam ini. Gastan dan Samuel sudah menyusun banyak rencana.

Gastan menyenderkan kepalanya pada pundak kekasihnya, melepas penat sandaran ternyaman dalam hidupnya "Kamu tahu? Aku, selalu menanti nantikan hari ini dalam hidupku."

"Aku sudah memimpikan betapa indahnya saat kita harus menghabiskan waktu di masa tua nanti. Bersama seumur hidup, ditemani oleh anak-anak yang anak menjadi pelengkapnya."

Zura tersenyum "Lalu apa yang terjadi jika aku menolak lamaran mu."

"Aku akan lompat dari jembatan London dan mati membeku di air nya yang dingin."

"Perhatikan ucapan mu, Gastan." Kesal zura, namun itu malah mengundang tawa Gastan.

"Aku bercanda—"

"Permisi tuan, maaf menganggu.. ini paspor dan tiket kalian.." Salah satu Bodyguard menyela dan memberikan apa yang ia bawa untuk Gastan dan Zura.

"Terimakasih." Ucap keduanya.

Gastan membenarkan posisi duduknya dan menarik tiketnya keluar dari paspor. Senyuman terulas jelas dari wajah nya saat melihat tujuan negara yang akan mereka kunjungi. Yang pada intinya mereka tidak akan kembali ke Texas.

"Gastan, kita akan pergi ke Prancis?"

Lebih tepatnya Paris, Prancis.

Gastan akan membawa Zura ke Paris untuk pelatihan selama 6 bulan. Dan inilah rencana Gastan bersama Samuel. Gastan akan membawa Zura je Paris untuk melanjutkan pendidikannya, namun jika tadinya Zura tidak datang, mungkin Gastan akan kembali ke Texas.

"Seseorang baru saja menerima lamaranku.."

"Ya itu aku, jadi apa sekarang? Kita tidak pulang ke Texas?"

Gastan tersenyum lalu menggenggam tangan kekasihnya, matanya menatap dalam iris mata hazel milik Zura "Aku akan kembali ke Texas, setelah mengantarmu ke perguruan tinggi."

"Perguruan tinggi? Apa maksud mu?"

"Apa kamu sudah melanjutkan pendidikan setelah lulus dari sekolah menengah?"

Zura menggeleng, karena memang belum sempat ia melanjutkan pendidikan, dirinya sudah lebih dulu kabur melarikan diri dari Texas.

"Lalu, kamu akan melanjutkannya sekarang."

"Aku akan mengirimu ke perguruan tinggi khusus perempuan dengan kurikulum khusus juga. Mereka juga memfasilitasi asrama—"

"Aku tidak butuh ini, untuk apa?"

"Tentu saja kamu membutuhkannya, sayang." Gastan membalas cepat "You ever said to me, kalau kamu.. selalu ingin menjadi seorang ibu yang cerdas untuk anak-anak kan? Kita harus mulai membangun segalanya sekarang, Zura.

"Tap—"

"—Kita tidak punya waktu itu bermain lagi. Ini sudah berjalan hampir enam tahun. Harus berapa lama lagi kita menunggu untuk membuat semuanya cukup jika kita tidak membangun segalanya sejak awal?"

Goddess College Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang