31; denim

14.2K 1.2K 100
                                    

ini part dadakan banget SERIUS














































"Sumpah kamu tuh mending resign aja."

Kezia menggeleng kuat, "Gak mau! Nanti aku gabut di rumah!" omelnya sambil bibirnya manyun.

"Daripada kamu bolos terus gini emang gak di kasih surat peringatan dari perusahaan kamu???" decak Saga bersedekap ngeliatin istrinya yang duduk di pinggir ranjang kamar mereka.

"Kalo di kasih SP yaudah nanti kalo di pecat tinggal berhenti," balas Kezia mempergampang urusan.

"Terserah kamu deh!" Saga jalan ke arah lemari, ngambil setelan kemeja sama celana yang biasanya sehari-hari jadi outfit dia ke kantor, jam masih sekitar pukul setengah delapan pagi tapi Kezia udah buat tingkah baru.

Saga menoleh ke cewek itu, masih di posisinya, "Kamu yakin mau ikut aku ke kantor?"

"Kenapa? Gak boleh? Kamu punya selingkuhannya ya sampe aku gak boleh ikut?"

"Mulut kamu bisa gak sih ngomongnya yang bener aja?" Saga udah capek banget. Nanti disahutin judes malah nangis yang susah dia juga.

"Lagian kamu mukanya kayak bete banget aku mau ikut ke kantor," sahut Kezia bersedekap.

"Bukan gitu, aku takut kamu bosen kalo di ruangan aku aja."

"Aku office tour lah? Kan ada Devan bisa jadi guide tuh!"

"Devan sekretaris aku, Kezia."

"Kamu cari yang lain aja." ENTENG BANGET NGOMONGNYA.

Omongan Kezia gak di sahutin Saga lagi, di ladenin yang ada makin ngaco, cowok itu ngambil beberapa potong bajunya terus mulai ganti baju—di depan Kezia. Santai sih, soalnya Kezia udah pernah liat seluruhnya jadi Saga gak masalah.

Kezia tiba-tiba beranjak dari duduknya, dia jalan ke arah lemari terus keliatan nyari-nyari sesuatu. Saga mengernyit waktu Kezia ngasih setelan jaket sama celana denim ke dia.

"Hari ini pake baju couple yuk!" ajak Kezia sumringah.

Saga melotot, "Jangan gila! Aku mau ke kantor, bukan ke Mall."

"Ih kan cuma baju doang, karyawan kamu juga gak akan ada yang berani marahin kamu kok!" Jelas lah, orang atasannya dia sendiri, yang punya perusahaan juga keluarga dia sendiri.

"Iya tapi gak etis aja, Kez," dengus Saga mencoba menolak. Dan bukan Kezia namanya kalo nyerah.

"Nanti aku juga pake, jadi kita sama Jev!"

"Gak mau, lain kali aja," geleng Saga, "Aku juga ada meeting sama karyawan aku, nanti mereka aneh liatnya."

"Gak aneh, kamu tetep ganteng mau pake baju apa pun—AYOK IH PAKEEEE!" rengek Kezia loncat-loncat megangin lengan Saga.

"Enggak, Kezia." Saga lalu menahan tubuh Kezia biar diem, "Jangan loncat-loncat gitu!"

"Jevano ayok sekali aja! Turutin please, please, pleaseeee!"

Saga menggeleng, "Gak ada." cowok itu acuh, lanjut ngancingin satu persatu kancing kemeja putihnya.

Kezia berhenti megangin lengan Saga, dia mundur terus buang baju Saga yang ada di tangannya ke lantai. Saga menaikkan satu alisnya liat itu, pandangannya yang semula ngarah ke pakaian yang tergeletak perlahan naik menatap Kezia.

"Kamu memang gak sayang sama aku ya?" demi apa pun sejak Kezia hamil, ini kalimat yang paling sering Saga denger dalam satu bulan lebih ini.

Saga menghela nafas dalam, ngeliatin bentar Kezia yang bibirnya udah melengkung ke bawah di tambah air mata yang entah kapan bisa secepet itu menetes dari kelopaknya, Kezia jadi cengeng banget, beneran tiap detik nangis kalo maunya gak diturutin.

Teman Tapi Menikah [2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang