35; lego

11.4K 1.1K 58
                                    

happy reading <3








































Kalo kemarin-kemarin Kezia mulu yang kena morning sickness, sekarang malah gantian Saga yang kena. Udah seminggu lebih dua hari cowok itu rutin mual-mual tiap pagi, untungnya gak separah Kezia yang kadang sampe nangis lemes karena isi perutnya keluar semua.

Kayak pagi ini waktu sarapan, ada Bi Rasmi yang dateng nyiapin sarapan mereka berdua. Di tengah-tengah obrolan di meja makan, tiba-tiba Saga ngerasa mual terus reflek lari ke wastafel buat muntah.

Kalian pikir Kezia bakal khawatir kayak yang di lakuin Saga? Of course not. Kezia malah ketawa-ketawa liat suaminya kena getah 'ulah'-nya sendiri.

"Nih permen jahe," sodor Kezia sewaktu mereka udah di dalem mobil.

Saga menghela nafas dan ngambil permen itu buat di makan, cowok itu sedikit merapikan kemejanya yang kusut karena dia lari-lari ke wastafel tadi.

"Udah gak mual lagi kan?" tapi sejahil-jahilnya Kezia sama Saga, tetep aja rasa khawatirnya masih timbul walau sedikit.

Saga mengangguk, "Gapapa, sayang. Aku tiap pagi juga gini, abisnya kan balik normal." Kezia mengangguk-angguk paham, Saga mulai menjalankan mobilnya menuju kantor Kezia.

Sepanjang perjalanan mereka berdua kebanyakan diem, sesuatu yang jarang terjadi, Saga memang gak banyak ngomong karena biasanya Kezia yang cerewet cerita ini itu—eh sekarang orangnya lagi asik buka ponsel, entah apa yang lagi dia liat.

Mobil Saga berhenti tepat di lampu lalu lintas yang berubah jadi merah, dan Kezia baru berbalik menghadap Saga menunjukkan layar ponselnya.

"Mau ini," pinta Kezia.

Saga menaikkan satu alisnya, "Lego?" daritadi liatin Lego ternyata.

Kezia mengangguk, "Iya! Aku pengen main ini, boleh gak?" cewek itu menarik kembali ponselnya.

Tanpa berpikir lebih dulu, langsung aja Saga mengangguk mengiyakan, "Boleh, nanti kita beli ya.."

Kezia sontak tersenyum lebar, dia langsung narik leher Saga dan mengecup pipi suaminya sekilas, "Makasihhhhhh!!! Sayang kamu banget!" Maksud Saga tuh begini, ngidamnya yang masuk akal aja dong.

Saga menghela nafas pelan, syukur-syukur perihal bekal warna warni itu udah kelar dari lusa kemarin. Bayangin Saga selama empat hari bawa-bawa bekal dengan wadah kotaknya warna warni dan isi yang gak kalah lucu. Udah persis kayak bekal anak TK.

Selama empat hari itu juga tiap pagi Saga jadi ngajakin Kezia debat mulu, gak terima dia di bawain bekal modelan begitu, ya walau ujungnya dia juga yang harus ngalah karena Kezia selalu ngeluarin jurus andalannya biar Saga mau. Apalagi kalo bukan nangis?

"Nanti pulang kerja langsung beli ya???" pinta Kezia lagi, kebetulan mobil udah melaju kembali—Saga jadinya mengangguk tanpa menoleh ke Kezia.

"Iyaaa, nanti aku minta sama Devan pulang lebih cepet biar bisa jemput kamu lebih cepet juga."

"Kamu ini kalo aku ngidam mintanya rumah kayaknya di kasih juga," kekeh Kezia.

Saga menarik senyumnya, "Kamu mau minta dunia juga aku kasih, sayang."

"Mulai nih dangdut." Kezia memukul pelan bahu Saga, "Sekalian nanti kita beliin kado nikahnya Haikal juga," sahut Kezia, nadanya berubah jadi agak males.

Saga diem sejenak terus abis itu dia ngangguk setuju, sejak Shella pindah—Kezia mulai sensi banget sama nama Haikal. Pernah minggu lalu ketemu di rumahnya Adnan, Kezia terang-terangan banget natap sinis ke cowok berkulit tan itu.

Teman Tapi Menikah [2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang